Bab 29

292 19 0
                                    

Malam yang dingin kala itu mereka habiskan di gazebo atas permintaan ahyeon. Wanita cantik itu memaksa suami dan sahabatnya menuruti permintaannya. Katanya dia ingin menghabiskan waktu di luar sembari menatap langit cerah yang dihiasi bintang-bintang. Gazebo pun di sulap oleh para pelayan menjadi tempat yang indah dan nyaman untuk di tempati.

Mereka duduk mengeliling di gazebo tersebut dengan aahyeon yang menyelimuti tubuhnya dengan selimut tipis. Sesekali wanita cantik itu terlihat menyesap teh susu panasnya. Tak lupa pula memakan biskuit dengan lahap seperti orang yang tidak diberi makan setahun. Chiqi, Rora, dan asa hanya menatap wanita cantik itu dalam diam dengan tatapan heran. Tidak biasanya wanita cantik tersebut makan seperti orang yang tidak diberi makan setahun. Rora dan asa akhirnya tidak ingin ambil pusing.

Mereka berdua sibuk bermesraan sampai-sampai chiqi yang melihatnya merasa jengah dan beralih meletakkan kepalanya di bahu ahyeon tapi tak berlangsung lama karena wanita cantik itu segera mendorong kepalanya.

"Kamu berat, jadi jangan bersandar di bahuku." Ia mendecak kesal kala mendapati ucapan seperti itu.

"Aku cuma nyandar doang, sayang. Bukan mengalihkan semua berat tubuhku ke kamu."

"Tetap saja. Bagiku itu rasanya berat."

Chiqi menghela nafas seraya menyandarkan punggungnya ke dinding gazebo yang terbuat dari kayu. Menyesap kopinya sembari terus menatap istri cantiknya yang tengah sibuk mengunyah kue kering. Memejamkan matanya sejenak kala rasa kantuk mulai menyerangnya.

"Chiqi!!! Boleh aku meminta satu hal denganmu?"

Mata chiqi yang tadinya terasa berat untuk dibuka kembali dipaksakan di buka. Puppy eyes ahyeon membuatnya
tersenyum gemas. Mengangguk seraya mengelus puncakkepala istrinya sekilas.

"Apa, sayang??" Dan kembali beralih menyesap kopinya.

"Aku ingin memelihara monyet."

Chiqi yang sedang meminum kopi langsung tersedak mendengar ucapan istrinya. Sementara Rora yang

mendengarnya tercengang dengan mulut yang terbuka lebar, begitu pun dengan asa. Permintaan ahyeon sungguh ajaib dan mengejutkan.

Mana ada anak perempuan yang ingin memelihara monyet, biasanya anak perempuan lebih suka memelihara kucing, anjing, dan kelinci atau pun makhluk imut lainnya.

"Kenapa lo pengen pelihara monyet??" tanya Rora heran.

"Karena gue pengen lihat kembaran chiqi setiap saat. Abisnya si chiqi jarang banget nemenin gue sekarang ini, dia terlalu sibuk dengan pekerjaannya sampai mengabaikan gue." jawabnya seolah chiqi tidak ada di sana.

Chiqi yang mendengar jawaban jujur ahyeon tentu sangat terkejut. Ia tidak merasa mengabaikan istrinya sama sekali, tapi nyatanya sikapnya membuat sang istri merasa terabaikan. Perasaan bersalah di rasakannya hingga perlahan ia beringsut mendekat dan mendekap ahyeon di dalam pelukan hangatnya.

"Maafın aku, sayang. Aku sibuk kerja untuk kita juga."

"Hm."

"Eh, jangan melow-melow deh." tegur Rora seraya terkekeh.

Ahyeon melepaskan pelukan chiqi darinya dan menatap sahabatnya kesal.

"Lo mah menganggu suasana aja."

"Lebih baik lo ubah permintaan aneh bin ajaib lo tadi."

"Gue maunya monyettt!!"

"Kenapa harus monyet?"

"Bukannya sudah gue bilang tadi?!"

"Ish, jangan ngegas dong."

"Lo sih budeg!"

"Astajim! Kenapa lo malah ngatain gue?"

"Emang dasarnya lo budeg! Udah jelas-jelas gue bilang alasannya tadi tapi masih aja nanya."

"Ya, alasan lainnya kek."

"Gak ada alasan lain."

"Mending lo pelihara hewan lucu aja deh daripada hewan yang satu itu."

"Gakk!! Gue maunya monyet."

"Lebih baik lo beli kucing aja."

"Gak mauu!!"

"Kelinci??"

"Gak mau juga!! Nanti dibuat sate sama chiqi."

"Tikus aja kalau begitu?

"Nanti dimakan kucing."

"Au ah, ribet banget deh lo. Yang penting jangan monyet, gue benci hewan satu itu."

"Dan gue gak nyuruh lo untuk suka ke monyet itu!"

"Udah, sayang. Jangan berdebat lagi. Lebih baik kita ke kamar."

lerai chiqi akibat sudah bosan mendengar percekcokan keduanya.

"Aku maunya di sini sampai tengah malam."

"Kenapa hm??"

"Bosan di dalam kamar terus."

"Khm, kalau begitu kami pergi ke kamar dulu ya. Kami ingin istirahat."

"Gak boleh!" selanya cepat seraya menatap asa tajam.

"Loh??"

"Kalian berdua harus nemenin gue di sini sampai tengah malam!" perintahnya otoriter.

Keduanya menghela nafas pasrah dan menuruti kemauan ahyeon.

"Bagaimana kalau kita main truth or dare??" ajak Rora.

Ahyeon tampak mengangguk antusias sedangkan chiqi asa ogah-ogahan. Mereka hanya ingin di kamar dan memeluk mate mereka masing-masing untuk saling menghangatkan.

"Kalian ikut main ya!" Lagi-lagi ahyeon memerintah dengan nada otoriter.

Permainan mulai dilangsungkan. Ahyeon lah yang memutar botol terlebih dahulu. Botol berhenti dan
mengarah ke Rora.

"Pilih apa?"

"Truth."

"Huh, cemen lo."

"Biarin wlekkk."

Ahyeon mendengus dan terlihat berpikir sejenak.

"Apa kejadian paling memalukan di hidup lo??"

Rora tampak ragu-ragu untuk menjawabnya.

"Hayo lah, diceritain. Jangan bohong." tuntut ahyeon.

"Kejadian paling memalukan dalam hidup gue tuh sewaktu kelas 10. Gue diajak nyokap ke pernikahan partner bisnisnya. waktu naik pelaminan buat menyalimi mempelai, gue jatuh akibat gara gara kulit pisang.

High heels gue sampai patah dan gue jatuh dalam posisi yang gak elit banget. Beuhh, sumpah. Itu malu banget, belum lagi dilihat dan di ketawain sama tamu. Sampai sekarang gue malu banget kalau inget kejadian itu."

Ahyeon tertawa terbahak-bahak mendengar jawaban Rora, begitu pun dengan asa. Kecuali chiqi yang setia dengan wajah datarnya, ia rasa tidak ada yang lucu.

"Oke, oke. Lanjut. Jangan diketawain mulu." desis Rora.

"Kalian mau tanya apa ke Rora??" tanya ahyeon setelahbtawanya mereda.

"Seberapa cinta kamu ke aku??" tanya asa sembari menyengir.

"Berapa ya?? Hmm, pokoknya tidak dapat dijabarkan dengan kata-kata saking cintanya aku padamu." jawab Rora dengan sedikit menggoda asa hingga pria itu salah tingkah.

"Lanjut, jangan bucin dulu. Chiqi, mau tanya apa??" sela ahyeon.

"Bagaimana ahyeon dulunya sebelum aku bertemu dengannya??"

Ahyeon yang mendengar pertanyaan chiqi menepuk jidatnya tak percaya. Seharusnya kan pertanyaan tertuju untuk diri Rora pribadi.

"Biasa saja. Dia tetap ahyeon yang ceria, friendly, hiperaktif, jadi idola semua orang, dan kadang manja."

"Ih, kapan gue manja??" protes ahyeon kesal.

"Sekarang aja lo nanya dengan nada manja, ahyeon ku sayang." Ucapan Rora membuat si ahyeon nyengir gaje.

The vampire prince and his soul mate(BXG)(Chiyeon) END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang