melukis - He is Leo Rival

20 13 2
                                    

Holla apa kabar?

Maaf baru update lagi kemarin-kemarin sibuk, hehe..

***

Setelah turun dari perahu bebek itu, Kylo memastikan perahu itu sudah kembali ia ikat pada pasak penahan perahu tersebut. Sesekali ia melirik Gloria yang asik melihat ponselnya. Mungkin gadis itu tengah membuka laman media sosial miliknya. Atau ada hal lainnya, yang menarik perhatian gadis itu.

"Ayok! Aku udah selesai beresin perahunya" jelas Kylo, ia mengulurkan tangannya untuk bergandengan dengan Gloria.

"Hmm, habis ini kita mau ngapain lagi bang?" Gloria menoleh kesamping, memperhatikan wajah cowo yang tampak berfikir sejenak itu.

"Hm, Abang juga bingung, do you have any idea?" Kylo melempar pertanyaan kembali kepada Gloria, karena sudah bingung ingin melakukan apa.

Selain itu, kakinya juga cukup letih karena mengayuh perahu bebek cukup lama. Jadi, cowo itu tidak terlalu bersemangat untuk melakukan kegiatan yang memakan tenaga.

"Sebentar sepertinya tadi aku melihat sesuatu di pondokan, bentar ya bang" Gloria berujar dengan semangat. Ia melepas gandengan tangan Kylo dan berlari kecil menuju pondok.

Sementara Kylo? Ia memilih untuk duduk dan meminum sekaleng soda yang sempat ia bawa tadi. Maklumlah, capek juga.

Cukup lama cowo itu berdiam diri, menunggu Gloria yang tak kunjung kembali. Entah apa yang dilakukan gadis itu, karena penasaran Kylo mencoba untuk menyusul gadis itu.

"Glo?"

"Glo kamu dimana?"

Kylo berusaha memanggil sembari mencari Gloria yang tak terlihat. Padahal pondok ini bukan pondok yang terlalu besar yang bisa membuat orang sukar mencari seseorang di dalamnya. Tapi entah mengapa, Kylo tak melihat tanda adanya gadis itu disini.

Sedikit panik, Kylo mencoba menelusuri setiap ruangan yang ada di pondokan, dan memanggil-manggil nama Gloria cukup keras.

"Gloria! Kamu dimana!" pekikan suara Kylo cukup menggelegar ke seisi ruangan, tak mungkin rasanya gadis itu tak mendengarnya.

"Aduh bang! Berisik deh! Aku disini, apa salahnya si tunggu aja diluar" Gloria yang entah dari mana muncul dari balik pintu salah satu ruangan.

"Lagian kamu di tungguin lama, lagi ngapain si?"tanya Kylo dengan nada kikuk.

"Ini aku lagi bawa canvas ini, sama kau cari alat lukisnya. Kayaknya seru kalau kita bikin lukisan di pinggir danau" seru Gloria antusias.

Kylo yang paham mengangguk, lalu membantu gadis itu membawa alat lukis yang diperlukan.

"Lain kali, kalau kesusahan minta bantuan, bukan malah diam aja" tegur Kylo sembari membawa alat-alat itu dengan mudah, di ikuti oleh Gloria yang juga membawa cat lukis.

"Iya-iya bawel deh abang nih!" protes Gloria tak terima karena ia ditegur.

Kylo menaruh alat lukis tersebut satu-persatu, lalu mengambil posisi untuk melukis disana. Terbesit ide di kepalanya untuk membuat sesuatu kenangan bersama Gloria menggunakan alat lukis.

"Sini deh Glo tangan kamu" ujar Kylo meminta Gloria memberikan tangannya.

"Kenapa?" tanya Gloria  heran, ia mengulurkan tangannya.

Dengan cepat Kylo mengoleskan cat berwarna pink di tangan gadis itu. Setelahnya ia juga melakukan hal yang sama pada tangannya, lalu meratakannya.  Dengan lembut cowo itu menempelkan cap tangan dirinya pada  sebuah canvas. Cowo itu juga melakukan hal yang sama pada canvas lainnya. Diikuti oleh cap tangan Gloria yang kini mengerti tujuan Kylo melakukan hal itu.

"Keren juga ya hasilnya" celetuk Gloria senang. Ia kemudian membuat tanda tangan miliknya disisi bawah kedua canvas tersebut.

"Nih! Abang juga tanda tangan" pinta Gloria sembari memberikan sebuah spidol.

Kylo dengan senang hati menerima nya, ia turut menandatangi kedua canvas tersebut. Dengan bangga, ia menunjukkan keduanya.

"Tuh tanda tangan Abang mah keren" pamernya.

"Heleh! Lebih keren tanda tangan ku tau!" protes Gloria tak terima.

"Keren punya abang si kemana-mana juga" timpal Kylo tetap menyombongkan diri.

"Dih! Ga terima amat, pokoknya tanda tangan aku lebih keren" protes Gloria lagi.

"Udah paling bener keren keduanya" balas Kylo mengalah, dari pada perdebatannya tak kunjung selesai?

"Yaudah, ini satu canvas nya aku yang simpan, satunya lagi Abang ya!"seru gadis itu senang.

"Iya sayang, pasti abang simpan" ujar Kylo lembut, ia mengusap lembut pipi gadis itu, kemudian mencubiti pipinya karena gemas.

"Awh! Sakit tau bang!" Gloria melepas cubitan Kylo diiringi dengan tawa puas dari cowo itu.

"Ish! Malah ketawa" sambung Gloria sebal. Ia memasang wajah cemberutnya yang membuat Kylo tertawa ngakak.

Wajah lucu Gloria menurutnya sangat imut dan menggemaskan. Kylo bahagia, hari ini ia bisa melihat Gloria terlihat lebih bahagia lagi. Menurutnya kebahagiaan itu sederhana, tak perlu mewah untuk membahagiakan gadis itu. Cukup bawa dia jalan-jalan dan lakukan hal yang ia mau. Itu sudah memberikan kenangan manis yang tak ternilai harganya.

Perlahan tapi pasti, Kylo mulai semakin mencintai gadis yang kini menjadi kekasihnya itu. Ia mulai melupakan luka-luka yang ada didalam hidupnya, tugasnya sekarang adalah membahagiakan Gloria. Semoga saja hubungan ini bisa bertahan selamanya sampai maut yang memisahkan.

"Abang.."Gloria memanggil Kylo lembut.

"Iya kenapa sayang?" tanggap Kylo dengan ucapan lembut.

"Aku manggil Abang Eo boleh ga?" tanya Gloria meminta persetujuan Kylo.

"Eo? Panggilan imut dari Leo?" tanya Kylo memastikan.

"Iya, kan Abang biasanya di sebut Leo nya Niloers, nah.. aku mau ngasih Abang panggilan khusus dari aku yaitu Eo" jelas gadis itu sembari tersenyum penuh arti.

"Boleh aja sayang, apapun itu boleh kok, asal kamu bahagia" balas Kylo dengan senyuman tulus. Ia merapikan anak rambut Gloria yang terlihat, dan menjepitnya  di telinga gadis itu.

"Yeay! Makasih Eo" seru Gloria senang.

***
"Gimana hari ini happy?"

"Happy banget! Terimakasih Eo!" pekik Gloria lalu berlari antusias kearah motor.

Waktu sudah menunjukkan pukul 6 sore, waktu yang pas untuk mereka pulang. Waktu yang bersamaan dengan jam pulang sekolah mereka jika tak bolos.

"Nanti Abang sepertinya setelah mengantar kamu pulang, langsung kerumah papi, kamu tunggu di markas aja ya?" ucap Kylo menawarkan pada Glora ketika tengah dalam perjalanan pulang.

"Aku boleh ikut ga Eo?"timpal gadis itu berusaha membujuk Kylo untuk mengizinkannya ikut.

"Jangan, next aja, nanti pulangnya malam Glo, ga baik kalau kamu sering-sering ikut pulang malam" tolak Kylo yang fokus pada jalanan sore yang cukup padat.

"Yah.. padahal mau ketemu sama papi Eo. Please Eo.. boleh ya?"bujuk Gloria lagi tak mau menyerah.

"Glo.. jangan bikin Abang pusing deh, nurut aja ya? Sekali ini aja. Next Abang ajak deh.. ini penting sayang" ucap Kylo mencoba memberi pengertian.

"Tapi Eo.. Glo mau ikut" pinta gadis itu memohon.

"Udah.. enggak ya enggak! Pokoknya abis ini Abang antar kamu pulang, kamu mandi, ganti baju, abis itu kerjain tugas-tugas kamu. Setelahnya tunggu aja abang pulang." putus Kylo tak terima penolakan.

Mendengar ucapan Kylo yang sudah final, Gloria pun memilih menurut. Meskipun ada sedikit rasa kecewa pada hatinya, karena Kylo tak mengizinkan dirinya untuk ikut. Padahal Gloria sangat penasaran dengan keluarga cowo itu.

HE IS LEO RIVAL (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang