25

36 9 0
                                    

Pungutan pajak diterima seperti biasa, tak ada hal aneh saat Arsena membacanya. Bahkan pada poin standar ukuran pajak masih terbilang normal bagi kondisi Kerajaan Thelem.  Tak sampai besaran satu koin emas bagi rakyat biasa. Terkecuali bangsawan kaya atau pedagang kaya raya.

Hanya indeks angkatan kerja saya yang sedikit naik. Sisanya seperti laporan kesehatan serta laporan keamanan yang dilaporkan menurun. Benar, keamanan dalam hal penipuan, perdagangan gelap, serta perbudakan. Dimana para pelakunya sering ditemukan namun tak ada laporan siapa pelaku utamanya.

"Haish, kapan bisa selesai?" Umpat Arsena melihat beberapa tumpuk berkas yang berada di mejanya.

"Ada yang bisa saya bantu Yang Mulia?" Ucap Grand Duke Darel.

"Apa memang surat dan berkas ini tak pernah disentuh?" Protes Arsena padanya.

"Memang begitu adanya Yang Mulia. Menurut laporan dahulu, raja bahkan Grand Duke terdahulu tak pernah melihat kertas-kertas tersebut." Jelas Grand Duke Darel.

"Duduk saja Kakek. Kursi itu tak akan berguna jika tak pernah dipakai untuk duduk." Sarkas Arsena saat menatap Grand Duke yang setia berdiri di depan meja.

"Mungkin sebaiknya Kakek Grand Duke sering olahraga ringan agar punggungnya tak cepat renta." Saran itu membuat Grand Duke melotot. Dimana dia dikomentari renta oleh seorang anak.

"Yang Mulia!" Sergah Grand Duke masih dengan nada sopan.

"Ah jangan emosi dulu!" Ucap Arsena berusaha menenangkan lawan bicaranya yang melotot.

"Semakin tua manusia, bahkan diatas usia 35 keatas pertumbuhan otot dan kekuatan tulang akan menurun. Setidaknya melakukan olahraga akan meningkatkan kebugaran dan menjaga masa otot." Jelas Arsena.

"Tapi Yang Mulia, kegiatan saya banyak di dalam ruangan!" Kilah Grand Duke.

"Hmm, saya mengerti Kakek Grand Duke. Olahraga bukan berarti diluar ruangan hingga berkeringat deras. Setidaknya lakukan gerakan seperti ini!" Ucap Arsena lalu berdiri di depan meja.

Squad, Arsena mempraktekkan gerakan itu dengan baik. Sedikit memposisikan tubuh jongkok namun tak serta-merta duduk. Memastikan lututnya lurus dengan ujung jari kaki dengan posisi lutut agak melebar. Serta posisi punggung tegak stabil serta tak banyak pergerakan di daerah pinggul.

"Lakukan ini perlahan, mungkin lakukan delapan kali lalu istirahat selama sepuluh detik. Dan ulangi selama empat kali." Saran Arsena usai memberikan demo.

"T-tetapi itu sangat memalukan Yang Mulia." Protes Grand Duke pada pose itu.

"Maksudnya posisi pantat?" Heran Arsena dengan wajah polos.

"Yang Mulia, terlalu tabu Anda menyebutnya." Ucap Vesta memberikan penjelasan.

"Saya tak sedang bicara sebagai raja Paman Vesta. Hanya saran sebagai calon dokter!" Jawaban sesantai itu tanpa memberi perhatian pada si pembicara.

"Gerakan ini fungsinya untuk memperkuat otot bawah Kakek. Memberikan penguatan otot kaki, latihan penyeimbang tubuh, serta mencegah sendi panggul, lutut dan tungkai agar tak kaku. Bahkan seharusnya ini dilakukan semua orang." Ucap Arsena sambil kembali duduk.

"Lalu seringlah berjalan-jalan tanpa alas kaki saat pagi hari di taman." Arsena mengakhiri penjelasannya.

"Yang Mulia, bahkan saya tak pernah mendengar penjelasan ini dari dokter manapun." Seorang asisten Grand Duke menyela saat Oliver akan bersuara.

"Hmm, anggap saja ini pengetahuan pribadiku." Mereka tercengang, bahkan para profesor tak pernah berteori sembarangan.

Hari demi hari berlalu, dimana Arsena melakukan perjalanan bersama vaksin yang datang bergantian. Berbagai wilayah ia kelilingi untuk melakukan vaksinasi. Termasuk di daerah terpencil serta perbatasan kerajaan.

Good Doctor Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang