Pagi itu, Renjun tiba di bengkel pukul sembilan pagi, jadwal kerja nya memang beda dari jadwal kerja para montir. Bukan bermaksud malas-malasan, tapi memang begitu ketentuannya.
Bengkel sudah mulai ramai dengan pelanggan yang datang dan pergi ketika Renjun datang.
Renjun bersyukur karena masuk kerjanya tidak terlalu pagi, karena hari ini Renjun harus terpaksa naik bis sebab ban motornya bocor.
Suara mesin yang berdengung dan aroma khas oli menyambutnya saat dia memasuki bengkel.
Yuta, Johnny, dan Ten terlihat sibuk dengan pekerjaan masing-masing.
Yuta tampak sedang memeriksa sistem rem pada sebuah mobil, berjongkok sambil teliti mengamati setiap komponen.
Sedangkan Johnny dengan teliti mengganti oli pada motor besar, tangannya cekatan membuka baut dan mengganti filter oli.
Sementara itu, Ten sedang melakukan pemeriksaan rutin pada mesin mobil, sesekali mengelap tangannya yang berminyak dengan kain.
"Pagi, bang." Sapa Renjun ketika melewati ketiganya.
Yuta balas menyapanya dengan senyum lebar, "Selamat pagi, Dek!"
Tanpa buang - buang waktu, Renjun segera menuju ke kantor untuk mendapatkan arahan lebih lanjut.
Jeno sudah menunggunya dengan laptop terbuka di meja, matanya yang tajam namun terlihat ramah memperhatikan setiap gerak-gerik Renjun.
"Selamat pagi, Renjun. Sudah siap bekerja?" tanya Jeno dengan ramah, suaranya terdengar hangat dan penuh antusiasme.
"Selamat pagi, Pak Jeno. Saya siap!" jawab Renjun dengan semangat, mencoba menyembunyikan kegugupannya.
"Oke, kita mulai dengan sistem yang kita punya sekarang. Tolong kamu cek apakah ada yang perlu diubah atau tidak."
"Baik, Pak."
"Lalu ini daftar barang yang kita jual di bengkel ini. Saya mau kamu bikin barcode untuk setiap item, karena nanti akan saya buat mesin scanner di kasir. Jadi nanti kalau ada yang barang terjual, stok barang di komputer otomatis berkurang." jelas Jeno, suaranya tegas namun bersahabat.
Renjun mengangguk, mulai memahami tugas pertamanya.
Renjun pun mulai bekerja, Jeno beberapa kali bertanya adakah kesulitan yang Renjun temui? Tapi Renjun menjawab belum ada.
Renjun menghabiskan beberapa jam memeriksa lalu mencatat apa saja yang perlu diperbaiki.
Jeno selalu curi-curi pandang, merasa kagum dengan kecepatan dan keakuratan Renjun dalam bekerja. Sudah cantik, bisa kerja lagi.
Renjun teliti dalam mencatat setiap item, membuat barcode, dan memasukkannya ke dalam sistem komputer.
Sementara itu, di bengkel, Yuta, Johnny, dan Ten terus bekerja dengan sesekali mengobrol tentang Renjun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Boss Bengkel
Fanfiction[NOREN] [BL] Renjun, mahasiswa IT yang tinggal nunggu wisuda, direkomendasikan oleh tetangga kosnya buat magang bantu - bantu digitalisasi bengkel temennya. Tapi bukannya magang malah jadi istri bos bengkel.