Bab 37

58 2 0
                                    

><_Maukah Kau Memaafkan Aku?_><


          Li Hansi membuang harga dirinya jauh-jauh, menangis dan berlutut, memohon ampunan pada Xie Zishen yang berdiri penuh wibawa di hadapannya. Dia benar-benar belum mau mati. Dia terlihat sangat menyedihkan, seperti seekor anak kucing jatuh ke dalam got.

          "Yang Mulia, mau diapakan dia?" Lifeng yang berdiri di samping Xie Zishen bertanya sambil memandang datar ke arah Li Hansi.

          Wajah Li Hansi basah, matanya merah, dia mendongak menatap kedua orang itu dengan wajah memelas. Melihatnya, Lifeng nyaris terkikik. Siapa yang menduga, pria sebesar ini akan menangis begitu keras seperti seorang anak kecil kehilangan mainan, hanya karena takut mati.

          Luarnya saja yang terlihat dingin dan keras, tapi nyatanya di dalam sangat lemah. Begitulah penilaian Lifeng untuk Li Hansi.

          Ketika mendengar pertanyaan itu, Xie Zishen melirik Li Hansi dengan ekspresi datar, mau tak mau teringat kembali obrolannya dengan Zhao Lin beberapa waktu lalu melalui tranmisi suara.

          Terus melangkah maju sambil memutar-mutar chain whip, Xie Zishen tak melepaskan pandangan dari Li Hansi. Pria itu sudah sekarat, tapi di mana Tuannya? Apa dia akan terus bersembunyi dan menyaksikan anak buahnya terbunuh begitu saja?

          Xie Zishen bertaruh, jika dalam hitungan ketiga Tuan Li Hansi tidak muncul, dia akan segera menghabisi pria itu. Tepat setelah hitungan ketiga berakhir, angin berdesir membawa aroma amis darah dan daging busuk. Xie Zishen kemudian mendengar suara berat seorang pria mengiriminya transmisi suara.

          "Kurasa itu sudah cukup. Jangan menyakiti bawahanku lebih jauh." Meski suaranya datar, tapi nadanya mengandung ancaman tersembunyi.

          "Oh." Xie Shize berhenti dan tersenyum sinis. "Kupikir kau sudah tidak membutuhkannya. Aku akan dengan senang hati akan menyingkirkannya untukmu." Suaranya mengandung sindiran.

          Zhao Lin terkekeh saat mendengarnya. "Jangan bercanda. Meski dia lemah, dia masih sangat berguna untukku." Dia menghela napas sejenak, lalu melanjutkan. "Xie Shize ada bersamaku. Bukankah kau datang ke sini untuk bertemu dengannya?"

          Dia sengaja menguji Xie Zishen dengan keberadaan adiknya, seberapa pentingnya Xie Shize bagi Xie Zishen. Apakah Xie Shize akan berguna baginya atau tidak, itu tergantung tanggapan Xie Zishen.

          "Jika kau berani menyakiti Ah Zhe, aku akan membuatmu merasakan neraka yang sesungguhnya!"

          Mendengar kemarahan yang begitu besar dari nada suara si lawan bicara, Zhao Lin sangat gembira sampai-sampai jantungnya berdebar kecang. Dia hanya sembarangan menebak bahwa hubungan mereka tidak sederhana kakak dan adik.

          Dugaannya memang benar, pasti ada sesuatu yang tidak bisa dijelaskan di antara mereka, seperti cinta antara sepasang kekasih misalnya. Zhao Lin sungguh tidak menyangka, Xie Zishen akan memiliki pemikiran seperti itu terhadap adik kandungnya sendiri.

          Mengingat betapa pentingnya Xie Shize bagi pria itu, dia tidak punya pilihan selain memanfaatkan Xie Shize untuk kepentingannya sendiri.

          "Melihat reaksi marahmu ini, kau pasti sangat menyayanginya." Zhao Lin berdeham sejenak, sebelum berkata, "Harus kupanggil apa dia, adikmu atau kekasihmu?"

          "Brengsek! Sebaiknya kau kembalikan Ah Zhe sebelum tempat ini kubuat hancur lebur!"

          Zhao Lin mendengkus. "Temperamenmu sangat buruk. Benar-benar mencerminkan seorang raja iblis tirani."

[BL] Legendary Artifact of the Demon ClanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang