MURID BARU

90 6 2
                                    

Saat ini di sekolah kembar Z, alan dan alen, sedang asik duduk di roftop. Menikmati angin yang berhembus.

"Bang lo sekali masuk langsung jadi populer di kalangan para gadis aja, pakai apaan lo bang haha." ucap zelvin sambil melirik zelvan.

"Mana gue tau" balas zelvan singkat.

"Oh ya, bang alan sama bang alen di sana ngapain aja?" Tanya zelvin.

"Biasa aja sih" jawab alan.

"Di sana gak ada hal menarik gitu?"

"Gak ada elvin, btw lo disini gimana?" Tanya alen.

"Y-yaa biasa aja sih hehe" jawab zelvin gugup.

"Gak ada yang nyakitin lo kan" ucap alan, dia merangkul zelvin dan membisikkan kata yang membuat zelvin terkejut dan langsung menatap tak percaya pada alan.

"Kenapa?, bilang aja semua selesai dek" ucap alan sambil tersenyum. Senyum itu bukan senyum yang pernah alan lihatkan padanya, seram.

"J-jangan bilang abang" zelvin menatap takut pada alan.

"Kenapa hm?, abang kan mau bantu adek" ujar alan.

"Bener tuh lagian bang alan baik kok ya kan?" Ucap alen seraya tersenyum manis.

"Tapi cara abang salah!" Marah zelvin, dia hendak pergi namun tanggan nya di tarik oleh zelvan.

"Udah bisa marah ternyata" ucap zelvan sambil menatap zelvin datar.

"Duduk sini elvin, yang nyuruh lo pergi siapa?" Tanya alen dengan nada di buat sedih.

Zelvin masih diam, tiba-tiba dia di tarik paksa dan duduk di tengah-tengah kakak' nya.

"Inget ini ya abang akan selalu ada buat adek" ucap alan lembut.

Mata zelvin berkaca-kaca, ternyata dia tidak sendiri ada mami dan kakak-kakaknya yang selalu di sampingnya, zelvin memeluk alan erat, mereka saling memeluk satu sama lain menyalurkan rindu, kesedihan dan bahagia.

"Oh ya kita bolos yuk" ajak alen. Alan mengganguk.

"Hiks bang hiks alen gimana sih hiks lagi sedih-sedihnya juga" ucap zelvin masih dengan isakkan nya.

"Tau tuh bang alen ini lagi bolos juga" kesal zelvan.

"Heh!, maksud abang tuh kita ke cafe atau apa kek, bosen gue tuh di sini mulu lagian bang alan juga setuju kok!" Balas alen.

"Udah!, ayo kita ke cafe dan zelvin udah gak usah sedih ya" setelah itu mereka pergi ke belakang sekolah untuk ke cafe terdekat.

Zelvin berjalan di depan karena alan alen dan zelvan tidak tau area sekolah ini, akhirnya sampailah mereka di belakang sekolah ada tembok tinggi dengan tangga di samping barang-barang bekas.

"Ayo bang keburu ketahuan guru" zelvin memposisikan tangga itu di tembok dan dia naik dulu di ikuti zelvan dan alan.

Saat alen ingin naik guru menghampiri mereka berempat, guru itu membawa penggaris panjang. Alen panik dan yang lain menyuruh alen naik, namun kaki alen sudah di pegang oleh guru itu.

"MAU KEMANA KALIAN?!, BOLOS YA?!, SINI TURUN JANGAN COBA-COBA KABUR!!" bentak guru itu, alen mencoba melepaskan tangan guru itu dari kakinya.

Dukk!..

"Maaf pak sengaja hehe!" Alen menendang wajah guru itu dan naik ke dinding, tak lupa memberikan jari tengah nya.

"Awas aja kalian!" Bentak guru itu.

=====

"Keren lo bang" puji zelvan. Alen hanya tersenyum sombong.

Tukk!..

Alan menjitak dahi alen, alen hanya menatap tajam kakaknya itu tapi tak berani memukul balik.

"Apaan sih bang!" Kesal alen. Alan tersenyum dan nenggelus rambut adiknya itu gemas.

"Maaf, udah kita nikmati ini dulu abis itu pulang aja" mereka bertiga mengganguk dan melanjutkan makan yang tertunda, mereka juga mengobrol hal-hal yang lucu, para pelanggan cafe melirik ke arah mereka karena yaa tawa mereka sangat kencang sekali, apa peduli?, yang penting mereka senang.

.
.
.
.
.
.
.
.

Oke segitu dulu jangan lupa vomen dan maaf kalau gak nyambung dan banyak typo nya byee...

579 kata..

KEMBAR Z [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang