Sesampainya di kantor, Hikaru beserta kelompoknya masuk ke dalam dan di sana juga tentunya sudah terdapat guru pendamping yang tidak lain adalah Tomioka Sensei.
"Ohayou gozaimasu Minna san"
"Hai! Ohayou gozaimasu Sensei" ucap kelompok Hikaru
"Terimakasih atas kehadiran kalian semua untuk praktek belajar nyata di lapangan hari ini"
"Baiklah kalau begitu, aku akan membagi kalian di beberapa ruangan?"
"Hai sensei" ucap kelompok Hikaru serentak
Akhirnya Tomioka pun menunjukkan ruangan-ruangan yang akan di praktekkan oleh beberapa anak muridnya, satu persatu mereka sudah masuk ke dalam ruangan nya sendiri terkecuali Hikaru, dia masih belum sampai di tempat prakteknya.
"Uhm...... Tomioka Sensei"
"Hai!, nandesuka ?"
"Aku......"
Hikaru terhuyung lemas, dan hampir saja Hikaru membahayakan kandungan nya itu. Tomioka yang melihat hal tersebut dengan cepat langsung menyanggah tubuh Hikaru.
"Hikaru san"
"Aku sudah tidak kuat lagi untuk berjalan, kaki ku rasanya pegal semua"
"Uhm.... Maafkan aku, kalau begitu aku akan menggendong mu menuju tempat ruangan praktek mu"
"Uhm"
Hikaru mengangguk iya.
Sesampainya di tempat ruangan Hikaru, Tomioka langsung mengetuk pintu dan masuk.
"Sumimasen........"
Sesampainya di dalam ruangan, Tomioka meletakan Hikaru di sofa ruangan tersebut.
"Uh........... Sepertinya dia sedang tidak ada di sini, kemungkinan dia sedang rapat. Apakah kau tidak keberatan jika aku tinggal?"
"Uhm, Sensei aku tidak papa"
Hikaru mengangguk.
Tomioka pun pergi meninggalkan Hikaru yang sedang istirahat di sofa ruangan tersebut dalam keadaan lemas.
Hikaru yang sedang memegang perut buncit nya tersebut terus mengelus perut buncit miliknya. Bayi yang sedang ia kandung malah merespon ucapan nya.
"Ah..... Kamu tuh yak, malah nendang lagi"
Ucapan Hikaru malah di respon kembali oleh anak nya itu.
Hikaru tersenyum manis melihat bayi yang sedang di kandung nya itu terus aktif bergerak di dalam sana.
Ketika Hikaru sedang asik bermain dengan anaknya, pintu ruangan terbuka menandakan bahwa seseorang akan masuk ke dalam ruangan itu.
Dengan cepat Hikaru menutup perutnya itu dan langsung duduk seperti semula agar tidak ada yang tahu.
Jujur saja hingga sekarang Hikaru masih merahasiakan tentang pernikahan nya dengan Rengoku. Apalagi kini dia sedang mengandung anak dari seorang pria yang jauh lebih tua darinya.
Ketika pintu tersebut melebar, akar matanya langsung melihat seorang pria bersurai rambut berwarna kuning merah tersebut masuk ke dalam tempat praktek ruangan nya, Yang tidak lain adalah suaminya sendiri.
KREEKKKK......
"Uh, Om?!"
Rengoku yang mendengar suara itu langsung melihat ke arah suara itu berasal. Betapa terkejutnya dia ketika melihat istri tercintanya sedang duduk di ruangan pribadi miliknya.
"Sayang......."
Rengoku langsung memeluk istrinya itu dengan erat.
"Sayang....... Kok kamu gak bilang sih kalau mau datang... Kan aku bisa jemput kamu loh"
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjodohan Rengoku
FantasiDengan berat hati Hikaru harus menerima kenyataan bahwa dia harus menikah dengan seorang pria yang sudah berumur 30 tahun, karena keluarga nya memiliki hutang kepada Rengoku. Karena tidak bisa membayar nya maka ke-2 orang tua Rengoku menawari Hikaru...