XXIV

603 156 32
                                    

Don't forget to vote and happy reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Don't forget to vote and happy reading

Jaemin dan Renjun berjalan masuk ke outlet Raket Chicken, restoran ayam cepat saji yang baru buka dan selalu ramai pengunjung.

Renjun sempat melongok ke arah warung Pak Taeil di seberang jalan, yang kini tampak sepi dengan garis polisi mengelilingi. Dia mengingat cerita para montir tadi pagi—warung Pak Taeil digerebek polisi karena ternyata tidak beroperasi dengan jujur.

"Kayaknya makan disini nggak papa, ya?" kata Renjun, setengah bercanda.

Jaemin tersenyum. "Pasti. Yuk, kamu duduk dulu saja, biar saya yang pesan." ujarnya, mengarahkan Renjun ke meja kosong di sudut ruangan.

Renjun menurut dan duduk di meja, sementara Jaemin pergi ke kasir untuk memesan makanan.

Renjun memperhatikan sekeliling, menikmati suasana yang berbeda dari biasanya.

Tak lama kemudian, Jaemin kembali dengan dua piring berisi ayam goreng yang menggugah selera. Ia meletakkan satu piring di depan Renjun dan yang satunya lagi di depannya sendiri.

"Paha untuk saya, dada untuk kamu." kata Jaemin sambil tersenyum. Dia juga membawa dua gelas cola dingin yang diletakkannya di tengah meja.

"Terima kasih, Pak... Jaemin." ucap Renjun sambil tersenyum, masih terbiasa memanggil dengan formalitas.

Jaemin hanya mengangguk, terlihat senang. "Panggil Mas aja, nggak papa."

"Ah, enggak ah."

Jaemin tidak ambil pusing. "Udah cuci tangan? Mau bareng?"

Mereka berdua menuju wastafel untuk mencuci tangan sebelum makan.

Saat itu, tanpa sengaja, tangan Jaemin menyentuh tangan Renjun ketika mereka berdua hendak mengambil sabun cair.

Cessss

Sentuhan yang tiba-tiba itu membuat Renjun sedikit terkejut, dan mereka saling berpandangan sesaat, mata mereka bertemu.

"Oh, maaf." Jaemin buru-buru menarik tangannya, senyum canggung menghiasi wajahnya.

"Nggak apa-apa." balas Renjun sambil tersenyum, berusaha tidak terlalu memperlihatkan keterkejutannya.

Hati Renjun berdetak lebih cepat, merasa kesal dengan dirinya sendiri. Kenapa sih cowok cowok ini? Kemarin Jeno sekarang Jaemin.

Mereka kembali ke meja setelah mencuci tangan, duduk berhadapan sambil mulai menyantap makanan.

Meski suasana canggung sempat muncul, keduanya berusaha untuk tetap menikmati makan siang itu.

Renjun merasa ada yang berbeda dengan perhatian Jaemin, tapi ia memilih untuk tidak memikirkannya terlalu jauh. Yang penting, saat ini ia merasa nyaman, meski sedikit aneh dengan perhatian Jaemin yang lebih dari biasanya.

Istri Boss BengkelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang