Hai sahabatku.. ini hanya teaser ya.. untuk baca lengkap, silahkan purchase ebooknya langsung kenomor whats app 085157883199 atau 085161890331
Lalisa POV
Aku lelah dan aku memejamkan mata, baru saja diri ini layang dalam tidur, aku terbangun kembali. Justru anehnya sekarang aku melihat diriku sendiri yang sedang terbaring diatas kasur. Di dalam kamar studio kecil dilantai atap ini, aku menyaksikan tubuhku yang tertidur. Seperti raga halus ku berpisah dari raga kasat nya. Aku tahu aku sedang bermimpi, tetapi mimpi ini terasa begitu nyata.
Terlebihnya rasa penasaran ku juga begitu besar, mengapa mimpi ini berlangsung terlalu lama? Kaki ku ini juga penasaran, ia ingin melangkah. Hal yang aku tuju adalah pintu keluar. Ku buka pintu dan ketika membukanya aku tak melihat apa-apa selain kabut tebal yang tak tertembus. Kuputuskan untuk melangkah kan kaki keluar dari pintu, Aku sungguh penasaran mengapa disini sangat gelap sekali?
Ternyata Jiwaku kembali pulang ke tempat dimana aku berasal, Buriram-Thailand. Dirumah nenek yang banyak menyimpan suka dan duka serta juga trauma. Yang aku lihat adalah rumah nenek ku, asap kabut putih menyelimutinya, aku datang ke halaman rumah kami dengan membawa sebuah lentera yang sangat terang yang entah sejak kapan sudah berada di dalam genggaman ku. Rumah panggung yang terbuat dari kayu Mahogani itu sungguh terlihat suram, atau memang langit yang begitu kelabu sampai tak ada cahaya sedikitpun yang menembus tempat ini. Hingga satu cerca cahaya pun tak menyentuh bagian rumah, benar-benar buta, seperti matahari telah terbenam tetapi masih siang hari.
Aku juga sadar bahwa disini dinginnya tak masuk akal. Saking dinginnya mulutku mengeluarkan embun putih tiap kali aku menghembuskan nafas. Aku menarik nafas berat, di tempat ini aku melihat sesuatu yang tidak pernah aku sadari mereka ada disana. Dibawah tangga, ada makhluk yang rupanya seperti manusia, tetapi badannya seperti laba-laba, ia berjalan merangkak, tetapi kepalanya terbalik ke belakang. Dia punya dua taring tajam di mulutnya sepertinya itu ia gunakan untuk menggigit dan makan. Makhluk ini berbulu halus kulitnya, ia bergerak sangat cepat, seperti serangga yang merangkak naik ke atas tiang dan atap. Jumlah mereka juga sangat banyak dan mereka bersarang di bawah kolong rumah.
Ketika aku bergerak, makhluk-makhluk ini menyingkir saat terhampiri oleh cahaya lentera yang kubawa. Mereka semakin bersembunyi, dan lari ke bawah kolong rumah untuk menghindari cahaya lentera ku. Sedari tadi aku hanya berfokus pada Rumah nenek saja, Ketika aku menoleh ke jalan setapak didepan rumah nenek. Justru aku semakin terkejut lagi, di depan rumah itu ramai orang-orang melihat kehadiranku.
Tetapi mereka bukan berpakaian layaknya masyarakat pada zaman sekarang, mereka berpakaian tradisional seperti orang dulu. Yang lebih parahnya, kondisi mereka yang sungguh mengenaskan. Ada seorang wanita tua renta yang sudah begitu putih rambutnya, kelopak matanya sungguh cekung, badannya seperti hanya di tulang di balut kulit saja. Tulang rusuk nya sungguh terlihat, perutnya seperti terhisap rongga nya sendiri, saking kurusnya badan nenek itu.
Ada juga seorang lelaki, berpakaian tradisional, tetapi perutnya luka besar menganga seakan disayat oleh pedang, ususnya keluar dan terburai, dia menatap ku dengan wajah sedih dan memohon. Ada juga perempuan muda yang pakaiannya robek-robek seolah olah ia selesai di perkosa tetapi ia dihabisi setelah menjadi pemuas hasrat, badannya di penuhi oleh luka tusukan. Dan masih banyak lagi orang-orang dengan tampilan serupa, tak satupun dari mereka memiliki penampilan baik. Melihat kumpulan orang-orang ini aku merasakan kesengsaraan, kepedihan, aniaya, semua itu mereka sampaikan melalui pandangan mereka padaku. Energi ku terkuras banyak, mereka seakan bercerita, dan aku memahami masing-masing kejadian yang mereka alami padahal hanya melalui tatapan. Aku tak sanggup menahan semua kepedihan yang mereka sampaikan. Jadi aku memilih untuk naik ke atas rumah.
Detik ini aku baru sadar, bahwa sekarang diriku sedang melaksanakan perjalanan astral dan kembali ke tempat asalku. Dan orang-orang yang aku lihat sekarang ini adalah mereka yang mungkin menghuni desa ini jauh sebelum aku tinggal dan lahir. Aku tak tahu sejak kapan aku memiliki kemampuan seperti ini. Atau memang, ada sebuah pesan yang akan disampaikan oleh tempat ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
KUDA-GITSU [EBOOK]
HorrorLalisa adalah seorang Penggiat Seni yang meninggalkan Provinsi Buriram kampung halamanya menuju Bangkok untuk menggapai cita-citanya sebagai seorang Dancer. Pada suatu malam, sang Bibi menelpon, bahwa Nenek Lalisa yang merupakan seorang Paranormal s...