ENAM BELAS

209 8 0
                                    

~Happy Reading~

Bella dibuat pingsan di sana.
Ia membuka matanya dan hanya melihat cahaya yang perlahan kian mendekat.

"I-ibu?"

"Cintailah suamimu nak, jangan hanya dengan kesalahan ibunya kamu membenci Rama. Ibu tau Rama tulus sama kamu. Bagaimanapun juga sekarang Rama sudah menjadi suamimu, hormatilah dia dan patuh. Jangan menjadi istri durhaka. Kamu terus berdoa, dan minta petunjuk sama yang Kuasa. Suatu saat nanti kamu akan tau kebenarannya". Ucap Wanita yang bernama Astri itu pada Bella.

"Tapi bu-

"Ibu, pamit dulu. Ingat selalu pesan ibu. Jangan hanya kesalahan orang lain kamu ikut membenci dan melampiaskannya pada orang lain juga. Memang, sakit di balas kata maaf itu tidak adil. Tapi ibu tau Bella anak yang kuat dan bisa memaafkannya. Jaga diri baik-baik sayang, ibu selalu ada bersama kamu" Astri mencium kening Bella.

Dapat Bella rasakan dengan begitu nyata, ia memejamkan matanya menikmati sentuhan yang diberikan Astri.

Kini, cahaya itu kian melenggang pergi. Bella menangis dan ingin mengejarnya, tetapi ia tidak bisa menggerakkan kedua kakinya yang seakan keram.

"Mba, sadar mba" Wanita itu terus menepuk pelan pipi Bella.

Bella membuka matanya, terlihat dua orang perempuan sebayanya.

"Alhamdulillah, mba tidak apa-apa?" Tanya perempuan itu.

"Saya kenapa?" Tanya Bella balik.

"Mba tadi kayanya pingsan, terus kami datang kesini mba udah nangis sesenggukan" Jawab perempuan satunya.

"Ah iya, terima kasih karena sudah menyadarkan saya. Saya pamit dulu" Ucap Bella pada mereka.

"Bu, Bella pamit dulu ya" Ucap Bella sembari tersenyum dengan mata yang masih terdapat bulir bening mengingat pesan ibunya saat ia pingsan.

"Assalamu'alaikum" Salam Bella berlalu

"Wa'alaikumussalam"

******

Di dalam perjalanan pulang, Bella mendapatkan notifikasi dari orang yang tak dikenal.

Di dalam perjalanan pulang, Bella mendapatkan notifikasi dari orang yang tak dikenal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bella bingung, ia tak melayani nomor tersebut. Tapi saat nomor itu mengirim foto, dada Bella terasa sesak dan napasnya kini memburu melihat Rama sedang berbaring dengan wanita yang entah siapa.

"Pak, kita ke jalan manggis sekarang" Ucap Bella pada sopir taksi itu.

Kini Bella sudah sampai di lokasi yang nomor itu kirim. Hanya ada sebuah rumah mewah namun terlihat kosong dan tak terawat.

Bella hendak melangkah masuk, tapi firasatnya berkata tidak.

"Sebaiknya gue nggak masuk dulu" Bella mundur beberapa langkah dari pintu rumah tersebut.

Ia menghubungi nomor tak dikenal itu tetapi di tolak.

Tanpa berpikir lagi, Bella membuka pintu dan masuk dengan tergesa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tanpa berpikir lagi, Bella membuka pintu dan masuk dengan tergesa.

"RAMA!" Teriak Bella

Tidak ada sahutan sama sekali. Tiba tiba pundak Bella di tepuk dari belakang oleh seseorang.

"Frans?"

"Kenapa? kaget?" Ucap Frans sembari menaik turunkan alisnya dan tangan yang bersedekap dada.

Pintu yang mulanya terbuka kini sudah ditutup oleh dua orang yang tak lain adalah teman Frans.

"MANA RAMA?!" Bentak Bella menarik kerah jaket Frans.

Frans melepaskan tangan Bella yang memegang kerah jaketnya.

"Sabar dong, emang lo cinta sama dia?" Tanya Frans

"Lo nggak berhak tau semuanya!"

Bugh!

Frans meringis memegangi sudut bibirnya.
Ia memberi kode pada dua temannya agar menahan Bella dan membawa ke ruangan yang sudah disediakan.

Dalam cekalan dua orang pria, Bella memberontak dan menginjak kaki keduanya.

Okelah, Bella melawan tiga pria sekaligus. Untung saja ia menggunakan legging dan kaus kaki, sehingga jika gamisnya terangkat tidak terlihat.

Dua orang sudah berhasil dibuat pingsan oleh mantan ketua geng itu. Kini Bella tengah by one dengan Frans.

Frans tersungkur akibat tendangan Bella. Kesempatan itu Bella gunakan untuk keluar dari pekarangan dan meminta bantuan.

Bella berlari sekencang mungkin dari kejaran Frans yang masih mengikutinya.

"TOLONG" Bella berteriak meminta pertolongan.

Tak lama ada sebuah mobil hitam berhenti. Pria paruh baya keluar dari mobil tersebut.

"Bella? kamu kenapa?" Tanyanya

Bella mematung melihat siapa pria dihadapannya. Hingga akhirnya––

Grepp

Frans mengunci pergerakan Bella dari belakang.

"Tolongin Bella yah"

Dipta membelalakkan mata melihat menantunya. Tanpa pikir panjang ia langsung melepaskan cekalan Frans dan menendang dadanya.

Bella terlepas dari cekalan Frans. Ia segera menjauh dari pria itu.

"Kamu jangan macam macam ya!" Ucap Dipta penuh penekanan menunjuk tepat di depan wajah Frans.

Dipta menarik kerah jaket Frans hingga membuat Frans yang semulanya terbaring kini jadi berdiri.

"Sekali lagi kamu menyentuh menantu saya, kamu berurusan sama saya! PAHAM?!" Ucap Dipta penuh penekanan.

Ia meninju pipi Frans hingga sang empu benar benar terkulai lemas.

Dipta berjalan menghampiri Bella dan menggandeng tangannya.

"Ayo Bella, kita pulang" Ucap Dipta lembut.

~TBC~

____________________
Huhu😭
maapin yaa aku baru sempat up, akhir kahir ini lagi sibuk hehe sipaling sibuk. Maaf yaa💗.Oh iya jangan lupa vote buat bab ini, di chapter selanjutnya masih lanjutan dari chapter ini.

Maaf di chapter ini cuma sedikit😔🙏.

Vote sama komen yaa!!😋🤙
Thanks and love you more!!💗💗
SAMPAI JUMPA DI CHAPTER TUJUH BELAS😋💗

Pekalongan, 11 Juli 2024

MAS PSIKOLOG MY HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang