TEASER 3

203 16 0
                                    

Hai sahabatku.. ini hanya teaser ya.. untuk baca lengkap, silahkan purchase ebooknya langsung kenomor whats app 085157883199 atau 085161890331

Lalisa POV

Hujan turun lebat di tengah malam, petir menyambar. Basah kuyup aku membawa sebuah peti kecil naik ke atas rumah. Aku masuk melalui pintu dapur di bagian belakang rumah. Alangkah terkejut nya aku mendapati paman Pung yang tewas tergeletak diatas lantai dengan bersimbah darah.

Mayatnya sangat berantakan, Perutnya terburai, ususnya terjuntai keluar dan dadanya terbelah dan menganga. "Khun Ya! Aku harus menyelamatkannya" Kaki ku ini berderap cepat menuju ke kamar Nenek. Aku melihat Bibi Phad mengejar nenek dengan pisau dapur.

Tanpa berpikir panjang aku langsung menabrakkan tubuhku pada bibi Phad. Ia terpelanting jatuh, Aku tahu bahwa dia bukanlah bibi ku lagi. Dia bukan manusia, dia bukan bagian dari keluarga kami lagi. Dia adalah Iblis. Aku ambil bangku yang biasanya digunakan Oleh nenek untuk menjahit, lalu aku pukul dia berkali-kali.

Sekuat tenaga aku mengayunkan kursi itu ke kepalanya. "Mati! Mati lah kau! mati lah kau iblis!" Berkali kali aku pukul kepalanya dengan kursi kayu itu. Benaknya sampai aku buat lunak dan empuk dengan kursi kayu yang terus mengayun. Bahkan aku sampai mendengar deruk tempurung kepala yang pecah diikuti dengan darah yang menggenang di lantai.

Nafas ku tersengal, aku hanya bisa tertegun sejenak. Aku sadar bahwa aku baru saja menghabisi Bibi ku sendiri dengan kedua tanganku. Aku menyongsong Nenekku segera. "Khun Ya, Kau baik-baik saja?" Nenek pun mengangguk. "Aku baik-baik saja"

Krek, krek, krek.

Aku dan nenek mendengarkan kembali suara deruk yang aneh. Kami sama-sama menoleh karah asal suara. Dilantai itu, aku melihat lagi Bibi Phad bangun, dengan kepala nya yang sudah tidak simetris bahkan satu bola matanya jatuh melompat keluar, bergelindingan ke lantai.

"Apa- apaan ini" Gumam ku tak percaya.

Khun Ya pun menjawab, "Setelah menemukan Inangnya, kematian tidak akan menggapai mereka lagi"

"Kegelapan akan mengisi tubuh mereka dan itu tidak akan membusuk"

Bibi Phad berdiri lagi, dengan pisau yang berada di tangannya ia datang dan berniat menikam ku. Khun Ya mendorong ku, ia langsung memeluk Bibi Phad dengan kedua lengannya. Lalu ia gelung Bibi Phad diatas kasur. Bibi Phad yang sedang memegang pisau, kemari menancapkan pisaunya itu pada badan nenek ku itu. Cluuurrp! Cluuurrp! Cluuurp! ia menusuk paha Khun Ya berkali kali bahkan perutnya.

"KHUN YAAAAA!!" Teriakku lengking. Darah menyembur dari mulut Khun Ya.

"Ada Pemantik Api dibawah Laci. Ambil lah" Kata nenek lagi tiba-tiba. Kebetulan aku berdiri membelakangi meja Jahit Khun ya. Aku buka laci kayunya, disana ada sebuah pemantik api kuno yang sangat antik.

"Nyalakan, dan lempar apinya padaku. Bakar aku dan iblis ini sekarang. Cepatlah"

"T-tapi"

"Lakukan!" Ucap Khun Ya lagi. "Aku akan membawa Iblis ini bersamaku, aku tidak akan membiarkan cucuku merasakan penderitaan yang sama seumur hidup, seperti yang aku rasakan"

Grrraat! Pemantik api itu berderik saat aku menggeret nya. Api pun menyala, Mata Bibi Phad membesar saat ia melihat aku memegang api di tanganku. Ia berbalik dari nenek dan malah ingin menyerangku. Tetapi Khun Ya tak ingin menyerah. Saat Bibi Phad yang kerasukan hendak mengejar ku. Ia memeluk batang lehernya dari belakang.

"Cepat Lalisa! Bakar lah kami!"

"Setelah aku dan Iblis ini menjadi abu, pasung abu kami lalu berikan pada Kuil Budha di Gunung Jiri. Hanya tempat itu, yang bisa menyegel iblis ini agar tak lepas kembali"

KUDA-GITSU [EBOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang