DUA

482 17 0
                                    

~Happy Reading~

"Saya akan menghalalkan mu"

Bella membelalakkan matanya, ia terkejut dengan perkataan pria dihadapannya spontan ia mengubah posisinya menjadi duduk.

"LO GILA YA?!" Bentak Bella

"Alhamdulillah saya sehat saya waras, makannya saya akan tanggung jawab" Ucap Rama

"TANGGUNG JAWAB APAAN KAYA GITU?! LO PIKIR GUE HARAM? PAKE SEGALA DI HALALIN? GUE NGGAK SENAJIS ITU!"

Huft, memang harus ekstra sabar berbicara dengan orang yang masih di bawah pengaruh alkohol.

"Udah?" Tanya Rama yang masih setia menatap lurus.

"APA?! shh" Bella kembali memegang kepalanya dan mengubah posisinya menjadi rebahan.

"Tunggu saya besok akan menghalalkan mu menjadi istri saya. Istirahat, kita bicarakan besok. Saya pamit dan kamu tetap disini. Jangan mencoba-coba kabur. Assalamu'alaikum"

Rama berhenti di ambang pintu menunggu jawaban salam dari Bella.
Bella yang melihat Rama berhenti mengangkat satu alisnya.

"Kamu muslim?"

Bella mengangguk dan langsung berdecak.

"Hm, wa'alaikumussalam"

*****

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam, kok baru pulang nak?" Tanya Lia

"Rama ada urusan tadi, oh iya Rama boleh ngobrol sebentar sama uma?"

"Boleh dong, sini duduk"

Rama duduk di sebelah Lia. Ia mulai menceritakan apa yang sudah terjadi tadi.

"Rama mau minta restu uma buat nikahin dia karena Rama udah lancang nyentuh apalagi tadi berduaan di mobil buat bawa dia ke rumah sakit".

Lia mengulas senyumnya, dan mengelus lembut kepala anak semata wayangnya itu.

"Uma bangga sama kamu nak, rasa tanggung jawab kamu begitu besar. Uma hanya bisa berdoa yang terbaik buat kamu"

"Jadi kapan kamu mau menghalalkan dia?" Tanya Lia

"Besok sore?"

"Apa itu tidak terlalu cepat?" Tanya Lia

"Rama tidak tenang uma jika Rama tidak segera menjadikan dia mahram untuk Rama secara Rama sudah berani menyentuhnya"

"Ditusuknya kepala seseorang dengan pasak dari besi, sungguh lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang bukan mahramnya."(HR. Thobroni dalam Mu'jam Al Kabir 20:211. Benar kan uma?"

Lia tersenyum dan mengangguk mendengar penuturan putranya yang kini sudah beranjak dewasa.

"Ya sudah, kamu istirahat gih nanti uma telfon ayah"

Rama mengangguk dan menyalami tangan Lia lalu berjalan menuju kamar untuk beristirahat.

*****

Bella mengirim pesan ke anggota geng nya untuk membantu ia kabur dari rumah sakit.

"Enak aja tuh orang, main nikah nikahin gue segala. Dikira gue cewek apaan?" Batin Bella menggerutu.

Ia terus mengotak atik ponselnya mengirimkan pesan.

Bella segera melepas infusnya dan mengendap endap melihat situasi sekitar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bella segera melepas infusnya dan mengendap endap melihat situasi sekitar.

"Anjir dia nyuruh orang buat jaga kah?" Umpat Bella dalam hati ketika melihat lima orang penjaga yang masing masing mengenakan sarung tangan dari celah pintu yang berjaga di depan ruang rawatnya.

Bella berjalan ke arah kasur dan kembali duduk di sana memikirkan bagaimana caranya dia bisa keluar.

Bella mulai menghubungi Callen. Satu kali percobaan langsung terhubung.

"Cal, lo harus hati hati di depan ruangan gue ada yang jaga"

"Iya gue juga udah liat"

"Ya terus gimana? emangnya lo bisa masuk?"

"Udah lo diem aja"

Panggilan terputus sepihak. Bella hanya menghela napas kasar menunggu temannya datang.

Ceklek

"Suster?" Bella membelalakkan matanya melihat seorang suster tengah berjalan ke arahnya.

"Lo diem"

"Cal-callen?"

Sekarang bella tau apa yang sudah dilakukan oleh Callen. Bahkan ide itu tak pernah terpikirkan di benak Bella.

Callen menarik tangan bella dan memasangkan selang infus ke tangan Bella.

"Kita mau kabur cal, lo ngapain malah pasang infusnya lagi si?"

Pertanyaan itu tidak di gubris oleh Callen. Callen menuntun Bella keluar.

"Permisi, saya akan mengantar pasien menemui dokter"

"Kenapa tidak dokternya saja yang kesini?" Tanya Alvin salah satu penjaga.

"Maaf, ini perintah langsung dari dokter. Permisi"

"Tunggu" Kali ini Dirga yang menghadang keduanya.

Bella yang kesabarannya setipis tissue segera melepas infusnya dengan kasar dan menendang dada Dirga. Dirga yang tak siap terhuyung ke belakang.

Lima pria vs Dua wanita. Sangat tidak masuk akal.
Untungnya kelima pria itu sudah memakai sarung tangan untuk berjaga jaga.

Bella melawan tiga orang yaitu Dirga, Arsen , dan Hans.
Sedangkan Callen melawan duo kembar, Kevin dan Alvin.

Bella kini mulai lemas dan kepalanya yang kembali berdenyut. Ia terjatuh.
Sementara Callen lengan yang tertutup jaket itu sudah di pegang erat oleh Alvin.

"Bantu dia dan bawa masuk!" Ucap Alvin menyuruh Callen untuk menuntun Bella masuk kembali.

Callen menurut, ia menuntun Bella yang sudah pingsan kembali masuk ke ruangan.

~TBC~

______________________
HAII
GIMANA SAMA CHAPTER 2?
JANGAN LUPA TINGGALIN JEJAK YAA, VOTE DAN KOMEN.
AKU TERIMA SEMUA KOMENTAR KECUALI PROMOSI CERITA YAA

OKE SEGITU DULU, MAU LANJUT CHAPTER TIGA NGGAK NIH?
EITSS VOTE DULU DONG CANTIK 😋🤙

SEE YOU!!💗

Pekalongan, 2 Juli 2024

MAS PSIKOLOG MY HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang