Pada setiap kepercayaan mengajarkan tentang bagaimana menjadi manusia yang taat, beribadah, melakukan semua kebajikan selama hidup di dunia dan menjauhkan larangan-Nya. Pada kepercayaan apapun itu, Kita diminta untuk beribadah, guna memperkuat Jiwa dan rohani dari dalam untuk menjauhkan diri dari dosa.
Namun manusia adalah makhluk yang fana, mereka berwujud tetapi di dalam diri mereka terdapat hasrat dan nafsu yang tak bisa di kendalikan. Manusia, inginkan segalanya. Manusia ingin menguasai segalanya. Naluriah manusia adalah mendapatkan apapun yang mereka inginkan. Kesenangan, kekayaan, kebahagiaan, kecantikan, ketampanan, kekuasaan. Sifat tamak sudah mendarah daging. Dari manusia terdahulu hingga manusia yang sekarang.
Kita, sebagai manusia, punya batas kemampuan. Lantas, untuk menggapai semua keinginan yang tak terbatas itu? Dari mana manusia akan mendapatkannya? Makhluk yang terbatas ini tak mampu menggenggam apapun. Ia hanya punya dua tangan untuk mencari dan memeluk. Tak bisa kuasai dan kendalikan apapun dengan kedua tangan itu.
Hal itu yang menimbulkan ada sebahagian orang yang ingin melakukan apapun untuk mendapatkan yang mereka inginkan. Ada orang yang ingin membunuh satu sama lain, melakukan hal-hal buruk, dan bahkan menjual dirinya pada kegelapan hanya karena mereka ingin mendapatkan apa yang mereka dambakan.
Di dalam ajaran Agama Budha kami percaya bahwa sejatinya hidup manusia yang sekarang adalah bentuk atas apa yang mereka lakukan pada kehidupan sebelumnya. Mereka yang sengsara pada masa kini adalah mereka yang melakukan hal buruk dan kerusakan pada masa kehidupan sebelumnya. Lantas, bagaimana jika seorang manusia melakukan hal paling buruk demi mengejar Hasrat duniawi nya?
Mereka tidak akan lahir kembali. Mereka akan menjadi makhluk, Dalam ajaran Budha, yang kami sebut sebagai Mara. Mara adalah mereka yang tidak diterima oleh surga, dan dijanjikan untuk memasuki Neraka penyiksaan yang abadi. Namun mereka menolak. Mara, adalah mereka yang berada di dalam kegelapan, diantara alam kematian, dan alam kehidupan. Para ruh yang masih belum bisa meninggalkan bumi, hanya karena masih tersangkut oleh keinginan duniawi mereka.
Mara adalah entitas yang nyata. Mereka adalah sesuatu yang selalu mengintai di belakang punggung manusia. Yang menginginkan tubuh untuk mereka huni kembali, demi mencapai apa yang tidak pernah mereka dapatkan di dunia.
Mara bukanlah individu, Mara adalah segerombolan. Ratusan jiwa mati kelaparan, yang berkumpul menjadi satu. Berlapis lapis hingga tak terbentuk. Mara, adalah Makhluk jahat yang menggoda Sang Budha dari ketenangan di bawah pohon bodi.
Mara adalah Iblis. Dalam ajaran Budha, ia memiliki banyak nama. Ia memiliki banyak julukan. Dari ratusan tahun yang lalu, makhluk ini selalu mencoba untuk membebaskan dirinya. Namun, diantara kegelapan dan kebatilan, pasti ada orang yang berdiri pada sisi terang dan kebenaran. Pasti ada orang yang akan membawa suluh cahaya dalam kegelapan yang mencekam.
Atas izin Yang maha kuasa mereka diberi kemampuan untuk melawan, sejatinya manusia itu jauh lebih kuat atas hawa nafsunya sendiri. Dengan kemampuan itu pula yang ia gunakan untuk melawan Mara.
Pada kepercayaan kami, kemampuan itu diturunkan turun temurun. Seseorang yang di berikan rahmat untuk membawa cahaya suluh api demi melawan Iblis. Ketika tangannya membawa api, kegelapan dan makhluk seisinya pun akan menyingkir. Orang-orang bersama kemampuan hebat ini. Kami menyebutnya dengan istilah Mudang.
Dan Hidup seorang Mudang tidak lah mudah. Sebelah kakinya akan terkatung oleh dunia nyata, sebelahnya kakinya yang lain akan digerogoti oleh dunia kegelapan. Seumur hidup ia akan bertanggung jawab untuk menjaga agar Mara tidak terlepas dari tempatnya. Terkadang, keluarga yang di anugerahi dengan kemampuan ini berpikir, apakah kemampuan yang mereka dapatkan adalah sebuah Rahmat bagi manusia, atau malah sebuah kutukan baginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KUDA-GITSU [EBOOK]
HorrorLalisa adalah seorang Penggiat Seni yang meninggalkan Provinsi Buriram kampung halamanya menuju Bangkok untuk menggapai cita-citanya sebagai seorang Dancer. Pada suatu malam, sang Bibi menelpon, bahwa Nenek Lalisa yang merupakan seorang Paranormal s...