Hai sahabatku.. ini hanya teaser ya.. untuk baca lengkap, silahkan purchase ebooknya langsung kenomor whats app 085157883199 atau 085161890331
Setelah menyelesaikan urusan administrasi Lalisa, meski sedikit ada kendala karena pihak rumah sakit tidak menyarankan untuk Lalisa pulang paksa. Pada akhirnya gadis itu bisa meninggalkan rumah sakit berkat bantuan dari Kim Jennie.
Malam ini mereka akan berpisah Jalan. Kim Jennie akan pulang ke rumah orang tuanya, karena ia hendak memastikan sesuatu dirumah, sekaligus makan bersama dengan kedua orang tuanya. Mereka tak akan ikut dengan yang lain untuk mendatangi Kuil Bhikkhu di Gunung Jiri. Sementara Sisanya, Roseanne, Jisoo dan Lalisa. Mereka lah yang akan pergi mendatangi Kuil Gunung Jiri, demi mencari tahu soal Silsilah penulis buku yang Jisoo temukan. Buku yang dikira punya kaitan dengan peristiwa terkutuk yang membuat keluarga Lalisa menjadi Penjaga Iblis turun temurun.
Sialnya, malam itu hujan lebat. Wiper mobil Range Rover milik Jisoo jadi bergerak tanpa henti menghalau air hujan yang menyebabkan kaca menjadi buram. Mereka sampai di pendakian Gunung Jiri ketika malam sudah mulai agak larut. Jalan pun cukup licin, untungnya Mobil Kim Jisoo sudah dirancang untuk menghadapi medan yang seperti itu.
Sampai lah pada akhirnya mereka didepan gerbang Kuil Bhikkhu Gunung Jiri, tempat seribu Bhikkhu berbakti dan berdoa. Kuil ini benar-benar berada diatas pegunungan, menuju gerbang hanya jalan disediakan jalan setapak papi blok sehingga mobil Jisoo tak bisa menaikinya. Sisanya mereka harus berjalan kaki dari gerbang hingga ke pelataran kuil.
"Lisa ya? Lihat di belakangmu, kalau tidak salah, aku menaruh dua buah payung disana" Kata Jisoo memerintahkan Lisa untuk memeriksa.
"Oh iya, aku menemukannya. Kau ambil satu, dan aku ambil satu. Aku dan Roseanne akan menggunakan payungnya satu berdua"
"Jangan" kelat Jisoo dengan cepat, "Kau pakai payung itu saja sendiri. Biarlah aku dengan Roseanne yang memakai payung satu berdua. Lehermu masih sakit" Jawab Jisoo.
"Baiklah, terimakasih"
Mereka pun turun dari mobil, datang ke kuil dengan berjalan kaki. Kuil itu terlihat sungguh hangat meski di sekarang sangat dingin. Ada lampu lentera yang tergantung di depan pagar gerbangnya. Gerbangnya tak ada penjaga, tetapi juga tak dikunci. Lisa yang berjalan lebih dahulu. Dia lah yang membuka pagar itu.
Sedangkan Jisoo, ia sepayung dengan Roseanne. Konsepnya sepayung berdua, tetapi Roseanne heran, lebih tepatnya Jisoo yang memayungi Roseanne. Payung yang bulat itu lebih condong untuk menutupi Roseanne sebadan-badan agar tidak basah. Sementara Jisoo? Ia hanya dapat setengah nya saja. Sebelah bahunya sudah basah kuyup oleh air hujan. Padahal sekarang sedang dingin sekali, ditambah areal ini adalah wilayah pegunungan.
Roseanne hanya menatap lama pada Jisoo, di dalam hati ia heran, Jisoo seperti tak sadar bahwa ia memberikan payung sepenuhnya untuk dirinya sementara Jisoo membiarkan dirinya basah. Atau memang, Kim Jisoo adalah tipikal orang yang seperti itu, wanita dengan bahasa act of service sungguhlah unik, begitu Roseanne berpikir. Sialnya untuk mencapai pelataran kuil pun mereka harus mendaki seribu anak tangga. Sudahlah menghadang hujan, mereka juga harus menghadapi latihan fisik.
"Haiiiihhh.. aku paling buruk kalau soal mendaki anak tangga" Keluh Jisoo sambil menghela nafas. "Aissh, bayangkan kalau tinggal disini setiap hari, mungkin aku tidak perlu ke gym untuk menjaga berat badan. Naik turun tangga saja sudah mau mati lelahnya"
Kim Jisoo terseok di setiap langkah dengan tubuh yang sudah setengah basah itu. Roseanne kasihan padanya, lantas Roseanne merangkul pinggang Jisoo dan mendekapnya lebih erat. "Maaf eonni, aku harus memelukmu. Agar kau juga mendapatkan payung" Ucap Roseanne.
KAMU SEDANG MEMBACA
KUDA-GITSU [EBOOK]
HorrorLalisa adalah seorang Penggiat Seni yang meninggalkan Provinsi Buriram kampung halamanya menuju Bangkok untuk menggapai cita-citanya sebagai seorang Dancer. Pada suatu malam, sang Bibi menelpon, bahwa Nenek Lalisa yang merupakan seorang Paranormal s...