Sinar matahari masuk ke dalam celah celah jendela. Membawa seorang gadis yang terbangun dari tidurnya. Hari minggu adalah hari yang tunggu tunggu bagi sebagian orang, termasuk Zea si gadis dingin.
Zea menuju kamar mandi karna ia berniat akan lari pagi. Hanya butuh beberapa menit ia sudah siap dengan kaos oblong berwarna putih, trening hitam juga sepatu putihnya.
Ia menuruni tangga, dan sudah ada mamanya yang sedang memasak serta papa nya yang sedang ngopi ngopi santai. Tentu saja Zia tidak ada di sana karna ia belum bangun sepagi ini.
"lohh sayang kamu mau kemana" Nara.
"Ze mau lari pagi" Zea.
"Zia ga ikut" Novan.
"Zia mana udah bangun jam segini " Zea.
"papa lupa kembaran kamu kan kebo, ya sudah sana hati hati" Novan.
"iya, assalamu'alaikum" Zea.
"waalaikumsalam"Novan, Nara.
Zea joging santai, ia hanya keliling komplek perumahan nya saja kebetulan di depan perumahan ada taman. Menikmati suasana pagi yang indah Zea justru malah bertemu seseorang yang selalu membuatnya jengkel. Siapa lagi jika bukan Shaka musuh bebuyutannya itu.
Ntah bagaimana bisa Shaka berada di taman perumahan nya. Setau Zea cowok itu rumahnya tidak sekitar sini.
"sialan kenapa mesti ketemu " gumamnya.
Zea hanya acuh, sedikit berjalan untuk duduk di salah satu kursi taman di sana. ia melihat banyak kalangan anak muda yang sedang joging juga, tentunya remaja remaja itu banyak yang datang dengan pasangannya.Bikin mata sepet emang.
Beralih dari Zea, Shaka tengah mengantri membeli es krim pagi pagi seperti ini. Sebenarnya Shaka sangat malas mengantri seperti ini namun karna Aca-sepupu kecilnya meminta es krim ia jadi harus menurutinya.
Karna penjual es krim yang cukup ramai Shaka meminta Aca untuk menunggunya di kursi taman seorang diri, takut takut Aca justru malah bosan dan pegel menunggu. Akhirnya ia mendapatkan es krim itu dan segera menemui Aca.
"anj Aca kemana? " Shaka kalang kabut saat tidak menemui Aca di sana.
"Ca Aca " Shaka.
"sialan bisa kena marah gue"gumamnya.
Shaka mengedarkan pandangannya melihat sekeliling, walaupun ini memang komplek tempat tinggal Aca tapi anak itu belum tau jalan. Usia Aca juga masih kecil sekitar umur 4 tahunan.
Shaka menajamkan matanya melihat Aca yang sedang di gendong seseorang. Ia hanya melihat orang itu dari belakang jadi tak mengenali siapa orang itu.
"woii berenti" Shaka sedikit berlari untuk menggapai orang itu.
"Aca" Shaka berteriak.
"Bang ka" Aca memanggilnya Shaka.
"ba--" ucapa seseorang tadi terpotong saat Shaka menepuk pundaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET | ON GOING
Teen Fiction"darah di balas darah, nyawa di balas nyawa, dan kehancuran di balas kehancuran" Nazea Eira Devanya & Nazia Keina Devanka_ Bagaimana jadinya jika dua orang gadis kembar tenyata memiliki hubungan rahasia dengan musuhnya sendiri? Nazea dan Nazia mere...