Sebelum lanjut membaca vote dulu yuk❤️ nah sambil baca jangan lupa tinggalin komentarnya😉
Setelah menikmati jalanan malam, keduanya kini sudah kembali ke resort. Ada rasa lelah memang setelah jalan-jalan seharian. Namun, rasa senang lebih mendominasi keduanya.
"Aku mandi duluan," ujar Nala.
"Iya, aku juga mau cek email kantor dulu."
"Liburan masih aja ngurus kerjaan," gumam Nala kemudian melangkah menuju kamar mandi.
Setelah setengah jam berada di kamar mandi akhirnya Nala keluar.
"Masih belum selesai?" tanya Nala pada Dikta yang masih sibuk dengan laptop.
"Udah kok," jawab Dikta menutup laptopnya.
"Wangi banget," ujar Dikta ingin memeluk Nala.
"Eits, mandi dulu."
"Harus banget mandi dulu?"
"Iya," jawab Nala tegas.
"Habis mandi boleh peluk-peluk?" tanya Dikta tersenyum jahil.
"Pokoknya mandi dulu," ucap Nala tak menjawab pertanyaan Dikta.
"Oke, mandi dengan segera." Laki-laki itu berlari dengan penuh semangat. Ia seperti akan mendapatkan hadiah saat nanti keluar dari kamar mandi.
Sementara Nala kini sedang memakai skincare miliknya sembari menunggu Dikta mandi. Namun, rasa kantuk lebih dulu menyerang perempuan itu. Ia sudah tidak bisa menahan matanya yang sudah lima watt.
Dikta keluar dari kamar mandi dengan bersenandung kecil. Ia berjalan mendekat ke arah Nala dengan senyum sumringah. Namun, senyum itu seketika memudar saat melihat sang istri sudah tertidur pulas.
"Sayang," panggil Dikta dengan lembut.
Ditusuk-tusuknya pipi Nala dengan telunjuk Dikta. Namun, tidak ada pergerakan dari perempuan itu. Ia benar-benar tertidur pulas.
"Pupus sudah harapan," ucap Dikta dengan lemas.
Akhirnya laki-laki itu memilih tidur di samping Nala. Mencoba menghibur diri, hari esok masih banyak kesempatan. Bisa dicoba lagi.
***
"Mas Dikta ayo," seru Nala sudah siap dengan barang bawaannya.
"Sabar sayang," ujar Dikta mengambil alih koper dari tangan Nala.
Kini tujuan mereka adalah tempat terakhir yang disiapkan Dikta. Sebelum besok mereka akan kembali pulang.
Mereka kembali melalui perjalanan menggunakan mobil untuk sampai di sana. Cukup jauh memang jarak tempat selanjutnya dengan resort mereka sebelumnya.
"Ini kapan boleh buka mata?" tanya Nala dengan mata yang tertutup kain.
"Bentar," ujar Dikta memastikan posisi keduanya aman.
"Sekarang boleh," sambung Dikta membuka kain yang menutup mata Nala.
"Glamping?" tanya Nala kembali memperlihatkan binar dimatanya. Dikta mengangguk dengan seulas senyuman.
"Suka?" Nala mengangguk dengan cepat.
Bagaimana Nala tidak suka, tempat ini begitu indah. Berada di atas ketinggian dengan pemandangan laut di bawahnya. Tenda-tenda cantik yang berjejer, dihiasi lampu-lampu yang menambah kesan romantis.
"Sayang liat," ujar Dikta mengarahkan Nala pada arah matahari terbenam.
Nala benar-benar takjub, ia bisa dengan jelas menikmati warna jingga dari proses terbenamnya sang surya. Cuaca yang mendukung, tidak ada awan yang menutupi. Hanya ada warna jingga yang indah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Harus Bersama
Random"Disatukan karena persahabatan, berpisah setelah pacaran dan kembali ditakdirkan dalam ikatan pernikahan" Nala tidak pernah berpikir bahwa ia akan kembali terikat dalam sebuah hubungan dengan Dikta. Setelah lima tahun mereka memilih jalan masing-mas...