Bab 10

396 26 0
                                    

Alis pria tampan itu mengernyit melihat matenya terdiam salah tingkah. Semakin mencurigakan saja tingkah matenya itu. Ia jadi penasaran tentang hal yang mereka bicarakan tadi.

"Kenapa aku tidak boleh tau?" Bertanya sekali lagi dengan nada datar.

Ahyeon berusaha mengubah salah tingkahnya menjadi seperti biasa. Tapi rasanya sangat sulit. Diliriknya Rora yang juga sama salah tingkah dengannya. Ckck, betapa takutnya mereka ketahuan oleh pria tersebut.

Chiqi semakin merasa curiga sekaligus penasaran.

"Aku tanya, kenapa aku tidak boleh tau?"

Ahyeon cepat-cepat menyahut sebelum pria itu bertanya untuk yang ketiga kalinya.

"Ini rahasia kami hehe." Mengeluarkan cengirannya agar tidak terlalu terlihat kegugupannya.

"Rahasia?"

Ahyeon mengangguk yakin.

"Ya kan, ra?" Menyenggol lengan Rora dengan sikunya seraya terkekeh paksa.

"Iya. Ini rahasia perempuan jadi kamu tidak boleh kepo." sahut Rora dengan tawa kecilnya.

"Kalian jangan bohong!! Jujur saja" tegas chiqi karena sama sekali tidak merasa percaya.

Ampun deh! Gue harus bilang apa nih? Masa iya gue jawab kalau gue kepikiran masa lalu gue?! Bisa-bisa dia ngamuk ke gue atau lebih parahnya dia ngebunuh orang yang kami bahas tadi. Otak berpikir dong! Gue harus jawab apa ini, ya lord? Batin ahyeon panik.

"Aku hanyaa...." Gadis cantik itu bingung dengan kelanjutan ucapannya.

"Hanyaa???" tuntut chiqi.

Sebuah ide briliant tiba-tiba saja masuk ke otaknya disaat yang genting seperti sekarang. Berpura-pura menunduk sedih dengan tangan yang meremas satu sama lain.

"Aku tak sengaja memecahkan gucimu yang ku yakini berharga sangat mahal. Jadi aku tidak mau kamu tau karena aku takut kamu memarahiku." lirihnya takut-takut. Ahyeon hanya akting, oke?!

Chiqi menghela nafas panjang. Menarik dagu ahyeon dan menatap mata gadis itu dengan tatapan lembut. Membuat
gadis itu menahan nafas akibat merasa sangat gugup.

Bahkan tanpa sadar gadis itu mengigit bibir bawahnya. Pria itu mengelus pipi ahyeon pelan, membuat gadis cantik tersebut semakin gugup dan salting.

Rora yang melihat semua itu tersenyum miring. Dari tingkah sahabatnya, ia sudah tahu sekarang. Sahabatnya sudah jatuh hati ke chiqi. Perlahan- lahan, Rora menjauh dari sepasang mate itu.

"Jangan khawatir, sayang. Aku tidak akan marah hanya karena itu. Bagiku kamu lebih penting dan berharga daripada guci itu."

Tanpa dapat di tahan, senyum ahyeon mengembang mendengar ucapan manis chiqi. Anehnya, hatinya terasa berbunga-bunga sekarang.

Ada apa dengan diriku? Apa aku sudah jatuh ke dalam pesonanya? Semudah itu kah? Lalu, bagaimana dengan dia? Batin ahyeon.

"Kamu melamunkan apa?"

Ahyeon tersentak. Ditatapnya chiqi dengan tatapan hangat.

"Tidak ada. Aku hanya merasa terkejut mendengar ucapanmu tadi."

Chiqi terkekeh senang seraya mencubit pipi ahyeon gemas.

"Kamu merasa baper hmm?"

Ahyeon melongos ke arah lain, merasa sebal dengan ucapan pria dihadapannya. Yah, walau harus ia akui kalau dia sedikit baper dengan ucapan pria tampan dihadapannya.

"Kenapa mengalihkan pandanganmu? Apa kamu merasa malu karena ketahuan merasa baper olehku?" goda chiqi semakin menjadi-jadi.

Kecupan ringan pun ikut didaratkannya di pipi ahyeon hingga semburat merah muda mulai tampak di pipi gadis tersebut. Kulitnya yang putih dan bersih membuat semburat itu terlihat semakin jelas.

"Kenapa pipimu memerah? Apa kamu demam? Kalau begitu izinkan aku merawatmu dengan penuh cinta sampai kamu sembuh." Chiqi mengecup pipi ahyeon gemas.

Ahyeon semakin sebal mendengar godaan tersebut.

"Ckkk Bisa diam gak sih?" ketusnya.

"Gk bisa sayang, soalnya kamu gemesin"ucap chiqi sambil tersenyum

Ahyeon merasa deg degan melihat senyum manis chiqi, apa kah dirinya sudah jatuh cinta dengan pangeran vampire itu, namun sayang sekali dia slalu mengelak perasaan aneh nya itu.

Chiqi tertawa kecil dan menarik dagu ahyeon untuk menatapnya.

"Baiklah. Aku akan diam." Ucap chiqi namun matanya nakal ke arah gadis yang dicintainya.

Gadis itu awalnya tak paham. Namun setelah chiqi mencium bibirnya baru lah ia sadar arti dari kerlingan nakal tersebut. Salah satu tangan chiqi memeluk pinggang ahyeon, sementara tangannya yang satunya lagi digunakan untuk menekan tengkuk gadisnya guna memperdalam ciuman mereka.

Pria tampan tersebut menggerakkan bibirnya di atas bibir ahyeon dengan lembut. Dilumatnya bibir atas dan bawah ahyeon secara bergantian.

"Mpphhttt... "

Lidahnya hendak menerobos masuk ke dalam mulut ahyeon tapi bibir gadis itu terkatup rapat. Ia dapat merasakan tubuh ahyeon yang menegang, namun tidak dipedulikannya dan semakin menggoda ahyeon dengan sentuhannya.

Perlahan-lahan, ahyeon yang sedang melototi orang yamg menciuminya mulai terpejam. Ia terbuai. Terbawa dalam permainan menyenangkan yang diciptakannya. Gadis itu mengalungkan kedua tangannya ke leher pria tersebut dan mulai membalas ciuman.

Chiqi tentu merasa senang saat ahyeon terbawa permainannya. Kesempatan itu tak ia sia-siakan. Segera saja digigitnya bibir bawah ahyeon hingga gadis itu mengaduh.. Lidahnya langsung menerobos masuk kala mulut ahyeon terbuka.

Tangan chiqi yang awalnya berada di tengkuk ahyeon mulai turun. Dielusnya punggung ahyeon dan semakin membawa gadis cantik tersebut mendekat padanya.

Ahyeon sendiri seolah hilang kesadaran atas dirinya. Ia malah membalas ciuman chiqi sebisanya. Di dalam perutnya terasa seperti ada kupu-kupu yang beterbangan. Rasanya aneh namun menyenangkan.

Chiqi melepaskan ciuman mereka. Diusapnya bibir bawah ahyeon yang basah akibat salivanya. Tersenyum manis melihat matenya yang salah tingkah. Dikecupnya pipi, hidung, dan kening gadis itu lembut.

"I love you, ahyeon."

Terakhir, chiqi mencium leher ahyeon dan membuat tanda di sana, dengan gadis itu yang diam mematung dengan debaran jantung yang menggila.

_
_
_

"Sayang."

Rora terlonjak kaget mendengar suara Asa yang berada tepat di belakangnya.

"Ish, kamu nih ngagetin aku aja. Untung aku gak refleks ninju kamu." dengusnya.

Asa tertawa kecil mendengar gerutuan matenya. Dipeluknya tubuh gadis itu dengan posesif. Kecupan- kecupan ringan mulai ia layangkan di leher Rora. Membuat gadis itu mengerang. Baru kali ini Asa mengecup lehernya.

Dan baru kali ini pula lah ada orang yang mengecup area lehernya. Rasanya begitu geli namun nikmat. Kecupan ringan Asa berganti dengan gigitan-gigitan kecil sehingga meninggalkan bekas merah.

"Ahhhhh stophh!" perintah Rora dengan suara yang gemetar. Dia merasa aneh dengan reaksi tubuhnya kala asa mengecup area lehernya.

"Kenapa, hm?" tanya asa tanpa menghentikan kegiatannya.

"Geliiii sayang~." Jawab Rora dengan nada setengah merengeknya.

Asa tersenyum di lekukan leher Rora sebelum mengigit leher putih gadis itu gemas sehingga Rora berteriak. Didorongnya tubuh Rora ke atas tempat tidur.

Kemudian menindih tubuh gadis itu. Tak buang-buang waktu, dilumatnya bibir manis milik matenya dan mulai menciptakan permainan yang panas.

The vampire prince and his soul mate(BXG)(Chiyeon) END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang