Hai sahabatku.. ini hanya teaser ya.. untuk baca lengkap, silahkan purchase ebooknya langsung kenomor whats app 085157883199 atau 085161890331
Kim Jennie POV
Untuk kesekian kalinya aku berusaha lagi untuk menemui Lalisa. Kali ini aku datang bertiga, dengan Kakakku Jisoo dan juga dengan Roseanne. Kemarin waktu aku datang sendiri aku gagal meyakinkan Lalisa untuk bangkit. Barangkali, bila kami datang bertiga, itu mampu membuatnya merasa lebih yakin dan tidak merasa sendirian. Lalisa menjadi kehilangan semangat untuk menghadapi ini semua karena ia merasa bahwa semua ini terjadi karena dirinya. Ia meletakkan semua kesalahan itu padanya dirinya sendiri. Jadi aku datang dengan Jisoo eonni dan Roseanne untuk mengajaknya bangkit kembali. Karena kami harus menghadapi ini bersama. Makhluk itu masih harus dibekuk, kami membutuhkan Lalisa. Karena adalah satu satunya senjata yang kami punya untuk menangkap makhluk itu.
Mobilku berhenti didepan tempat tinggalnya, kami pun turun, lalu menuju lantai dua, pada studio atap tempat Lalisa tinggal. Aku mengetuk pintu rumahnya beberapa kali. "Lalisa? Ini aku, buka pintunya." Rumah itu hanya diam saja. Tak ada tanda-tanda ia akan membuka kan pintu.
"Lisa ya?" Panggilku lagi. Roseanne pun membantu untuk memanggil Lisa. Beberapa kali kami memanggil dari luar Lalisa tidak menjawabnya.
"Jennie ya, ambil ember cat itu" Jisoo eonni menyuruhku mengambil sebuah ember cat bekas yang kebetulan tak berada jauh dari tempatku berdiri.
"Bawa kemari ember cat itu, aku akan menggunakannya untuk mengintip kedalam"
"Eoh, biar aku saja yang mengintip Eonni, karena sepertinya aku lebih sampai untuk menggapai ventilasi udara." Kata Roseanne lagi.
"Oh, iya benar, kamu yang lebih seperti tiang listrik dibandingkan dengan kami yang sebesar Sosis ini. Intiplah, apa dia ada di dalam?" Tambah Jisoo eonni lagi.
Roseanne pun membalikkan ember cat itu lalu ia naik ke atasnya. Tubuhnya tinggi, begitu mudah baginya untuk mencapai ventilasi, jika yang naik itu aku atau Jisoo kami pasti masih harus berjinjit, tentu belum bisa mengintip apa-apa disana.
"Bagaimana? Apa ada orang di dalam?" Tanyaku pada Roseanne.
Tetapi Roseanne sepertinya sangat penasaran akan sesuatu, dahinya berkerut saat mengintip kedalam. "Eoh? Tali apa itu yang tergantung?" Katanya tiba-tiba.
"Lalisa! Jangan lakukan itu! Lalisa!"
"Dia mencoba untuk mengakhiri hidupnya! Cepat buka pintu!"
"Haissh! Anak itu! Apa yang dia lakukan!" Tukas Jisoo mengomel.
"Ya! Bantu aku untuk mendobrak pintunya!"
Aku mengambil batu besar lalu memukul gagang pintunya sampai hancur, lalu kami bertiga bersama-sama menabrakkan tubuh beberapa kali ke pintu kamar Lalisa sampai engselnya hancur. Meski kami harus terjatuh bareng saat pintu itu terlepas.
Cepat-cepat bangkit, lalu mengejar Lalisa yang sudah melejang karena tercekik. Aku dan Jisoo menahan paha dan lutut Lalisa agar lehernya tidak tercekik semakin erat. "Ya! Tahan kakinya! Jika tidak tulang lehernya bisa patah!"
"Roseanne! Cari cara untuk memutus talinya!" Teriak Jisoo eonni pada kami. Roseanne berlari kedapur, ia kembali dengan membawa pisau. Ia ambil bangku lalu ia putus tali yang tergantung dari tulang atap rumah.
Lalisa pun terjatuh ke bawah menimpa aku dan Jisoo eonni yang menyambutnya. Kami baringkan dia dilantai, dan aku periksa nadinya. Nadinya masih berdenyut, tetapi ia tidak bernafas. Ada bekas membiru yang sangat jelas melingkar di lehernya.
"Aku akan memanggil ambulan!" ucap Jisoo. Ia meminta bantuan gawat darurat segera agar Lalisa mendapatkan pertolongan.
Tak lama kemudian Lalisa dilarikan ke rumah sakit, kami berhasil untuk mencegahnya melakukan tindakan bunuh diri. Saat ini ia terbaring lemah di atas kasur. Dengan penyangga leher yang menahan kepalanya. Akibat percobaan bunuh diri yang ia lakukan lehernya pun cedera, untungnya kami datang lebih awal, sehingga tulang lehernya tak sampai patah dan ia masih bisa diselamatkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
KUDA-GITSU [EBOOK]
HorrorLalisa adalah seorang Penggiat Seni yang meninggalkan Provinsi Buriram kampung halamanya menuju Bangkok untuk menggapai cita-citanya sebagai seorang Dancer. Pada suatu malam, sang Bibi menelpon, bahwa Nenek Lalisa yang merupakan seorang Paranormal s...