19

43 11 0
                                    

Kereta kuda telah berjalan jauh dari Kota Heidelberg. Mutuskan tak lagi kembali ke akademi yang memiliki riwayat salah satu pendiri studi kedokteran tertua. Hanyalah pihak manajemen akademi dan rumah sakit yang tak terlalu peduli atas prestasi siswanya. Fakta mereka lebih peduli pamor atas nama besar.

"Yang Mulia, saya memiliki beberapa rekomendasi akademi yang memiliki studi kedokteran. Apakah Yang Mulia masih berkenan melanjutkan studi?" Tanya Vesta.

"Hah..." Helaan nafas Arsena memecah lamunan dari jendela.

"Mungkin masih berminat Paman. Dimana? Apa disana aman? Bagaimana reputasinya?" Jawaban Arsena ditambah pertanyaan bertubi-tubi.

"Saya bacakan Yang Mulia, kebetulan sedari kemarin beberapa bawahan saya meminta selebaran dari beberapa akademi.

1. Akademi Yon Gung, terdapat di perbatasan paling timur benua. Terdapat studi mirip kedokteran namun memang jaraknya terlampau jauh.

2. Akademi Czecko, berada di Kerajaan Heren. Studi kedokteran ada namun tak se modern Akademi Heidelberg serta berupa studi sampingan saja

3. Akademi Edinburgh, berada di wilayah Teviot Royal Palace. Akademi ternama dari studi kenegaraan, ekonomi serta seni. Memiliki studi kedokteran dengan standar modern.

Bagaimana Yang Mulia?" Jelas Vesta penuh harap.

"Kedengarannya Akademi Edinburgh menarik. Kita bicarakan lagi nanti." Arsena tak memberi kejelasan.

Sehari kemudian, mereka telah sampai. Disambut perdana menteri, yang sebenarnya Arsena malas dengan acara tak penting seperti ini.

"Saya ucapkan selamat Yang Mulia Cayapata!" Grand Duke Darel.

"Cih, maaf Paman, saya tak terlalu menyukai basa-basi!" Usai menunduk sekilas Arsena berlalu masuk istana.

Beberapa benda besar telah dibangun sesuai keinginan Arsena. Baik sistem sanitasi serta pengaturan hiasan seluruh gedung istana maupun kediamannya. Ketidaksukaannya terhadap kelambu-kelambu menjuntai di tiap tiang atau pintu membuat matanya sepet.

"Saya istirahat dulu Paman. Jika ada apa yang penting bicara nanti sore saja." Arsena begitu ingin mandi.

"Baik Yang Mulia!" Ucap Grand Duke Derel lalu kembali ke pekerjaannya.

"Ah nyamannya!" Ucap Arsena sambil menutup matanya.

Rintikan air dari kran shower sederhana membasahi tubuhnya. Ditambah sabun alami buatannya lengkap dengan pasta gigi serta sikat gigi. Terlalu bahagia baginya usai beberapa minggu hanya mandi cepat tanpa memperhatikan menggosok tubuhnya dengan benar-benar teliti.

"Hah baik Erburg maupun Thelem bahkan Heidelberg sama saja. Kebersihan gigi adalah sebuah pilihan, bukan kewajiban." Ujar Arsena usai mengganti pakaian.

"Para bangsawan dan orang kaya lebih suka melapisi gigi rusak mereka dengan emas." Celotehan itu terdengar oleh penjaga yang kebetulan Arsena tengah keluar ruangan.

Dengan pakaian rapi lengkap dengan mahkota simpelnya. Arsena beralih menuju tempat kerja Grand Duke Darel.

"Permisi Paman!" Ucap Arsena isai dibukakan pintu.

"Ah Yang Mulia, saya kira Anda istirahat lebih lama." Ujar Grand Duke sambil mempersilahkan Arsena duduk.

Beberapa permasalahan sosial seperti pengangguran serta tingkat kriminalitas yang masih tak turun. Topik utama selain protes atas raja baru yang memimpin Kerajaan Thelem.

"Jadi pekerjaan apa saja yang ada di Kerajaan Thelem Paman?" Pertama Arsena harus tau pekerjaan apa saja yang ada di masyarakat. Kemudian ia bisa memperkirakan solusi apa saja yang mungkin dilakukan.

Good Doctor Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang