26

1.2K 188 21
                                    

Seperti hari hari sebelumnya, rose akan selalu di temani lucas ataupun pengawal lainnya saat bepergian. Usia pernikahan rose dan jungkook memasuki bulan kedua, dan mereka baik baik saja. Mereka hidup layaknya sepasang suami istri pada umumnya. Dan setelah pertemuan rose dengan jessica beberapa waktu yang lalu, ia tak lagi bertemu dengan wanita itu. Bahkan, ancaman ataupun teror yang dikatakan wanita itu tidak terbukti sampai saat ini.

"Noona, setelah bertemu dengan noona jennie. Anda diminta datang ke resto dimana tuan jeon melaksanakan rapat" ucap lucas pada rose saat dirinya keluar dari mobil.

Ah iya, kini rose sudah bertemu dengan jennie, tunangan taehyung. Dan sekarang mereka sangat akrab, mereka sering sekali pergi bersama. Entah ke salon ataupun ke mall.

"Baiklah" jawab sang wanita dengan tersenyum. Tidak munafik, rose mulai terbiasa dengan jungkook. Ia juga beberapakali terang terangan menunjukan kerinduannya pada lelaki itu jika seharian tidak bertemu.

Sama halnya dengan jungkook, lelaki itu memperlakukan rose dengan sangat baik. Bahkan dia sama sekali tidak terlihat terpaksa menikahi rose.

Setelah turun dari mobil, rose berjalan menuju salon dimana dirinya dan jennie membuat janji.

"Kalian tunggu disini saja" ucap rose begitu sampai di depan pintu masuk salon.

Lucas sontak menatap jo yang saat ini ikut mengawal rose, "tapi noona, tuan jeon bilang saya harus selalu ada disisi noona jika sedang tidak bersama tuan jeon"

"Astaga, kalian tidak perlu terlalu patuh pada perintah jungkook. Lagipula, salon ini milik saudara jennie eonni. Tidak mungkin mereka akan berbuat buruk padaku"

"Tapi---"

"Sudah, lebih baik kalian duduk disana saja" tunjuk rose pada sebuah kedai yang berada di samping salon, "pesan makanan dan minuman disana. Sembari menungguku selesai, kalian bersantailah disana" imbuhnya, lalu masuk begitu saja kedalam salon.

Lucas dan jo hanya bisa menghela nafas panjang lalu berjalan menuju kedai yang di tunjuk rose tadi untuk berisitirahat.











"Apa lagi sekarang? Bukankah semuanya sudah selesai? Aku dan ayah sudah mengganti rugi. Kenapa dia masih saja mencari masalah"

"Ini bukan masalah bisnis jeon" jawab seokjin yang kini berjalan menuju sofa dan duduk di depan jungkook, "tapi ini soal dendam masalalunya"

"Astaga! Dendam apalagi sekarang? Soal    pemenang tender itu atau apa? Kalau soal itu, aku sudah mengalah. Aku---"

"Ini soal adiknya" potong seokjin, "ini soal adiknya yang kau bunuh beberapa waktu yang lalu"

Jungkook yang mendengar itu tertawa terbahak, "hahahahhahaha! Dia masih mempermasalahkan hal itu? Bukankah yang aku lakukan sudah benar? Aku sudah memusnahkan saingannya, saingan yang akan mengganggunya mendapatkan harta warisan dari ayahnya"

"Jeon, dia bukan kau" tekan seokjin, "adolf bukan kau yang terlalu serakah, sampai menggunakan segala cara untuk mendapatkan apa yang dia mau. Apalagi sampai menggunakan gadis lugu yang tidak tau apa apa untuk melancarkan aksinya." Lanjutnya menyindir jungkook.

"Hah, terserah kau saja lah hyung. Yang terpenting, aku bertanggung jawab"

"Bertanggung jawab apa maksudmu?" Tanya seokjin mengernyitkan dahinya, "bertanggung jawab menafkahi rose dan memberikan banyak fasilitas untuknya? Atau apa?"

Pemuda jeon itu hanya terdiam.

"Jung, jika yang kau maksud tanggung jawab adalah hal itu. Bukankah itu sudah kewajibanmu?" Tekan seokjin. "Apa kau sama sekali tidak berpikir bagaimana kedepannya? Bagaimana perasaan rose?"

-JK-  [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang