"tenang jung, semua akan baik baik saja" ucap seokjin mencoba menenangkan jungkook yang sedari tadi hanya diam melamun di depan ruang operasi istri cantiknya.
sementara taehyung yang juga ada disana mulai mendekat dan menepuk pelan pundak sang sahabat, "aku sudah menemukan dalangnya, dan aku juga sudah menghabisinya sesuai dengan perintahmu jung" lapor taehyung.
"siapa dalangnya?"
"tentu saja alberto---- dan dia dibantu oleh jessica, tumbalmu itu" jawab taehyung sembari mengeluarkan ponselnya yang menampilkan dua orang lelaki dan perempuan tewas dengan bersimbah darah.
"jesicca? dia masih hidup? ku pikir alberto sudah membunuhnya" gumam seokjin.
taehyung menganggukan kepalanya sebagai jawaban, "ku pikir juga seperti itu. tapi ternyata tidak, wanita itu menggunakan kelebihannya yangpandai berbicara untuk mengikat alberto dan mengajaknya bekerja sama" jelasnya, "itu yang aku dapatkan dari beberapa anak buahku yang mencari, menangkap dan mengintrogasi perempuan itu" imbuhnya.
"lalu bagaimana dengan anak buahnya yang lain atau keluarganya yang lain? tentu dia memiliki keluarga dan sahabat dekat, apa mereka berniat bbalas dendam padaku?" tanya jungkook dengan menoleh menatap taehyung.
"kurasa tidak, alberto tidak memiliki sahabat dekat. semua sahabatnya sudah mati di tangannya, dan itu ia lakukan untuk menguasai harta mereka. soal keluarga--- itu juga sama, dia tidak memiliki siapapun kecuali adolf, itupun sudah kau bunuh. yang ada, dia memiliki banyak musuh dari pihak keluarga maupun teman temannya" jelas taehyung lagi.
jungkook hanya menghela nafas panjang lau menganggukan kepalanya.
tak lama kemudian, ayah dan ibu jungkook datang. tuan jeon dengan wajah memerah langsung berjalan cepat menuju sang anak lelaki yang kini berdiri hendak menyambut dirinya.
bugh!
sebuah bogem mentah tuan jeon berikan pada jungkook hingga pemuda itu jatuh tersungkur. seokjin dan taheyung yang melihat itu beringsut mendekat dan membantu jungkook untuk berdiri.
lukas dan pengawal yang lainpun juga hanya bisa diam menundukan kepalanya. mereka tidak bisa membantu jungkook saat ini, karena yang menghajar pemuda itu adalah juga tuannya.
"apa apaan jeon jungkook! kenapa istrimu sampai seperti ini ha?! apa yang kau lakukan?!!!" amuk tuan jeon pada sang anak.
ibu dari jungkook pun juga hanya terdiam, ia sama sekali tidak berusaha membantu sang anak yang di amuk oleh ayahnya. mungkin, dia juga merasa kecewa pada jungkook karena tidak bisa menjaga menantu dan cucunya dengan baik.
"a-ayah--"
"apa jungkook? apa?! kau ingin beralasan apa ha?! kau pikir aku tidak tau, aku tau semuanya jungkook. akiu tau rencanamu yang ingin mengugurkan cucuku, aku tau rose yang kabur dari rumah. aku tau semuanya jeon jungkook! tapi aku tak menyangka kau bisa sebodoh dan teledor seperti ini sampai rose terluka dan harus berjuang di dalam sendirian! dimana otakmu jeon jungkook! percuma tatto dan ototmu itu! kau tidak becus menjaga menantu dan calon cucuku!" amuk tuan jeon dengan berapi api.
ibu jungkook hanya diam wanita paruh baya itu kini menunduk dan menangis terisak. ia memejamkan matanya seraya berdoa untuk keselamatan sang menantu dan calon cucu pertamanya.
"a-aku minta maaf ayah, aku tau aku salah. aku----"
ceklek!
pintu ruang oprasi itu terbuka. sontak semua yang ada disana mengalihkan pandangannya, dan memusatkan pandangannya pada sosok dokter yang keluar.
ibu jungkook yang awalnya duduk, kini berdiri dan ikut mendekat pada sang dokter mengikuti suaminya.
sementara jungkook, pemuda itu melirik pada lukas dan menganggukan kepalanya memberi kode.
lukas sendiri hanya bisa memejamkan matanya dan menganggukan kepalanya pelan.
"bagaimana keadaan istri saya dok?"
"bagaimana keadaan menantu saya dok?'"
"ya dok, bagaimana keadaan menantu dan calon cucu saya?"
dokter itu menghela nafas panjang lalu menatap orang orang di depannya.
tepat saat ia membuka mulutnya henda menjelaskan semuanya, lukas menaikkan lengannya menodongkan senjata apinya tepat di belakang kepala jungkook.
tentu hal itu membuat semua yang ada disana terkejut bukan main. bahkan seokjin mendekat hendak mengambil sejnjata itu.
"jangan ada yang mengganggu dan menghentikan lucas. dia melakukan ini karena perintahku" ucap jungkook tanpa mengalihkan pandangannya pada dkter yang menangani istrinya.
"apa yang kau lakukan jeon jungkook! jangan gila!" erang taehyung yang juga mendekat ingin mengambil senjata yang dibawa lukas.
"berani kau memberikan senjata itu dan tidak menuruti perintahku. aku akan menghabisi keluargamu lukas" ancam jungkook.
semua yang ada disana mendengar itu hanya bisa menggelengkan kepalanya tak percaya.
"jadi, bagaimana keadaan istri saya dok?" tanya jungkook sekali lagi.
lukas yang lagi lagi mendengar pertanyaan itu di buat panas dingin, dalam hatinya ia berdoa semoga nyonya mudanya baik baik saja.
dokter itu menganggukan kepalanya pelan,
"kami sudah berusaha semaksimal mungkin tuan" jawabnya, dan bertepatan dengan itu, jari lukas sudah bersiap untuk menarik pelatuk senjata yang ia genggam..
taehyung, seokjin dan yang lain panik di buatnya. mereka mengkode satu sama lain untuk saling bekerjasama, menahan lukas menuruti permintaan jungkook yang bisa di bilang cukup gila.
"m-maksud dokter" lirih ibu jungkook.
"maaf tuan, nyonya--- kami sudah berusaha semaksimal mungkin. tapi---"
Pemuda jeon itu memejamkan matanya erat, jantungnya berdebar kencang, menyiapkan dirinya jika kemungkinan buruk itu terjadi. Begitu juga dengan lukas yang kini tangannya mulai bergetar.
Sama seperti jungkook dan lukas. Yang lainpun juga sama berdebarnya.
"Tapi apa dok?"
"Tapi kami tidak berhasil menyelamatkan kandungan noona roseanne."
Mendengar itu, jungkook melemas seketika. Tubuh kekar itu meluruh ke lantai berasamaan dengan lukas yang juga langsung menjatuhkan senjatanya.
Sementara ibu jungkook, wanita paruh baya itu menangis terisak dalam pelukan sang suami.
"Meskipun noona roseane di tabrak rendah. Tapi ternyata benturan pada perut noona roseanne berakibat fatal, noona roseanne mengalami pendarahan hebat. Kami sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi--- janin noona roseanne tidak bisa bertahan. Maafkan kami"
"Lalu bagaimana keadaan menantu saya?" Kini ayah jungkook mulai bersuara.
"Noona roseanne untuk saat ini masih belum sadar. Kakinya mengalami cidera dan harus menjalani beberapa terapi" jelas sang dokter.
Jungkook lagi lagi hanya bisa diam, air mata lelaki itu mengalir deras membasahi pipinya.
"Ini semua karenaku, rose pasti akan sangat membenciku" lirihnya.
"Ya! Dia pasti akan sangat membencimu jeon! Karena dia tau kalau ini yang kau inginkan!"
1 bab lagi end hehehe...
KAMU SEDANG MEMBACA
-JK- [M]
Fanfiction21+ hanya seorang bidadari yang bisa mendapatkan hati seorang jeon jungkook. seorang mafia kejam yang tidak memiliki hati nurani. jangan pernah membuat masalah dengannya jika kalian tidak ingin di habisi olehnya. "ayo jungkook, kau harus berkenalan...