Bab 6 : Need Help

1.5K 151 4
                                    

Bab 6: Meminta Pertolongan

Setelah memblokir nomor Zhenya dan mengirim pesan pribadi pada ibunya, Taekjoo merasa kebutuhan mendesak untuk mencari bantuan. Dia menatap ponselnya sejenak, ragu-ragu sebelum akhirnya memutuskan untuk menghubungi satu-satunya orang yang mungkin bisa membantu mereka dalam situasi ini: Moon Shingun atau yang lebih dikenal dengan Shin.

Shin adalah teman lama mereka dari SMA, seseorang yang selalu bisa diandalkan. Namun pindah mendadak ke Amerika.

Meski sudah lama tidak bertemu, Taekjoo tahu Shin tidak akan berpaling dari mereka. Cuma ada satu masalah ia tidak yakin Shin sudah berada di Korea atau tidak hari ini.

Taekjoo menekan nomor Shin dan menunggu dengan cemas. Setelah beberapa dering, suara tenang Shin terdengar dari seberang sana.

"Halo?"

"Shin, ini aku, Taekjoo," jawabnya dengan nada mendesak. "Kau ada dimana? Aku butuh bantuanmu."

"Ada apa, Taekjoo? Apa yang terjadi?" tanya Shin, suaranya penuh perhatian. "Kebetulan aku baru saja sampai di Seoul."

Taekjoo menghela napas, berusaha merangkai kata-kata. "Ini tentang Leewon. Dia kabur dari Rusia karena masalah besar dengan pacarnya, Caesar. Dan sekarang, Caesar mengejarnya ke Korea. Belum lagi aku juga menghadapi masalah dengan Zhenya. Kami butuh tempat yang aman, dan aku tidak tahu harus kemana lagi."

Terdengar keheningan di seberang sana selama beberapa detik sebelum Shin menjawab dengan tegas. "Kau dan Leewon bisa datang ke tempatku. Aku punya tempat yang cukup aman untuk kalian berdua. Kita bisa bicara lebih lanjut di sini."

"Terima kasih, Shin. Aku tidak tahu bagaimana caranya mengucapkan terima kasih yang cukup," kata Taekjoo, merasa sedikit lega.

"Kita teman, Taekjoo. Jangan khawatir. Datanglah secepatnya, dan kita akan cari solusi bersama," jawab Shin dengan keyakinan.

Taekjoo menutup telepon dan menghela napas panjang. Dia menatap Leewon yang masih tertidur, merasa sedikit lega meski ancaman masih mengintai. Dia tahu mereka harus bergerak cepat sebelum sesuatu yang buruk terjadi.

Dengan hati-hati, Taekjoo membangunkan Leewon. "Leewon, bangun. Kita harus pergi sekarang."

Leewon membuka mata dengan kebingungan. "Ada apa, Taekjoo?"

"Kita tidak bisa tinggal di sini lagi. Aku sudah menghubungi Shin. Dia siap membantu kita dan memberikan tempat yang aman," jelas Taekjoo.

Leewon mengangguk, meski masih setengah sadar. "Baiklah, mari kita pergi."

Dengan cepat, mereka mengemasi barang-barang yang diperlukan dan bersiap untuk pergi. Taekjoo memastikan semua pintu dan jendela terkunci sebelum mereka meninggalkan apartemen.

-----------------------

Setibanya di tempat Shin, mereka disambut dengan pelukan hangat dan senyuman. Shin menunjukkan tempat mereka bisa beristirahat dan merencanakan langkah selanjutnya.

"Kalian aman di sini. Mari kita pikirkan apa yang harus kita lakukan selanjutnya," kata Shin sambil memberikan mereka minuman hangat.

Taekjoo dan Leewon duduk di ruang tamu, mencoba mengumpulkan pikiran mereka.

Shin, yang baru saja kembali dari Amerika, duduk di depan mereka, mendengarkan dengan seksama saat mereka menceritakan semua yang telah terjadi.

Shin menepuk kepalanya dengan frustrasi. "Rupanya kalian berdua juga menghadapi bajingan bermasalah."

Leewon dan Taekjoo saling berpandangan dengan cemas. "Ada apa, Shin?" tanya Leewon, khawatir dengan reaksi temannya.

Shin menggeleng, menenangkan diri. "Aku baru saja kembali dari Amerika. Aku seorang mekanik sekarang. Meski begitu, aku juga punya cerita sendiri tentang hubungan yang rumit."

"Jangan bilang kau juga punya kekasih yang gila?" selidik Taekjoo, penasaran.

Shin menghela napas dan tersenyum tipis. "Setidaknya orang itu lebih baik daripada para kekasih kalian. Jake, meski pencemburu, tidak akan berani berbuat sampai sejauh itu. Paling buruk, hal yang dia lakukan adalah memasang CCTV di dasbor mobil dan kamarku."

Leewon dan Taekjoo terkejut mendengar itu. "Serius?" tanya Leewon, tidak percaya.

Shin menunjuk ke beberapa CCTV yang terpasang di rumahnya begitu ia tiba. "Lihat itu! Ini sih bukan apa-apa dibandingkan dengan situasi kalian."

Mereka berdua memperhatikan CCTV yang tersebar di rumah Shin. "Wow, dia benar-benar memasang CCTV di mana-mana," kata Taekjoo, kagum sekaligus prihatin.

Shin mengangkat bahu. "Jake hanya ingin memastikan aku aman, meski caranya agak berlebihan. Tapi dibandingkan dengan Caesar dan Zhenya, dia masih lumayan waras."

Leewon tersenyum pahit. "Setidaknya Jake tidak menembak kakimu atau mengirim orang untuk memata-matai."

"Atau bahkan mengurungmu dipulau selama berhari hari." Ucapan tiba tiba dari Taekjoo itu sukses menyita perhatian Leewon dan Shin.

"Apa?" Leewon terperangah. "Benarkah itu Taekjoo? Kenapa kau tidak memberitahuku?"

Taekjoo membuang muka lebih memilih menghabiskan minumannya. "Sudahlah aku tidak ingin membahasnya."

Shin mengangguk. "Itu benar. Sekarang yang penting kita harus mencari cara untuk mengatasi masalah kalian. Kita tidak bisa terus-terusan bersembunyi."

Taekjoo menghela napas. "Kau benar, Shin. Kita harus mencari solusi yang lebih permanen. Tapi apa yang bisa kita lakukan?"

"Aku punya ide." Kata Shin tiba-tiba. "Aku akan menghubungi Jake."

-------------

Vote and comment ~

Run ! Run ! Run ! [ BL Crossover Rose And Champagne, CA, Shutline, Passion]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang