TIGA

317 13 0
                                    

~Happy Reading~

"Rama berangkat dulu ya uma"

"Sebentar dulu, sini duduk"

Rama menuruti perintah Lia, ia duduk di samping uma nya.

"Ayah sudah merestui kamu, tapi ayah nggak bisa hadir di pernikahan kamu. Apa kamu mau tetap menikahinya nanti sore?"

"Rama gapapa kalau ayah nggak bisa hadir. Rama tetap menjalankan akad nya nanti sore. Untuk masalah resepsi belakangan aja gapapa kan uma?"

"Uma terserah kamu aja"

"Ya sudah, nanti habis dhuhur Rama jemput Uma ya kita ke rumah sakit"

"Iya sayang"

Rama mengangguk lalu menyalami tangan lia dan pergi untuk menjalankan tugasnya sebagai seorang psikolog.

Biar ku beri sedikit informasi tentang orang tua dari Rama.

Dipta Adi Sanjaya, pria paruh baya yang tak lain dan tak bukan adalah ayah dari Raden Rama Pradipta Sanjaya. Sudah satu bulan ini ia sibuk mengurus pekerjaannya di luar negeri.
Lia Anindita Rahma, wanita paruh baya yang kerap di panggil Uma oleh Rama. Kini ia menggantikan orang tuanya yang sudah meninggal untuk mengurus pondok pesantren.

Berarti Lia ning dong? iya betul tapi itu dulu sebelum Lia menikah dengan Dipta.
Di sini Dipta bukan seorang gus, jadi apabila Lia menikah dengan Dipta maka nasabnya terputus sebagai seorang ning.
Bisa di pahami?

Oke back to story.

Sesampainya di tempat kerja, ia tak langsung keluar dari mobil, di dalam mobil, Rama mengambil ponselnya dan mengetik pesan di sana.

Sesampainya di tempat kerja, ia tak langsung keluar dari mobil, di dalam mobil, Rama mengambil ponselnya dan mengetik pesan di sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rama membuka pintu mobil dan keluar menuju tempat kerjanya.
Sepanjang jalan ia tersenyum hangat dan menyapa orang-orang di sana.

*****


Pukul 11:30 di rumah sakit 'Lekas Sehat'.

"Huft, bosen banget gue. Kabur aja kali ya? tapi mager. Bodo lah"

Bella terus menggerutu, ia merasa sangat lelah dan jadilah ia memutuskan untuk tidur meskipun menjelang adzan dhuhur.

Baru saja ia akan memejamkan matanya pintu ruangan terbuka menampilkan 3 inti geng Eternal Enmity.

Ketiganya berjalan mendekat ke arah ketua yang tengah berbaring.

"Gimana bel, udah membaik belum?" Tanya Vanya

MAS PSIKOLOG MY HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang