" Darah di balas darah, nyawa di balas nyawa, dan kehancuran di balas kehancuran. " Nazea & Nazia.
" Silahkan balas dendam, namun jangan libatkan perasaan. " Shaka & Alfan.
Bagaimana jadinya jika dua orang gadis kembar tenyata memiliki hubungan ra...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Malam ini hujan turun begitu deras. Suara petir yang saling bersautan dengan angin yang berhembusan. Seorang gadis menatap kosong rintik hujan yang membasahi bumi. Tak ada ekspresi yang tunjukkan wajahnya. Ia terdiam di balkon kamarnya. Jam yang sudah menunjukkan tengah malam tak urung membuatnya pergi ke dalam. Bayang-bayang berputar di pikirannya bagaikan memori dulu yang kembali.
" Maaf... " gadis tersebut duduk dengan memeluk lututnya, menenggelamkan wajahnya di sana.
Kata maaf terus keluar dari mulutnya tanpa henti. Rasa penyesalan selalu hinggap dalam benaknya. Kejadian itu terus berputar tidak pernah hilang. Suara jeritan serta tangisan memenuhi telinganya. Badannya bergetar, isak tangis pun mulai terdengar. Gadis itu memejamkan mata berusaha menahan isak tangisnya.
flashback.
" S-selamat tinggal Ei-eira. " Seorang lelaki tersenyum indah menatap gadisnya.
" Jangan s-sedih, Eira akan selalu me-menjadi bin-tang di s-sini." Lelaki tersebut berucap dengan tangan yang menunjukkan tangannya ke dada.
Ia menghapus air mata yang keluar dari mata indah kekasihnya. Gadisnya, cinta pertama dan terakhir untuknya. Lelaki itu menutup matanya, tangan yang semula berada di wajah kekasihnya kini terjatuh. Ia pergi, pergi dengan cinta yang masih utuh untuk kekasihnya.
" Engga jangan p-pergi hiks.." ucap seorang gadis dengan tangisnya yang pilu.
" J-jangan hiks..ja-jangan pergi.."
" Maaf hiks..aku mohon jangan t-tingggalin aku hiks"
"ARGHHHHHHH! "
Gadis tersebut berteriak kencang dengan derai air mata yang terus mengalir tanpa henti. Hatinya bagaikan tertusuk ribuan panah yang tajam. Ruangan gelap dan sunyi ini menjadi saksi betapa kehilangannya ia. Tubuhnya bergetar hebat, menatap wajah kekasihnya yang sudah pucat dan darah yang mengalir di kening, perut, juga tangannya.
" Kenapa? kenapa mereka tega kayak gini hiks..jangan tinggalin aku hiks a-aku ga mau se-sendiri." Batinnya terus berteriak berharap ini semua hanyalah mimpi buruk.
Melupakan kejadian itu sangat sulit. Bahkan rasa sakit pun masih terasa jelas di hatinya. Tidak mudah melupakan seseorang yang sangat di sayang. Berjuta memori yang pernah terlukis tidak akan bisa terhapus begitu saja. Cintanya yang begitu besar akan selalu terasa dalam dirinya.
