Lalisa mondar mandir didepan ruang operasi, bajunya bergelimang oleh darah Jennie. Ia berputar ke kiri dan kanan sambil menggigit jarinya. Setiap saat matanya melirik kearah pintu tertutup itu, berharap dokter akan segera keluar dan berkata bahwa Jennie Baik-baik saja. Namun sejauh ini belum ada tanda-tanda operasi selesai dilaksanakan. Tak lama kemudian Kim Jisoo datang.
"Ya? Bagaimana dengan Jennie?" Nafas Jisoo sampai tersengal-sengal.
"Dia di dalam, sedang menjalankan operasi"
Beberapa saat setelahnya Dokter pun datang, "Operasinya sudah berjalan lancar, mungkin keluarga harus memberi Keterangan terlebih dahulu karena pasien melakukan percobaan bunuh diri"
Jisoo segera mengangkat tangannya. "Aku, aku adalah kakaknya. Sekarang, aku lah satu satunya wali sahnya sekarang" Mengingat, bahwa ayah dan Ibu Jennie telah tiada. Tentu satu satunya keluarga syah Kim Jennie sekarang adalah Kakak sepupunya Kim Jisoo.
Sedangkan Lalisa? ia memilih untuk melihat keadaan Kim Jennie, karena Jennie baru saja di pindahkan dari ruangan operasi menuju ruangan rawat. Sedangkan Jisoo sepertinya sedang memberikan keterangan tentang apa yang terjadi pada adiknya pada pihak rumah sakit.
Jennie telah terbaring tak sadarkan diri, Lalisa duduk di sebelahnya dengan resah. Ia menunggu Jennie untuk bangun setelah pasca operasi penjahitan nadinya. Untung saja Lalisa cepat datang, jika tadi ia telat lima menit lagi, maka Jennie akan kehilangan liter demi liter darahnya lebih cepat dan bisa saja ia tak akan selamat.
Lalisa sungguh prihatin, ia tahu apa yang Kim Jennie rasakan sekarang. Seperti apa rasanya putus asa ketika kedua orang tua mu direnggut dengan begitu kejam. Tertekan, frustrasi, hidup seperti tidak ada artinya lagi. Sebelum Jennie, Lalisa sudah selesai dengan proses berat itu. Meski hingga sekarang pun ia masih belum sembuh seutuhnya.
Justru saat ini ia bertahan hidup karena dendam. Ia harus menemukan Iblis keparat yang sudah menghabisi ayah dan ibunya sampai dapat. Ia tak akan menyerah begitu saja setelah nyawa kedua orang tuanya melayang. Untuk itu ia tak ingin ada lagi korban yang jatuh setelah ini. Setidaknya Kim Jennie harus bertahan hidup. Untuk malam ini mungkin Kim Jennie akan beristirahat panjang terlebih dahulu.
Keesokan paginya, Lalisa kembali menunggui Jennie ke rumah sakit, hari ini ia sengaja meminta libur pada pekerjaan paruh waktunya hanya untuk menunggui Jennie dirumah sakit. Ia datang dengan membawa buah, dan juga beberapa makanan. Sebab iya yakin Jennie pasti selama ini tidak makan dengan baik. Namun ketika ia hampir dekat dengan ruangan rawat Jennie. Ia mendengar suara gaduh, dan sebuah nampan besi yang berisi pisau bedah, gunting dan kapas terlempar keluar pintu.
Beberapa orang perawat pun juga berteriak. Lalisa lekas berlari, di dalam sana ia melihat Kim Jennie mengamuk dan merampas semua selang Infus yang terhubung dengan badannya. Ia mengambil pisau bedah, meski tangannya bergetar ia berniat untuk mengiris nadinya lagi.
"Tidak! Apa yang kau lakukan!" Tak peduli buah yang ditentengnya jatuh dan terguling dari lantai. Lalisa lekas merenggut tangan Jennie yang memegang pisau.
"Anniya! Anniya! Jangan sakiti dirimu!" Lalisa menahan tangan kanan Jennie yang memegang pisau bedah agar ia tidak menggunakan pisau itu untuk mencecar pergelangan tangan kirinya yang bahkan jahitannya saja masih basah.
"Minggir! Minggir dariku! Lepaskan!"
"Kenapa kau menyelamatkan aku? Aku sudah bilang! Aku tidak mau hidup! Aku tidak mau hidup lagi! Lebih baik aku mati saja!"
Jennie mengelak, tak sengaja ujung pisau itu mengenai pipi Lalisa. tergores, dan darah pun menetes dari pipinya. Lalisa hanya bisa memegang pipinya yang terasa pedih. Tetapi ia sama sekali tak marah ketika Jennie melukainya. Meski perawat disana sudah berteriak dan memanggil sekuriti.
KAMU SEDANG MEMBACA
KUDA-GITSU [EBOOK]
HorrorLalisa adalah seorang Penggiat Seni yang meninggalkan Provinsi Buriram kampung halamanya menuju Bangkok untuk menggapai cita-citanya sebagai seorang Dancer. Pada suatu malam, sang Bibi menelpon, bahwa Nenek Lalisa yang merupakan seorang Paranormal s...