Bab 22 : No Escape

1.8K 132 56
                                    

Warning : Brutal scene !!!💀💀💀

Beberapa jam yang lalu~

Ruangan perawatan pribadi keluarga Bogdanov di Korea yang biasanya tenang kini terasa mencekam. Zhenya terbaring di ranjang, tubuhnya masih berbalut perban, bekas luka tembak dan pisau tampak jelas. Di dekatnya, dokter pribadi keluarga Bogdanov berdiri dengan tegang, ditemani dua perawat yang terlihat cemas. Di luar, dua bodyguard berjaga, memastikan tidak ada yang bisa mengganggu tuan muda mereka.

Setelah peluru berhasil dikeluarkan dan perban dibalut rapi di kepala Zhenya, suasana tampak sedikit tenang. Namun, ketika dokter baru saja selesai menyelesaikan pekerjaannya, sesuatu yang aneh terjadi. Mata Zhenya tiba-tiba terbuka. Pandangannya dingin dan tak berjiwa. Dokter tersentak kaget, begitu pula kedua perawat laki-laki yang langsung mematung.

"Tu-tuan muda Yevgeny?" suara dokter bergetar, mencoba tetap tenang meskipun rasa takut mulai menguasainya. "Anda... sudah bangun?"

Zhenya hanya terdiam sejenak, bibirnya bergerak pelan. "Zainka..." bisiknya, hampir tidak terdengar.

Dokter dan perawat saling berpandangan bingung.

"Siapa Zainka?" gumam salah satu perawat, namun sebelum mereka bisa bertanya lebih lanjut, Zhenya mulai bergerak. Matanya memandang sekeliling, perlahan kesadaran mengembalikan ingatan menyakitkan tentang Taekjoo. Saat itu juga, seluruh tubuhnya terasa diliputi oleh gelap dan kemarahan. Hatinya berdenyut keras, dipenuhi kebencian yang tak terbendung.

Taekjoo. Dia mengingat bagaimana Taekjoo meninggalkannya. Menolak cintanya. Meninggalkan dirinya di tengah hutan yang terbakar.

"Kau... meninggalkanku..." Zhenya bergumam dengan suara penuh dendam. Pandangannya yang awalnya kosong berubah tajam, wajahnya menegang, seperti orang yang kehilangan kendali atas realitas.

Dokter, yang sudah merasa ada sesuatu yang salah, melangkah mundur perlahan. "Tu-tuan muda, Anda harus tenang. Luka-luka Anda sangat parah. Istirahatlah-"

Namun, sebelum dokter sempat menyelesaikan kalimatnya, Zhenya bergerak dengan kecepatan yang tidak terduga. Tangannya mencengkeram kerah dokter dengan brutal, mengangkatnya dari lantai dengan satu tangan. Dokter terkejut, wajahnya langsung memucat, kakinya menendang udara dengan panik.

"Tuan muda-!" teriak salah satu perawat, namun sebelum ia bisa melakukan apapun, Zhenya membanting dokter itu ke dinding dengan kekuatan yang tidak manusiawi. Suara retakan keras terdengar ketika tubuh dokter menghantam dinding, darah segar menyembur dari kepala dokter yang terhempas. Tubuhnya langsung terkulai, nyaris tidak bergerak lagi.

Kedua perawat itu menjerit ketakutan, namun Zhenya tidak berhenti. Dengan tatapan gila, dia berbalik ke arah perawat terdekat, tangan berlumuran darah. Salah satu perawat mencoba kabur, tetapi Zhenya meraihnya, mencengkeram tengkuknya dan menghantam kepalanya ke lantai berulang kali hingga lantai berlumuran darah, suara tulang retak dan jeritan perawat memecah keheningan.

Perawat yang tersisa langsung jatuh berlutut, tubuhnya gemetar hebat. "Tolong... tolong jangan..." suaranya hampir hilang di antara isak tangisnya, namun Zhenya tidak lagi mendengarkan. Ia terjebak dalam pusaran amarah dan kegilaan.

Ia mendekati perawat yang tersisa, wajahnya dingin tanpa emosi. Perawat itu gemetar, tapi Zhenya tidak memedulikannya. Dalam sekejap, Zhenya mencengkeram rahang perawat dengan brutal, jari-jarinya menekan keras di kedua sisi mulut.

Tanpa peringatan, Zhenya menarik rahang itu ke samping dengan kekuatan mengerikan, merobek mulut perawat tersebut hingga membuka lebar. Suara robekan daging dan tulang terdengar jelas, diiringi semburan darah yang membasahi lantai. Perawat itu berusaha berteriak, tapi hanya suara erangan memilukan yang keluar, darah memenuhi tenggorokannya saat wajahnya terbelah.

Run ! Run ! Run ! [ BL Crossover Rose And Champagne, CA, Shutline, Passion]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang