Jangan lupa vote dan komen best readers aku ❤️
***
Kini Nala sudah sampai di salah satu resort yang menjadi pilihan Dikta. Yang berada tidak jauh dari pantai. Pantainya tidak terlalu ramai, karena tidak dibuka untuk umum. Jadi, sangat cocok untuk pasangan yang sedang berbulan madu.
"Ayo masuk," ajak Dikta memasuki kamar dengan seprai putih itu.
Nala bergerak mendekati jendela. Membuka tirai putih yang menutupinya. Betapa takjubnya Nala melihat private kolom renang yang langsung menghadap ke air laut.
Hamparan birunya air laut berpadu dengan hijaunya tumbuhan dan beberapa pulau-pulau kecil begitu memanjakan mata.
"Mas Dikta, terimakasih," ucap Nala dengan tatapan penuh haru.
"Sama-sama sayang," balas Dikta mengusap dengan lembut puncak kepala Nala.
"Aku boleh minta sesuatu nggak?" tanya Dikta.
"Minta apa?"
"Bisa nggak kamu biasakan panggil aku mas?" ujar Dikta ragu.
Jika kemaren mama yang minta, maka sekarang ini permohonan langsung dari Dikta.
"Boleh, mulai sekarang aku panggil mas Dikta."
"Bagus, aku nggak mau keduluan Aska dipanggil mas."
"Astaga, jadi alasannya itu." Alasan Dikta membuat Nala geleng-geleng kepala.
***
Setelah beristirahat beberapa saat, kini Nala dan Dikta memilih keluar. Mereka akan berjalan-jalan di sekitaran pantai. Menikmati deburan ombak yang menenangkan.
"Topinya dipake," ujar Dikta membenarkan posisi topi milik Nala.
Nala hanya tersenyum kemudian segera berlari mengejar air laut yang mendekat ke tepi pantai. Saat air laut mendekat ia mundur perlahan, saat air laut menjauh perempuan itu justru mengejar.
"Kayak anak kecil," ucap Dikta tersenyum di samping Nala.
"Seru tau," balas Nala kini sudah membasahi kakinya dengan air laut.
"Sini aku pegangin." Dikta mengambil sandal yang semula dibawa Nala.
"Kita ke sebelah sana," ajak Dikta.
Pasangan baru itu kembali berjalan dengan tangan yang bergandengan. Hanya ada mereka dan dua pasangan lainnya di pantai ini. Suasana menjadi tenang dan menyenangkan untuk mereka menghabiskan waktu berdua.
"Indah banget ya," ucap Nala tidak berhenti mengagumi ciptaan tuhan yang tersaji di depan matanya.
"Iya, kamu indah banget," balas Dikta justru menikmati ciptaan tuhan yang lain.
"Ih, aku lagi ngomongin pantai."
"Iya, pantai dan kamu indah."
"Gombal," ujar Nala menyiram Dikta dengan air.
"Eh, basah sayang."
"Biarin," balas Nala justru semakin menjadi memainkan air laut ke arah Dikta.
"Oh gitu." Dikta segera berlari untuk menangkap Nala.
"Hahaha, nggak bisa," ledek Nala yang berhasil melarikan diri.
Dua insan manusia itu kini sudah berlarian seperti anak kecil. Mereka sudah tidak peduli dengan baju mereka yang basa terkena air laut. Keduanya justru terlihat asyik berlarian menerobos air ombak yang mendekati pantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Harus Bersama
Random"Disatukan karena persahabatan, berpisah setelah pacaran dan kembali ditakdirkan dalam ikatan pernikahan" Nala tidak pernah berpikir bahwa ia akan kembali terikat dalam sebuah hubungan dengan Dikta. Setelah lima tahun mereka memilih jalan masing-mas...