22. RENCANA YANG BERHASIL

183 13 0
                                    

Gadis bermata tajam itu terbaring di atas brankar rumah sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis bermata tajam itu terbaring di atas brankar rumah sakit. Selang infus yang terpasang di tangannya, juga matanya yang tak kunjung terbuka. Sedangkan di sisinya, sang kekasih tertidur menggengam tangan milik gadis itu.

Kelopak mata yang lama terpejam, kini mulai terbuka. Sorot cahaya mulai masuk dalam indra penglihatannya. Zea menoleh kala merasakan tangan sebelah kirinya terasa berat. Tidak ada ekspresi yang di tunjukkan oleh gadis itu, ia justru menarik paksa lengannya agar terlepas.

"ada yang sakit? " tanya Shaka bangkit dari duduknya.

"menurut lu? " bukannya menjawab Zea justru berbalik tanya.

"siapa? " pertanyaan singkat itu terlontar dari mulut Shaka.

"pacar lu" menghela nafas Zea menjawab.

"pacar? "tanya Shaka lagi tidak paham.

" ya, lu pasti taukan siapa yang ngejar ngejar lu selama ini?!" Zea menjawabnya dengan malas dan kembali memejamkan matanya.

"sialan! " emosinya tersulut, tanpa berbicara lagi lelaki itu pergi dari sana dan menyisakan Zea yang masih terbaring.

Pandangan Zea kembali terbuka, terlihat sorot kebencian tercipta di sana. Ia tersenyum smirk melihat kepergian Shaka yang pergi membawa emosi.

Lama terdiam, pintu tiba tiba terbuka. Menampakan empat gadis yang masih memakai seragam sekolah mereka. Keempatnya melangkah menghampiri Zea yang menatap mereka tanpa ekspresi.

"seneng? " Zia bertanya dengan sinisnya.

"tentu" jawab Zea yang tak memperdulikan keempat gadis di depannya menatap tajam dirinya.

"rencana yang lu buat terlalu berbahaya Nazea! " ucap Zia sedikit meninggikan suaranya.

" ga masalah, yang terpenting semua rencana gue berhasil " ujarnya.

Flash back.

Seorang misterius terus mengikuti langkah kaki si ratu bullying. Memperhatikan setiap gerak gerik yang di lakukan oleh orang itu. Seorang misterius itu Rania. Ya, Rania si anggota inti Aderfia sekaligus sahabat Zea.

Rania memasang pendengarannya dengan benar. Ia dapat mendengar jelas semua percakapan yang di bicarakan oleh ketiga gadis di depannya. Rania tersenyum saat ketiga orang itu sama sekali tidak menyadari kehadirannya sejak tadi.

"rencana sampah, tapi mungkin akan sedikit berguna" batin Rania.

Rania bersembunyi kala Vania mulai melewati tempatnya tadi.

"terlalu bodoh" batinnya lagi.

Ia mengambil ponselnya dan memberikan pesan pada sahabatnya.

***

Ruangan gelap dan kumuh itu menjadi tempat berkumpulnya anggota inti Aderfia. Keadaan yang masih pagi membuat tempat ini tidak banyak orang lewati. Gudang utama sekolah,itulah tempat yang mereka pinjak sekarang. Mereka berkumpul setelah mendapatkan pesan dari Rania tadi.

SECRET | ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang