Don't forget to vote and happy reading
Jisung mengantar Renjun pulang dengan sepeda motornya.
Angin malam yang sejuk menyelimuti perjalanan mereka, menenangkan hati Renjun yang masih gelisah. Keduanya tidak banyak bicara, hanya menikmati kebersamaan dalam diam.
Setelah beberapa menit, mereka tiba di depan rumah Jeno.
Renjun turun dari motor dan tersenyum pada Jisung. "Makasih banyak, Sung."
Jisung mengangguk. "Hati-hati ya, Jun. Kalau ada apa-apa, langsung hubungi aku."
Renjun mengangguk, kemudian melambai saat Jisung pergi. Ia berdiri di depan rumah, memperhatikan sekeliling. Lampu rumah belum menyala.
"Kemana sebenarnya orang ini?" gumamnya pelan, merasa sedikit khawatir karena Jeno belum juga pulang.
Dengan langkah pelan, Renjun masuk ke dalam rumah.
Suasana sepi menyambutnya, hanya suara langkah kakinya yang terdengar.
Renjun menyalakan saklar lampu, lalu ia melepaskan sepatunya dan langsung menuju kamar mandi.
Setelah membuka pintu, ia mulai melepaskan pakaian dan menyiapkan air hangat.
Di kamar mandi, Renjun membiarkan air hangat mengalir di tubuhnya, mencoba merelaksasikan pikiran. Ia menggosok tubuhnya dengan sabun, membersihkan setiap sudut dan menikmati sensasi segar yang diberikan air.
Sambil mandi, pikirannya terus berputar, memikirkan tentang Jeno dan hubungannya.
Setelah selesai mandi, Renjun mengeringkan tubuhnya dengan handuk lembut. Ia mengenakan pakaian santai dan berjalan ke dapur.
Meski belum ada tanda-tanda Jeno pulang, ia memutuskan untuk memasak makan malam. Siapa tahu Jeno pulang dan butuh makan.
Renjun memeriksa bahan makanan yang ada di dapur. Ia menemukan beberapa bahan sederhana dan mulai memasak. Ia memotong sayuran, menumis bumbu, dan merebus air untuk nasi.
Saat semua bahan sudah siap, ia mulai memasak dengan hati-hati. Aroma harum mulai memenuhi dapur, memberikan rasa nyaman.
Sambil memasak, Renjun terus memikirkan apa yang harus ia lakukan.
Jeno memang orang yang baik, tapi ia masih belum yakin tentang perasaannya sendiri.
Apakah ia bisa terus tinggal di sini? Bagaimana jika perasaannya tidak pernah berubah? Semua pertanyaan itu terus berputar di pikirannya.
Lagian kenapa Jeno begitu percaya kepadanya?
Setelah beberapa waktu, makan malam pun selesai dimasak.
Renjun menata makanan di meja makan, berharap Jeno akan segera pulang. Ia duduk di meja, menatap makanan yang sudah ia siapkan, dan berharap bahwa malam ini akan ada jawaban dari semua keraguannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Boss Bengkel
Fiksi Penggemar[NOREN] [BL] Renjun, mahasiswa IT yang tinggal nunggu wisuda, direkomendasikan oleh tetangga kosnya buat magang bantu - bantu digitalisasi bengkel temennya. Tapi bukannya magang malah jadi istri bos bengkel.