Hai sahabatku.. ini hanya teaser ya.. untuk baca lengkap, silahkan purchase ebooknya langsung kenomor whats app 085157883199 atau 085161890331
Segala upaya Kim Jennie lakukan untuk menjerat Roseanne. Ia melakukan autopsi pada jenazah ibunya, berharap, bahwa penyebab kematian ibunya itu terjadi karena faktor eksternal yang disengaja. Kemarin, gejala nya berawal dari Nyonya Kim kejang mendadak setelah Roseanne datang. Terlebih, ketika Jennie lihat Roseanne berada disamping ranjang ibunya, dan Roseanne seperti hendak melakukan sesuatu terhadap Nyonya Kim. Tentu hal itu menyebabkan Roseanne memiliki tuduhan dan dijadikan tersangka oleh Jennie sebagai penyebab kematian ibunya. Untuk itu, diperlukan bukti yang tepat untuk menjerat Roseanne.
Mulut Nyonya Kim sempat berbuih, Jennie curiga, bahwa Roseanne meracuni ibunya. Ibunya terbaring di meja forensik. Sekali lagi ia pastikan, ia buka rongga mulut ibunya lalu ia tekan bagian perut ibunya itu. Ia cium aroma gas yang keluar dari mulut sang Ibu.
Jika Ibunya diracuni, maka ada kemungkinan nafas dari ibunya terbau seperti aroma almond yang pahit. Bau pahit almond menandakan akan keracunan sianida. Tetapi setelah mencium aroma gas dari mulut ibunya yang ia rasakan hanyalah aroma asam. Tidak ada bau yang berarti. Hasil dari cek darah dan lambung, juga menunjukkan tidak ada nya reaksi kimia yang beracun di dalam tubuh ibunya itu. Otomatis, hasil autopsi menunjukkan bahwa tidak ada indikasi racun yang membunuh ibunya.
"Bagaimana jika Korban di tutupi dengan bantal? Hingga kehabisan oksigen misalnya?"
Dokter Forensik yang sudah mengenal cukup baik Kim Jennie hanya bisa menghela nafas. Ia pun menjawab. "Bukankah kau sendiri menyaksikan bahwa wanita itu hanya berdiri di pinggir ranjang ibumu? Bahkan tak ada jejak tangan nya atau DNA nya menempel pada ibumu." Bila terjadi kontak fisik antara korban dan pelaku pembunuhan setidaknya pasti ada jejak pelaku yang tertinggal berupa DNA yang didapat dari helai rambut pelaku atau, jaringan kulit pelaku yang ditemukan pada sela kuku korban karena adanya perlawanan.
"Kau hanya melihat gadis itu berdiri disana dan ibumu sedang kolaps (henti jantung). Kau tidak bisa memaksakan adanya tersangka. Maaf, aku mengerti perasaanmu dan seperti apa beratnya kehilangan seorang ibu, tetapi dengan menyalahkan orang lain atas tiadanya ibumu dan memaksakan tersangka itu bukanlah sesuatu yang bijak. Mohon Ikhlaskan saja kepergian beliau"
Kim Jennie keluar dari ruangan Autopsi membawa perasaan kecewa dan amarah. Hasil Autopsi menunjukkan tidak ada bukti yang mampu menjerat Roseanne, sementara ia yakin bahwa yang membunuh ibunya itu adalah Roseanne. Dia berada disana, ibunya menjadi kolaps justru karena Roseanne, Roseanne yang menyebabkannya. Itu lah yang ada dipikirannya terus menerus.
Kim Jennie masih belum putus asa, hari itu juga ia pergi mencari Roseanne. Ia datang ke apartemen kediaman Roseanne, tetapi tidak ada orang disana. Roseanne tidak berada di apartemennya. Jennie juga mendatangi Gereja Santo Petrus, selain dari apartemennya, Park Chae Young biasanya berada di gereja untuk berdoa dan bermain dengan anak-anak.
Hari ini pun pihak gereja mengatakan bahwa Roseanne sudah tidak berada disana lagi. Sejak semalam Roseanne telah meninggalkan gereja. Begitu lah keterangan yang ia dapat dari salah satu Suster yang berada di gereja.
"Oh, kalau begitu, apakah aku bisa bertemu dengan Suster Ha In? Ibu angkat Roseanne?"
Ketika Kim Jennie bertanya sepertinya pihak gereja sempat merasa ragu. "Sebenarnya semenjak kembali Suster Ha In tidak berada pada kondisi yang baik. Aku tak yakin bahwa ia akan bisa menjawab pertanyaanmu detektif" Ucap Suster gereja itu lagi.
Kim Jennie dengan wajah datar hanya memperlihatkan lencana kepolisiannya sekali lagi. Dari ekspresinya ia terlihat muak, tolong jangan halangi aku untuk bertemu siapapun yang aku mau. Itulah yang tersirat oleh wajahnya. "Jika kalian menghalangi ku aku bisa menyebut bahwa kalian mempersulit penyelidikan, urusannya akan panjang nantinya" susul Jennie lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
KUDA-GITSU [EBOOK]
HorrorLalisa adalah seorang Penggiat Seni yang meninggalkan Provinsi Buriram kampung halamanya menuju Bangkok untuk menggapai cita-citanya sebagai seorang Dancer. Pada suatu malam, sang Bibi menelpon, bahwa Nenek Lalisa yang merupakan seorang Paranormal s...