"William !! Jangan lari-lari, sayang. Nanti kamu jatuh."
panik ahyeon melihat putranya berlari-larian di lorong kerajaan. Putranya yang berusia 2 tahun itu memang sangat hiperaktif, sampai-sampai ia sendiri sering kelimpungan menghadapi putra tampannya itu.
Wanita cantik tersebut meringis melihat putra kecilnya menabrak kaki Rora kuat dan terduduk di lantai. Secepat mungkin ia melesat ke sana dan membantu putranya berdiri. Menghela nafas lega saat anaknya tidak menangis sama sekali.
"Aunty kalau jalan lihat-lihat dong! Masa William yang segede ini gak keliatan sih? Mata aunty bermasalah ya??" omel bocah itu sehingga Rora dan ahyeon melongo. Sejak kapan pula anak kecil bisa berbicara seperti ini??
Sadar dari keterkejutannya, Rora menyejajarkan tingginya dengan William yang hanya setinggi lututnya.
"Bukannya William yang lari-larian tanpa melihat jalan dengan benar? Kenapa aunty yang di salahin?"
tanyanya pura-pura merajuk.
William kecil melipat tangannya di depan dada, menatap Rora dengan tatapan songong."Aunty memang selalu salah dan William selalu benar. Mengalah lah dengan anak kecil, aunty."
Ahyeon tertawa mendengar penuturan putranya. la ikut berjongkok dan mendekap anaknya gemas.
"Kenapa anak mommy semenggemaskan ini hm?"
"William memang menggemaskan, mom. Dan tentunya tampan." balas William pede.
"Anak lo kenapa bisa kayak gini, yeon? Siapa yang ngajarin kayak gini?" kekeh Rora.
"Daddy lah yang ngajarin, William. Daddy kan guru ter- the best aku." sahut pria kecil itu seraya memeluk ahyeon lebih erat dengan manja.
"Ckck, ternyata si chiqi yang ngajarin."
"Mom, William pengen kue buatan mommy. Buatin ya??" pinta William manja dan tatapan puppy eyesnya yang dapat membuat siapa pun luluh.
"Iya, sayang."
Ahyeon membawa Luke ke dalam gendongannya.
"Ra, gue pergi ke dapur dulu ya. Eh, atau lo mau ikut??"
"Gue ke kamar aja deh. Capek gue."
"Oh, oke."
"Ayok, mom Kita ke dapurrr!!"
seru William girang Saking girangnya ia menciumi pipi ahyeon bertubi-tubi hingga wanita cantik itu terkekeh dan membalas ciuman di pipi putranya.
"Nanti William ikut masak ya, mom. William pengen jago masak biar nanti aku aja yang masakin mommy makanan."
Ahyeon sampai terharu mendengar ucapan putra kecilnya. Selama ini, putra kecilnya memang sangat menyayangi dirinya. Terbukti dari setiap ucapan dan tingkah William. Anaknya juga sangat posesif loh.
Jika ada pria yang menatap dirinya dengan tatapan memuja maka William akan bertindak. Ia sendiri sampai tidak bisa membayangkan akan seperti apa jadinya jika William sudah besar.
William terus berceloteh di sepanjang perjalanan ke dapur. Ahyeon menyahuti setiap ucapan anaknya dan kadang mengecup pipi anaknya gemas. Diturunkannya William di atas kursi kala sudah sampai di tempat tujuan.
Mernakai celemek yang tersedia dan membawa bahan- bahan ke atas meja. Putra tampannya menatap bahan itu dengan tatapan polos dan juga penasaran. Bertanya-tanya di
dalam hati bagaimana bahan-bahan tersebut membentuk sebuah kue."Pertama kita campurin bahan dulu, sayang." ujar ahyeon seraya melirik William yang terus menatapnya dengan tatapan penasaran. Sangat menggemaskan.
"Mommyy Aku yang pecahin telurnya dongg!!" rengek William ketika melihat ahyeon memecah telur dengan sendok.
KAMU SEDANG MEMBACA
The vampire prince and his soul mate(BXG)(Chiyeon) END
Vampir300 tahun yang lalu terjadi lah pertempuran sengit antara bangsa Vampire dan bangsa Werewolf. "Kamu adalah mateku." "APA" "Kamu adalah mateku. Pasangan yang telah ditentukan oleh tuhan. You are my mate." "Ini gk bisa dipercaya" "Terserah kamu saja...