15. RENCANA

355 18 1
                                    

"Tidak semua yang terlihat baik akan selalu baik, dan jahat tidak akan selamanya jahat"

»»----><----««

Zia berlari menyusuri setiap ruangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zia berlari menyusuri setiap ruangan. Sepi dan sunyi, itulah yang menggambarkan keadaan di sana. Ia berteriak memanggil nama Zea kembarannya. Sebelumnya ia juga sudah meminta para sahabatnya untuk mencari Zea di tempat yang biasanya di kunjungi. Gadis itu menghela nafas, mengapa dengan mudahnya Zea pergi begitu saja.


" Ck punya kembaran tapi otaknya ga pernah di pake." Ucapnya sinis.

" Mana lagi ini anaknya, gelap pula anj*r. " Zia semakin misuh misuh tak jelas dengan kelakuan Zea.

Dor...

Dor...

Tepat di satu ruangan suara tembakan terdengar. Zia berlari menuju ruangan itu, yang sudah jelas pasti Zea ada di dalamnya. Ia masuk tanpa di ketahui sang kembaran karna posisi Zea yang membelakanginya. Mengambil satu pistol yang berada di meja lalu menembakannya ke arah samping Zea.

Dor..

Zea? jangan ditanya kaget atau tidak. Ia membalikkan badan dan langsung mengarahkan pistolnya ke arah Zia.

" Wehh santai-santai." Ucap Zia dengan kekehan melihat Zea yang sedikit kaget.

"Ngapain? " Tanya Zea polos membuat wajah Zia masam.

" Pake nanya lagi, ya cariin lu beg*! " Sewot Zia.

Zea membuang pistol yang ada di tangannya ke sembarang arah. Menghampiri Zia dan duduk di depannya.

" Lu emosi boleh, tapi pikir-pikir juga kali. " Ujar Zia sambil memainkan pistolnya.

" Mereka keterlaluan dan gue ga bisa terima gitu aja." Balasnya penuh tekanan membuat Zia juga ikut terdiam.

Cukup lama keheningan di antara mereka terjadi. Zia mengetuk-ngetuk meja memikirkan bagaimana caranya agar terlepas dari pernikahan itu. Sedangkan Zea, ia hanya diam dengan ponsel di tangannya. Hingga akhirnya Zia membuka suara lebih dulu.

" Ze bukannya lebih mudah jika kita mempunyai hubungan dengan mereka?" Tanya Zia kini sorot matanya pun berubah menatap kebencian dan gaya bicaranya yang berbeda.

" Gue ga sudi punya hubungan dengan seorang pembunuh seperti mereka!" Ucap Zea dingin dengan penekanan setiap katanya, amarahnya masih meluap hebat juga kebenciannya yang semakin bertambah.

SECRET | ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang