11

49 11 0
                                    

Beberapa bau bercampur dalam ruangan laboratorium itu. Satu-satunya ruangan besar yang penuh dengan perlengkapan khusus alchemist. Beberapa orang yang sempat lewat bahkan mengintip dari jendela yang tak ditutup rapat.

Semenjak pagi tadi, hanya ada empat orang dalam ruangan ini. Dua orang sebagai penilai yaitu Archducess Lazar dan Duke Elfonte serta seorang asisten produksi dan penjualan barang milik Akademi Heidelberg Estela. Sementara satu orang adalah satu-satunya siswa kelas alchemist yang sedang di tes .

Tahap pertama ini, Arsena tak mau melakukan hal-hal aneh. Hanyalah sebuah wewangian yang ia buat. Dengan menggunakan metode sederhana yaitu penggunaan bubuk dari bahan aromatik serta minyak minyak Atsiri yang pernah ia buat sebelumnya.

Usai menumbuk beberapa bahan kering, segera dicampurkan dengan beberapa sendok bubuk pengikat. Lalu ia uleni perlahan dengan pemberian sedikit air . Kemudian ditambah minyak esens yang pernah ia buat. Lalu ia bentuk pada stik bambu dan seterusnya dikeringkan dengan pancaran panas api dari jarak tertentu.

Sengaja dilakukan awal selain proses pengeringan itu lambat, musim dingin benar-benar menghambat proses pendinginan ini. Arsena harus memperhatikan besar api agar bisa mengeringkan insens stik agar tak membuat benda itu terbakar. Serta membalikkan benda itu hingga mengeras sempurna.

Kemudian sambil menunggu insens stik itu kering dan mengeras, ia kembali membuat sebuah ramuan. Beberapa bahan telah ia siapkan. Baik dari jahe maupun minyak lain yang telah diproses.

Penyulingan Atsiri berlangsung agak lama. Meski begitu, Arsena yakin jika barang ini bisa dijual nantinya. Ia juga harus mendapatkan uang daripada bergantung terus pada orangtuanya yang memang lebih penting bagaimana kehidupan warga Erburg.

Sekitar jam dua sore, baru bisa Arsena selesaikan. Beruntung ia telah menulis laporan tentang karyanya ini sehingga bisa dipresentasikan.

"Hasil pertama adalah insens stik. Mirip dengan dupa di benua timur, namun fungsi dari insens stik ini adalah wewangian ruangan. Menggunakan metode pembakaran layaknya dupa biasa, namun hanya perlu dibakar di ujung saja serta digunakan dalam ruang tertutup atau minim ventilasi udara.

Hal ini sempat saya gunakan sebagai alternatif pengobatan kecemasan ringan pada pasien di Rumah Sakit Akademi Heidelberg satu bulan yang lalu. Dari 10 pasien yang diberikan, 8 diantaranya memberikan umpan positif. Dimana ..." Penjelasan Arsena berlangsung dengan segala bukti dan laporan hasil serta demo cara penggunaan insens tersebut.

Kedua gurunya tersenyum terus saat presentasi berlangsung. Sementara penilai tambahan itu terus menerus membenarkan posisi kacamatanya. Mereka kagum atas kerja sang murid yang memiliki lompatan jauh dibanding apa yang mereka ajarkan.

"Aih ini bau manis, bukankah ini mawar?" Tanya Profesor Eleanor saat ia mencoba menggunakan salah satu batang insens.

"Benar Profesor Eleanor, itu adalah campuran mawar dan vanilla!" Arsena mengangguk, ia menyukai aroma manis ini. Seperti berada dalam ruangan penuh mawar.

Kini beralih dengan penjelasan ramuan kedua, yaitu minyak urut atau minyak pijat. Arsena tentu tau jika banyak kalangan yang tak menyukai aroma kuat dari jahe. Sehingga ia hanya perlu efek panasnya lalu menambahkan bau aromatik lain seperti eucalyptus dan rosemary.

Ia juga mempraktekkan cara penggunaannya. Dimulai dari pemijatan punggung Profesor Markus lalu lengan atau kaki dari dua wanita yang menilainya. Tentu ia juga memberikan teknik penyimpanan minyak serta beberapa laporan kegiatan pemijatan yang juga pernah ia lakukan di rumah sakit. Sangat cerdas bukan? Linier dengan apa yang dia ambil studinya.

Sekitar jam empat sore, Arsena menyelesaikan ujian kenaikan dengan nilai sempurna. Ia juga capek, di siang hari hanya maka biskuit yang ditawarkan Profesor Eleanor pun hanya beberapa keping saja. Tubuhnya lelah, perutnya keroncongan terlebih jarak menuju asramanya masih jauh.

Good Doctor Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang