~Happy Reading~
Hari ahad di mana Rama libur dari pekerjaannya. Seharian ini ia gunakan untuk mencari keberadaan sang istri namun nihil.Ia sudah menghubungi teman geng nya Bella, mulai dari Callen, Vanya, dan Shean. Ia juga sudah meminta bantuan pada kelima sahabatnya bila menjumpai sang istri segera kabari.
Dari pagi hingga petang, Rama terus berputar mengelilingi kota mencari Bella. Ia tak makan seharian, ia hanya fokus mencari Bella dan berhenti sejenak melaksanakan kewajibannya sebagai muslim sembari meminta petunjuk.
Apalah daya, dari suasana sejuk hingga sejuk kembali Rama tidak berhasil menemukan Bella. Malam ini ia pulang dengan keadaan yang sangat lelah, tubuhnya tak bertenaga dan pikirannya kosong entah kemana.
Di sisi lain
Malam hari yang sunyi di selingi suara angin lembut membuat yang merasakannya akan larut.
Di sebuah teras rumah pohon di tengah hutan itu Bella tengah membaca sebuah buku di temani secangkir teh.
Ingin rasanya kembali, tapi ia belum cukup pandai mengatur emosi. Di sinilah, rumah pohon tempat Bella memperbaiki diri sebelum kembali.
Ponselnya sengaja tidak di aktifkan karena ia akan fokus pada dirinya sendiri.
"Gue harus bisa" Batin Bella.
Bella tengah membaca buku yang sering sekali Astri baca semasa hidupnya. Ia menarik napas dan menghembuskan nya perlahan lalu membuka halaman berikutnya di halaman 20.
Terdapat stiky notes di sana, Bella membukanya dan mulai membaca."Maaf"
Itulah tulisan yang tertera di sana. Bella mengernyit bingung, apa maksudnya? tulisannya?? bahkan tulisan itu bukan tulisan Astri. Siapa yang menulisnya?
Lupakan tentang membaca isi buku, Bella lebih tertarik pada tulisan itu, ia membuka halaman selanjutnya berharap ada hal lain.
Di halaman berikutnya tidak ada, Bella terus mencari hingga di halaman 29, ada sebuah stiky notes lagi di sana.
"Tak sedarah"
Bella kembali di buat bingung, apa ini?.
"Maaf? tak sedarah? maksudnya?" Gumam Bella
Bella terus membuka halaman demi halaman, hingga di halaman 30 ia kembali menemukan.
"Madu"
Otak Bella benar benar seperti di peras untuk berpikir keras.
"Ini teka teki? tapi siapa? siapa yang nulis? nggak ada yang tau rumah pohon ini selain gue sama ibu. Nggak beres" Gumam Bella.
Memang rumah pohon itu hanya Bella dan Astri yang tau, karena rumah itu dibuat setelah keduanya di tinggal oleh Dipta.
Rumah pohon itu sebagai saksi bisu segala curhatan Bella pada Astri ketika lelah.Bella menutup buku itu dan beranjak masuk. Baiklah, sepertinya ia akan berusaha mencari tau teka teki tersebut.
******
"Bella, maaf" Ucap Rama sembari menangis.Mulut Bella terasa kaku untuk berbicara, namun pandangannya terus tertuju pada Rama yang kini memohon dengan tubuh yang kurus terbaring di atas kasur.
"Pulang Bella, aku butuh kamu" Ucap Rama
Bella terbangun dari tidurnya seraya mengucap istighfar setelah mendapat mimpi itu.
"Apa itu pertanda gue harus balik?" Batin Bella bermonolog.
"Nggak! lo nggak boleh balik sebelum lo berhasil jadi versi terbaik, dan bisa menemukan jawaban teka teki itu" Lanjutnya sembari menggelengkan kepalanya.
Bella beranjak dari tempat tidurnya mengambil wudhu untuk menunaikan sholat tahajjud.
Ia tidak berani untuk tidur lagi, jadilah ia tadarus hingga menjelang subuh dilanjutkan sholat subuh setelahnya kemudian membuat sarapan sederhana untuk dirinya.
Tak lain halnya dengan laki laki yang nampak kacau. Ia berjalan gontai ke dapur sehabis melaksanakan sholat subuh. Niatnya hendak mengambil air putih yang berada di dalam kulkas, tapi––
"Be-bella?" Gumamnya melihat sebuah kue cantik yang berada di dalam sana.
Di ambilnya kue yang sudah mengeras tersebut. Menatapnya lamat-lamat.
"Maaf" Lirihnya dengan air mata yang sudah mengalir.
"Menangis tidak ada gunanya Rama, bersabarlah untuk menantinya pulang" Ucap seorang pria tua.
Rama menatap pria tua dihadapannya.
"Ka-kakek?" Gumam Rama.
Pria tua yang disebut kakek itu hanya tersenyum lalu hilang dalam sekejap.
*****
Hari Senin tanpa Bella, Rama mengendarai mobilnya menuju tempat kerja.
Raganya memang di sana, tapi pikirannya entah kemana, sehingga––BRAK!!!
Kepulan asap mengerubungi mobil putih itu. Dalam sekejap orang sekitar mulai mendekat untuk menyelamatkannya.
"RAMA?!"
~TBC~
_____________________
Hm, apalagi ini? teka teki? rama kecelakaan? oke mari selesaikan satu persatu di chapter lainnya.
VOTE DULU YAA sayang😋🤙
komen juga biar rame hehehe😋🤙Di ajakin temannya biar ikut baca cerita ini okeee?😁
Terima kasih banyakk and, love you sayang😜💗SAMPAI JUMPA DI CHAPTER DUA PULUH––yang lebih menegangkan in syaa Allah😁
Pekalongan, 15 Juli 2024

KAMU SEDANG MEMBACA
MAS PSIKOLOG MY HUSBAND
Teen FictionBagaimana jadinya jika seorang gadis yang memiliki trauma karena dirinya broken home dan pergaulannya yang bebas menikah dengan seorang psikolog muda? "Saya akan menjadikan kamu ratu untuk menebus kesalahan ibu saya di masa lalu". -Raden Rama Pradip...