III

1.3K 188 16
                                    

"Si Yuta itu duda udah dua tahun, dia lagi cari istri baru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Si Yuta itu duda udah dua tahun, dia lagi cari istri baru. Jangan mau sama dia, dia suka fantasi fantasi jepang gitu, hati-hati di suruh cosplay."

Renjun cuma ketawa aja.

"Kalau Jhonny udah punya istri dia, anaknya udah masuk SMP."

"Beneran, Pak?"

Jeno mengangguk. "Bener. Makanya jangan mau sama dia, dia udah punya istri."

"Iya, Pak."

"Kalau Ten. Kamu jangan sampai ketipu sama tampang polosnya. Saya kasih tau kamu. Dia pro player."

"Kalau bapak?"

Wajah Jeno sedikit memerah dan dia menghindari kontak mata langsung dengan Renjun, Jeno tidak menyangka Renjun akan menanyakan soal dirinya.

"Sa- Saya?" Jawab Jeno sambil menggaruk belakang kepalanya, tanda khas seseorang yang sedang merasa canggung. "Saya masih sendiri."

"Oh."

Jeno menatap Renjun sambil tersenyum. "Cuma 'oh'?"

Pertanyaan Jeno terpotong oleh Pak Taeil yang mengantarkan pesanan mereka.

Jeno dan Renjun mulai makan dengan lahap.

Mie ayam yang disajikan terlihat menggoda dengan potongan ayam yang melimpah dan aroma kaldu yang kaya.

Jeno makan dengan cepat, menyelesaikan mangkuknya dalam waktu singkat. Di sisi lain, Renjun makan dengan lebih lambat, porsi ini terlalu banyak untuknya.

Selesai dengan makanannya, Jeno memperhatikan Renjun yang masih berkutat dengan mangkuknya.

"Kenapa? Kenyang?" tanya Jeno, menatap Renjun dengan rasa ingin tahu.

Renjun tersenyum malu-malu, "Iya, Pak. Mie ayamnya banyak banget."

Jeno tersenyum kecil dan mengulurkan tangannya, "Ya sudah sini."

Renjun terkejut ketika Jeno mengambil mangkuk mie ayamnya dan mulai memakannya.

"Pak, itu kan bekas saya." katanya dengan suara pelan, masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

Jeno hanya mengangkat bahu dan melanjutkan makan, "Nggak papa, saya masih laper."

Dalam hati, Jeno merasa ada sesuatu yang istimewa tentang berbagi makanan dengan Renjun, seolah ada kedekatan yang lebih dari sekadar atasan dan karyawan.

Setelah selesai makan, Renjun merogoh saku celananya, siap untuk membayar bagiannya. Namun, sebelum dia sempat mengeluarkan uang, Jeno sudah berdiri di kasir dan membayar semua makanan mereka.

"Pak, kok punya saya dibayarin juga?" Tanya Renjun, sedikit bingung.

Jeno tersenyum, "Karena ada uang makan dari bengkel. Lagipula, ini kan tanggung jawab saya sebagai atasan."

Istri Boss BengkelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang