14

52 11 3
                                    

Terkirim kabar penaklukan Erburg yang gagal ke wilayah Thelem. Lalu berita lain juga tersebar ke wilayahnya. Yaitu penobatan segera raja baru serta hukuman seluruh ksatria dan knight yang ikut dalam invasi di wilayah Erburg berupa kerja tanpa upah hingga diputuskan selesai oleh calon raja baru.

Arsena kini makin menjadi seseorang yang begitu dingin dan tak tersentuh. Bahkan keluarganya juga tak bisa berbuat banyak. Mereka sedih karena apa yang mereka lakukan berakibat lebih jauh dan lebih buruk.

Usai kegiatan penjagalan, Arsena menurunkan egonya. Ia persiapkan kegiatan pemakaman orang-orang yang ia penggal. Lalu bersurat pada keluarga korban agar segera menuju pemakaman.

Memang saat itu ia mendapatkan sumpah setia dari para ksatria dan knight Thelem. Bahkan dari sisa keluarga korbannya. Meski moodnya tak kunjung baik, setidaknya mereka telah menunjukkan sisi kejujurannya.

Selain itu, Arsena juga memulai mendirikan tenda perawatan darurat. Melaksanakan tugasnya meski bukan dokter yang resmi. Mulai menjahit luka, pengobatan luka, bahkan melakukan transfusi darah dengan metode sederhana. Tentu ada pengecekan kecocokan sebelumnya.

Pun dengan para pemerintahan Erburg, mereka mulai berbenah. Atas kehancuran beberapa fasilitas serta rancangan yang telah dibuat oleh Arsena. Mereka juga menyita persediaan makanan dan uang dari seluruh pasukan invasi Thelem atas persetujuan Arsena.

Pembangunan sarana pengairan, kincir angin untuk penyaluran air, sistem gorong-gorong, kamar mandi umum langsung dilaksanakan. Arsena juga langsung melakukan sosialisasi sanitasi masyarakat serta peningkatan kesehatan mereka.

Segi pertanian juga ia lakukan berupa penanaman bibit yang ia beli. Berupa jenis sayuran serta bawang-bawangan. Tentu para pekerja Erburg mendapatkan upah dari kantong pribadi Arsena. Ia terlanjur sakit hati dengan keluarganya, sehingga enggan menerima bantuan apapun dari mereka. Hanya untuk proyeknya sendiri.

Dua minggu berlalu, Arsena masih sibuk dengan sisa proyek kecil. Tetapi terpaksa harus ia tinggal karena tuntutan petinggi Thelem. Proses penobatan raja baru harus segera dilaksanakan sebelum Kerajaan Thelem diinvasi kerajaan lain.

"Ck, merepotkan! Aku tak menyukai memerintah wilayah Erburg malah diwajibkan memerintah Kerajaan Thelem. Memang salah raja goblok yang menggangu acara memasakku!" Umpatan-umpatan terus dilontarkan pada raja dan pangeran yang ia tebas beberapa minggu lalu.

Kemudian ia keluar dengan beberapa barang. Hanya melewati sekilas tanpa berpamitan pada keluarganya. Ia tak mau menanggung sakit hati lebih lama.

"Mari Yang Mulia!" Ucapan seorang pendamping raja itu membuat Arsena memicingkan matanya, terlalu geli mendengarnya.

Sesampainya di luar gerbang kediaman Chandrassa, ia melihat beberapa bangunan baru yang mulai bisa digunakan. Ia melihat balita yang dimandikan dibawah keran air, anak-anak yang selalu diingatkan untuk mencuci kaki dan tangan usai bermain, lalu jalanan yang tampak lebih mulus.

"Tuan Muda, ijinkan saya ikut!" Dominic dan Oliver menembus halangan para knight yang melindungi Arsena.

Hanya helaan nafas panjang dilakukannya. Sebenarnya ia berat untuk melepas orang-orang kepercayaannya. Namun ia tak ingin mengingkari janji pada keluarganya empat hari lalu.

'Aku akan pergi, anggap saja tugasku selesai kala proyek kecilku selesai. Tentu aku tak akan menyentuh Erburg lagi.' ujar Arsena saat kedua orangtuanya dan kakaknya berkumpul di kamarnya.

'Kenapa Arsen memilih pergi?' Dione terlalu sakit dengan kalimat anaknya.

'Rasanya terlalu sakit disini.' tunjuk Arsena pada dadanya.

Good Doctor Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang