Di pagi hari yang masih temaram, Arsena tengah berada di balkon kamar. Bukan kamar raja sebelumnya, ia tak menyukai ruangan itu. Bau dan bekas banyak kotoran yang tak dibersihkan.
Sratt
Hampir saja wajahnya tergores anak panah. Beruntung ia bergeser untuk duduk. Dan ditangkap si pemanah itu.
"Aih gini amat hidup, jadi raja aja belum." Gerutunya masih menunggu fajar menyingsing.
"Yang Mulia, Anda baik-baik saja?" Vesta langsung masuk tanpa persetujuan.
"Baik Paman!" Jawab Arsena tanpa menoleh.
Sekitar jam sembilan, Arsena bersiap dengan pakaian kebesaran yang ia putuskan untuk dimodifikasi lagi. Tak ada renda-renda, pakaian berlapis serta perhiasan glamor seperti anting atau kalung permata. Hanya aksen bros mewah serta sepatu kulit mewah tanpa hiasan khusus. Sementara jubah tambahan tak bisa ia protes lagi.
Dihadiri seluruh bangsawan dan para perwakilan negara atau kerajaan sahabat. Ruang tahta telah disulap sesuai keinginan Arsena. Minimalis namun kesan kemewahan dengan sedikit aksen warna emas ditampilkan. Dimana seluruh undangan tampak takjub atas perubahan besar yang amat singkat itu.
"YANG MULIA ARSENA MEMASUKI RUANG TAHTA." Ia benci kebisingan, namun sudah aturan adanya terompet nyaring itu.
Semua orang berdiri, hanya tampak di depan perwakilan bangsawan tertinggi yaitu Archduke Darel, ketua serikat gereja, serta satu orang panglima perang.
Arsena berjalan diikuti dua pengawal serta asisten pribadinya. Pakaian berwarna abu-abu tua serta jubah merah. Ia berjalan lurus tanpa menoleh pada siapapun.
"Atas nama penguasa jagad raya, dengan ini kami nobatkan raja baru Kerajaan Thelem!" Ucap Archduke Darel, lalu Arsena berlutut dengan satu kakinya.
"Yang Mulia Arsena Cayapata, dengan ini dinobatkan sebagai raja sekaligus penguasa Kerajaan Thelem yang resmi." Archduke Darel menyematkan mahkota kerajaan yang baru, lalu memberikan pedang pusaka raja pada Arsena.
Cayapata, yang berarti gugusan bintang. Esna Chandrassa memberikan nama ini dengan ribuan kata maaf. Memang keputusan Arsena menanggalkan marga Chandrassa dari namanya. Namun tetap sebagai seorang bangsawan Esna dan Dione tak ingin anaknya dilecehkan namanya. Untuk itu Esna memberikan hadiah terakhir berupa Cayapata, sekaligus menutup keturunan Chandrassa yang resmi dari hidup mereka.
Cayapata, merupakan harapan keluarga Chandrassa. Atas sebuah keindahan dan kemegahan langit yang tak pernah bisa mereka raih. Arsena, artinya kaya raya. Kaya akan ilmu pengetahuan lalu bisa hidup mandiri. Nama yang benar-benar menjadi doa yang terkabul.
Pidato singkat ia berikan beserta beberapa aturan yang ia ubah serta ditambahkan. Mengangkat Archduke Darel menjadi Grand Duke baru tanpa pertimbangan siapapun. Lalu mengangkat bangsawan berpengaruh lain yang memiliki dukungan positif pembangunan menggantikan para bangsawan yang ditahan. Serta meluruskan pemberontakan internal warga Kerajaan Thelem agar segera selesai.
Usai melakukan segala hal secara formal, mereka melanjutkan acara jamuan penobatan. Tentu Arsena mendapatkan makanan khusus yang dipesan oleh Oliver. Tetapi jangan lupakan kedua orang penting sebagai asisten sekaligus pengawal pribadinya yang diangkat sebagai knight utama tanpa pemberitahuan pada khalayak ramai, hanya internal kerajaan.
"Hhhh!" Desah Arsena menatap makanan hambar itu.
"Apa tak sesuai selera Yang Mulia?" Tanya Vesta.
Grand Duke dan beberapa petinggi yang semeja dengan Arsena menatap horor. Takut kejadian pemotongan anggota tubuh terjadi lagi.
"Mohon dimaklumi Yang Mulia, memang selera Anda tak biasa bagi orang biasa." Ucap Oliver sedikit mengejek dan mendapatkan pelototan Vesta.
"Ck aku benci panggilan itu!" Decak Arsena, ia hanya makan sayuran fresh tanpa bumbu apapun. Lidah medoknya memberontak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Good Doctor
AdventureLara dan emosi telah terkubur dalam. Meninggalkan kenyataan akan kedudukan, keluarga dan kenangan. Dia telah melihat bagaimana kehidupan dulu, meski sementara lalu kembali terhapus setelah bangun kembali. "Setidaknya aku akan berusaha bahagia lagi...