Deruman motor terdengar samar di kediaman All Stars. Beberapa anggota yang berada di sana terdiam mendengarkan lebih jelas. Namun semakin lama suara itu semakin nyaring mendekati markas mereka. Kebetulan Alfan sedang berkunjung kesana, ia segera bangkit dan berjalan menuju gerbang utama di ikuti beberapa anggotanya yang ada di sana. Sebelum itu Alfan juga sempat menyuruh salah satu dari mereka menghubungi anggota lain.
Dapat Alfan lihat, di depannya puluhan motor sudah berjejer siap untuk menyerang mereka. Lelaki itu menatap mereka semua dengan tatapan tenang, namun ingin. Tidak ada ketakutan sedikitpun dalam ekspresi wajahnya, yang ada hanyalah ketenangan.
" mau apa kalian? " dengan nada dingin Alfan bertanya.
Pemimpin mereka tersenyum smrik, menatap penuh kebencian pada seluruh anggota All Stars " tentu menghancurkan kalian semua! " jawabnya menggunakan alat pengubahan suara.
" silahkan, tapi kami tidak akan semudah itu untuk di hancurkan " nada tegas itu Alfan ucapkan.
" bacot, serang mereka! " mendengar ucapan pemimpinnya puluhan orang disana mulai maju, menghancurkan apapun yang ada di sana.
Perkelahian ini kembali terjadi. Anggota All Stars dengan siap melawan para musuh mereka yang menyerang secara tiba tiba. Beberapa orang anggota musuh masuk kedalam markas, menghancurkan semua barang yang ada disana, sementara sisanya berada di luar.
Alfan melawan tiga orang sekaligus, dengan gerakan yang cepat lelaki itu menangkis lalu menyerang kembali para musuhnya. Suara perkelahian memenuhi tempat ini. Beberapa anggota All Stars sudah tumbang mengingat mereka yang kalah jumlah. Tanpa Alfan sadari dibelakangnya salah satu anggota musuh mengangkat tinggi balok di tangannya.
Bugh
Pukulan balok kayu itu berhasil mengenai punggung Alfan. Dengan gerakan memutar Alfan membogem musuhnya, menendangnya dengan kuat hingga terdorong kebelakang.
Perkelahian terus terjadi, dan Alfan tanpa henti menyerang kembali musuh musuhnya." fan.. " Alfan membalikkan tubuhnya mendengarkan suara lirih yang memanggilnya.
Didepannya Zia berdiri kaku, sebuah pistol yang sudah berada tepat di kepalanya. Salah satu musuh mereka menjadikan Zia sebagai sandranya. Pistol itu sudah siap melepaskan peluruhnya untuk menembak Zia. Memanfaatkan kelengahan Alfan, beberapa musuh mulai menyerangnya dari berbagai arah. Alfan cukup kewalahan menghadpi enam orang sekaligus dengan pikirannya yang tertuju pada keselamatan Zia.
Dengan cekatan Alfan kembali memutar tubuhnya, memberikan tendangan juga pukulan. Ia tidak segan segan melumpuhkan para musuhnya hingga membanting mereka seperti karung beras. Perhatiannya teralih kembali saat Zia yang mulai merasakan sesak akibat cekikan dilehernya. Ia meloncat dari arah samping menendang kepala sang musuh dengan keras.
" tolong na-fas gue s-sesak" suara lirih Zia kebali terdengar serta wajahnya yang mulai pucat.
" berhenti disana atau gadis ini kami tembak?! " nada dingin itu terucap membuat Alfan terpaksa diam di tempatnya.
" lepaskan dia! " Alfan berucap mulai mendekat secara perlahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET | ON GOING
Fiksi Remaja"darah di balas darah, nyawa di balas nyawa, dan kehancuran di balas kehancuran" Nazea Eira Devanya & Nazia Keina Devanka_ Bagaimana jadinya jika dua orang gadis kembar tenyata memiliki hubungan rahasia dengan musuhnya sendiri? Nazea dan Nazia mere...