Bag 2

10 4 0
                                    

Tiga bulan kemudian, Qierin memutuskan untuk mencoba kegiatan baru untuk membantu penyembuhannya. Dia bergabung dengan klub debat kampus.)

"Serius, kamu mau ikut klub debat? Itu keren banget, Qierin!" Ucap Lia dengan antusias

"Aku pikir ini bisa membantu aku lebih percaya diri lagi. Lagipula, aku butuh tantangan baru." Qierin meyakinkan

Di klub debat, Qierin berusaha keras dan menunjukkan bakatnya. Perlahan-lahan, kepercayaan dirinya mulai kembali.

Qierin berjalan menuju ruang pertemuan klub debat.

"Oke, aku bisa lakukan ini. Ini adalah langkah besar untuk kembali percaya diri."

"Hai, Qierin! Senang kamu bisa bergabung. Kami butuh orang berbakat sepertimu." Ucap ketua klub debat dengan hangat menyambut

"Terima kasih, Kak Rina. Aku akan berusaha sebaik mungkin." Ucap Qierin dengan senyum malu

memberi pengarahan pada anggota klub.

"Oke, semua. Kita akan ada acara besar dua bulan depan, jadi kita perlu mempersiapkan semuanya dengan baik. Oh ya, hari ini kita kedatangan tamu spesial dari BEM universitas yang akan membantu kita.

Qierin terkejut ketika melihat Adit dan Sam masuk ke ruang pertemuan bersama anggota BEM lainnya.

"Halo, semua. Kami dari BEM datang untuk membantu mempersiapkan event debat ini. Saya Adit, dan ini Sam beserta teman bem yang lain." Ucap Adit sambil tersenyum ke semua orang

Qierin berusaha menyembunyikan keterkejutannya, menunduk sebentar kemudian menatap Adit dengan senyum tipis.

"Hai, Qierin. Senang lihat kamu di sini. Semangat ya, persiapan ini pasti seru." Adit menyemangati dengan tersenyum dikit

melanjutkan briefing.

"Jadi, kita akan bekerja sama dengan BEM untuk memastikan semua berjalan lancar. Kita butuh ide-ide segar dan kerjasama yang baik. Ada pertanyaan?" Ucap ketua klub

Anggota klub debat mulai berdiskusi, dan Qierin merasa semakin nyaman dalam lingkungannya yang baru.

Lia mengetahui dan menggoda Qierin saat istirahat.

"Tuh kan, bener kan, ikut klub debat nggak cuma bikin kamu lebih percaya diri, tapi juga bikin kamu lebih banyak ketemu orang baru."

"Iya, kamu benar, Lia. Ini membantu aku banyak. Tapi, aku nggak nyangka Kak Adit dan Sam bakal ada di sini juga." Qierin tersenyum

"Takdir menemukan kalian. Siapa tahu, ini tanda dari Tuhan kalau kalian memang harus sering ketemu." Ucap Lia sambil tertawa

Qierin mencubit lengan Lia pelan.

"Ah, kamu ini! Udah ah, aku balik ketempat kerja ya."

Setelah sesi pertemuan selesai, Qierin mendekati Sam.

Qierin dengan rasa penasaran.

"Sam, boleh aku tanya sesuatu?"

"Tentu, Qierin. Ada apa?" Ucap Sam dengan ramah

"Kenapa kamu dan Kak Adit mau bantuin klub debat kita?" Ucap Qierin penasaran

Sam menjelaskan dengan tenang.

"Karena kami tahu klub debat adalah salah satu representasi terbaik kampus dalam bidang akademik. Plus, kita ingin semua mahasiswa merasa didukung dan dilibatkan dalam kegiatan kampus."

"Terima kasih banyak. Aku mengerti, ini berarti banyak buat kami" Qierin lega

Setelah kejadian penolakan ajakan. Adit merasa tertusuk namun Adit tak tau kenapa sangat terasa. Adit berusaha tenang dan menghargai, rasanya ingin menanyakan banyak hal terhadap Qierin. Namun adit tak ingin mengganggu nya apalagi perempuan jika sudah memiliki trauma. Sehingga ia tidak akan menanyakan hal tentang dirinya lagi.

Selesai pertemuan, Qierin menghabiskan waktu lebih banyak dalam klub debat, semakin terlibat dalam persiapan acara, dan perlahan-lahan mengatasi traumanya.

Takdir Tak TerdugaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang