Hai sahabatku.. ini hanya teaser ya.. untuk baca lengkap, silahkan purchase ebooknya langsung kenomor whats app 085157883199 atau 085161890331
Selamat pagi... akhirnya Kim Jennie kembali merasakan rumah, ketika bangun tidur senyum terbaiklah yang dilihat oleh Jennie saat ini. Ia baru saja membuka mata, bangkit dari kasurnya, dan keluar dari kamar dan hal pertama yang ia lihat adalah Lalisa. Gadis itu mengenakan celemek dan sibuk di meja makan.
"Selamat pagi Nona Manoban. Kau sedang apa?" Jennie mendekat ke meja makan. Ia lihat ada hot pot Galbittang pedas, Sup rusuk sapi yang dagingnya super lembut tetapi kuahnya sangatlah gurih dan pedas. Ada juga telur dadar gulung dan dua mangkuk nasi.
Tidak begitu banyak menu, tetapi memasak nasi dan daging bukankah itu sangatlah repot? Terutama Jennie tahu bahwa apartemennya tidak punya stok bahan makanan. Itu artinya Lalisa pasti repot-repot belanja ke Swalayan di pagi buta hanya untuk mempersiapkan sarapan.
Jennie menghela nafas, "Sebenarnya kita bisa makan roti saja. Kupikir aku masih punya roti dan susu, mengapa kau harus menyusahkan dirimu begitu untuk memasak begini Lalisa?"
Lalisa garu garuk kepala. Ia hanya cengengesan memamerkan gigi rapinya itu. "Tidak begitu, mengapa kau tak duduk saja hm? Dan coba nikmati makanannya" Lalisa menarik kursi, lalu ia paksa Jennie duduk disana, sementara dirinya duduk di kursi di seberang Jennie.
Ia buka dua mangkuk nasi hangat dan berikan pada Jennie salah satunya. Meski, nasinya kemasan instan yang baru saja keluar dari microwave. Sudah dibilang, Jennie tak punya stok bahan makanan apapun di rumahnya. Jadi Lalisa hanya bisa membeli nasi porang instan di supermarket.
Mata Lalisa berbinar berbinar untuk menunggu reaksi Kim Jennie yang sedang menyuap kuahnya. Jennie tahu, bahwa Lalisa menunggu penilaiannya. Ia sengaja memainkan ekspresi yang berupa-rupa. Menambah ketegangan Lalisa yang sedang di review masakannya.
"Bagaimana? Enak? Kau suka?"
"Hmmmm.. bagaimana ya.." Jennie sengaja berlama-lama.
"Tidak enak ya?" Belum Jennie menjawab Lalisa lebih dulu memasang wajah sedihnya.
"Enak, aku hanya menggodamu saja. Supnya enak, kuahnya gurih dan kental. Aku bisa merasakan bumbu pedas dari saus gochujangnya dan juga minyak wijennya. Kau sangat pandai memasak. Kupikir, aku Benar-Benar bisa makan makanan seperti ini setiap hari"
"Sepertinya kau harus tinggal disini selamanya, agar aku bisa makan enak setiap hari. Bagaimana?"
Wajah Lalisa seketika memerah, ia baru saja menyuap nasi putihnya kedalam mulut tetapi terbatuk,
Tinggal selamanya? Apa maksudnya? Berpacaran? Begitu kah? Hanya orang yang berpacaran yang bisa tinggal seatap untuk waktu yang lama. Itulah yang Lalisa pikirkan ketika ia mendengar kosa kata tinggal serumah untuk selamanya.
"Maaf, nasinya seret, jadi nyangkut di tenggorokan" Jawab Lisa berkilah.
Jennie menyodorkan segelas air padanya. "Ya, aku mengerti mengapa kau sampai terkejut begitu. Karena memang, konsep untuk tinggal bersama itu agak rancu. Biasanya dua orang hanya akan serumah hanya karena tiga hal, pertama hubungan keluarga, kedua pernikahan, ketiga sepasang kekasih" kata Jennie menjelaskan. "Terserah, kau mau pilih yang mana."
Sendok Lisa langsung jatuh ke lantai. Entah mengapa ia berantakan sekali hari ini di meja makan. Ia Benar-Benar gugup ketika Kim Jennie bicara seperti itu padanya. Salah tingkah yang berujung membuatnya terlihat agak bodoh.
"Jadi? Kau menganggap aku adalah keluargamu?" Lalisa memilih opsi pertama. Karena ia tak ingin muluk-muluk. Jennie tak mungkin memilih opsi kedua atau ketiga untuk menjadi alasan mereka tinggal bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
KUDA-GITSU [EBOOK]
HorrorLalisa adalah seorang Penggiat Seni yang meninggalkan Provinsi Buriram kampung halamanya menuju Bangkok untuk menggapai cita-citanya sebagai seorang Dancer. Pada suatu malam, sang Bibi menelpon, bahwa Nenek Lalisa yang merupakan seorang Paranormal s...