TEASER 6

124 12 0
                                    

Hai sahabatku.. ini hanya teaser ya.. untuk baca lengkap, silahkan purchase ebooknya langsung kenomor whats app 085157883199 atau 085161890331

Lalisa POV

Aku dan ayah ibuku pergi ke Korea Selatan. Kedua orang tuaku menemani ku untuk menyelesaikan tugas ini untuk yang terakhir kalinya. Setelah aku ditahbiskan di Kuil Budha, dihari yang sama aku langsung terbang dari Thailand menuju Korea Selatan.

Bhikkhu Tao bilang bahwa selambat-lambatnya, wadah terkutuk ini harus telah sampai di Kuil Gunung Jiri sebelum para Bhikkhu berdoa masal untuk hari Suci Visaka. Jadi aku harus sampai di kuil itu sebelum mereka melakukan sembahyang.

Setelah beberapa jam menempuh perjalanan dengan menggunakan pesawat, pada akhirnya kami pun telah sampai di Korea Selatan, Di Bandara Incheon International Airport. Kami sampai disini tepat tengah malam, pukul dua pagi dini hari.

Duduk terlalu lama selama di pesawat membuat ku sangat mengantuk, dan aku ingin mencuci wajahku sejenak agar aku merasa lebih segar. Jadi aku bilang pada ayah dan ibuku dulu. "Aku ingin ke Toilet sebentar, Ibu dan ayah tunggulah disini"

Aku membawa Peti yang sudah di segel itu bersamaku ke dalam toilet. Sesampainya di toilet aku meletakkannya di samping Wastafel. Lalu ku nyalakan keran dan aku basuh wajahku dengan air dingin. Disaat wajahku terkena air, dari ujung mata ini aku sempat melirik kaca.

Di dalam toilet ini aku sadar bahwa aku hanya berdiri sendirian. Tak ada orang lain selain aku. Namun ketika aku membungkuk dan membasuh wajahku, aku melihat pantulan seseorang yang berdiri dibelakang ku melalui cermin yang ada didepan. Seorang perempuan, dengan rambut sebahu. Aku kenal dia, Dia adalah Bibi Phad, Kulit tangannya menghitam dan terbakar. Persis, dengan sebelah matanya yang mencelat keluar. Seperti ketika matanya terlepas setelah aku pukuli dengan kursi sebelum ia mati. Dari bayangan cermin itu dia berdiri di belakangku seolah olah menunggu dan terus mengintai.

"Sial!" Aku berteriak dan terperanjat. Aku menoleh ke belakang, tetapi tak ada siapa-siapa disana. Aku masih mengingat dengan jelas rupa seseorang yang berdiri di belakang ku itu.

"Tidak, tidak, itu hanya halusinasi saja. Bibi Phad telah mati. Ia telah dibakar menjadi abu. Apa yang aku lihat tidak lah benar!"

Aku terus menguatkan imanku dan tak percaya dengan apa yang baru saja aku lihat dari pantulan cermin itu. Tetapi semua keberanianku kembali buyar, saat aku mendengar pintu dari salah satu bilik toilet tiba-tiba berbunyi.

Kriiiiiiieeeet! Aku melihat dengan kedua mata kepalaku sendiri pintu itu tertutup dengan sendirinya. Seolah olah ada orang yang baru saja masuk kedalam sana dan menutup pintunya. Diikuti suara keran yang menyala setelahnya.

Padahal aku tahu, aku disini sendirian. Tak ada orang yang memasuki toilet selain aku. "Hallo?" Panggil ku kearah situ. Bahkan suaraku menggema di toilet ini.

Deg,

Deg,

Deg,

Sungguh, dadaku bergemuruh kencang. Aku mengambil peti itu dan membawanya lagi. Lalu melangkah perlahan kearah bilik toilet yang tertutup itu.

"Apa ada orang disini?" Tanya ku sekali lagi. Namun tak ada yang menjawab selain dari keheningan yang mencekam. Lampu toilet itu berkedip-kedip. Menambah tenggorokan ku yang semakin mencekat. Aku harus melalui ini. Aku harus tetap membuat kedua mataku terbuka. Selangkah demi selangkah menuju bilik toilet yang tertutup itu.

Tanganku sungguh dingin dan kaku. Perlahan-lahan aku dorong pintu toilet itu. Kriiiiiiiieet... ketika pintunya merenggang, tak siapapun kulihat disana. Bilik toilet itu kosong melompong.

KUDA-GITSU [EBOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang