VIII

1K 161 3
                                    

Setelah berpamitan dengan Mark, Jeno menghidupkan mesin mobil dan mereka melanjutkan perjalanan menuju rumahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah berpamitan dengan Mark, Jeno menghidupkan mesin mobil dan mereka melanjutkan perjalanan menuju rumahnya.

Sion duduk dengan nyaman di pangkuan Renjun, tangannya sesekali menunjuk ke luar jendela, terpesona oleh lampu-lampu jalan yang mulai menyala.

"Kak Renjun, lihat! Mobil merah!" seru Sion sambil menunjuk ke arah jalan.

Renjun tersenyum dan mengangguk. "Iya, itu mobil merah, Sion. Kamu pintar sekali."

Jeno menoleh sejenak, tersenyum melihat interaksi manis antara Renjun dan Sion. "Sion sudah tahu nama-nama warna, ya?"

Sion mengangguk antusias. "Iya, Om Jeno! Sion tahu banyak warna!"

Jeno tersenyum, merasa bangga. "Kalau begitu, apa kamu tahu warna apa yang Kak Renjun suka?"

Sion berpikir sejenak lalu menatap Renjun dengan penasaran. "Kak Renjun suka warna apa?"

Renjun tersenyum lebih lebar. "Kak Renjun suka warna kuning."

Sion bersorak gembira. "Sion juga suka warna kuning! Kak Renjun dan Sion sama!"

Jeno tertawa kecil, hatinya terasa hangat melihat kebersamaan mereka. "Wah, jadi Sion dan Kak Renjun sama-sama suka warna kuning, ya?"

"Benarrrr."

Perjalanan berlangsung dengan tenang, dipenuhi dengan percakapan ringan dan tawa kecil.

Setiap kali Jeno melirik ke arah Renjun dan Sion, hatinya terasa hangat melihat betapa nyamannya mereka bersama. Ia merasa seolah-olah sedang dalam perjalanan dengan keluarganya sendiri.

Sesampainya di rumah Jeno, Sion langsung meloncat turun dari mobil dengan semangat. "Aku mau main lagi!" serunya.

Renjun tertawa kecil sambil mengambil tasnya. "Nanti, Sion. Kita harus masuk dulu."

Jeno membuka pintu rumah dan mengajak mereka masuk. "Ayo, kita masuk. Renjun, kamu bisa taruh tasmu di kamar saya. Letakan disana saja."

Renjun mengangguk dan mengikuti Jeno masuk ke dalam rumah.

Sion berlari masuk dengan riang, langsung menuju ruang tamu untuk mencari mainan. Renjun menaruh tasnya di kamar tamu, lalu kembali ke ruang tamu bersama Jeno.

"Sion, sekarang sudah sore. Jadi sekarang Sion mandi dulu ya.." kata Jeno.

Renjun mengangguk. "Benar, sudah sore.."

Jeno mendekati Sion yang sedang bermain. "Sion, waktunya mandi."

Sion mengerutkan dahi dan menggeleng kuat. "Tidak mau mandi!"

Jeno menghela napas, mencoba merayu. "Ayo, Sion. Kamu harus mandi."

Namun, Sion tetap bersikeras dan mulai berlari mengelilingi rumah, menghindari Jeno.

Istri Boss BengkelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang