6. | Teman Baru

10 2 0
                                    

"Terkadang, menjaga itu lebih sulit daripada mempertahankan."

—Nugie (By Elsha dan Nugie)

(⁠ ⁠◜⁠‿⁠◝⁠ ⁠)⁠♡

Rembulan akhirnya tiba, intensitas udara semakin tinggi ketika gulita mulai menyelimutiku dalam kegelapan.

"Yah, batrenya lowbatt lagi," ujarku pasrah lantaran aku lupa membawa pengisi daya ketika tempo hari pergi meninggalkan rumah. Ya namanya juga kabur tanpa persiapan. "Sudah bisa dipastikan, malam ini sampai besok lusa bakalan bener-bener gak pegang gadget,  dan gak bisa kabarin Mama," keluhku meletakkan begitu saja ponselku di atas meja yang ada di teras motel.

"Hai Elsha, mau kopi gak?" tawar Nugraha yang tiba-tiba datang menghampiriku.

Akupun tersenyum lebar menyambut kehadirannya, "Nugie, kamu datang di saat yang tepat!!" ucapku sumringah.

Pria itu menautkan kedua ujung alisnya, "Kamu suka kah sama kopi buatanku?  Ya ampun Elsha harusnya dari tadi aja kamu minta kopi biar aku buatin spesial buat kamu," ujarnya.

"Bukan, bukan itu Nugie," seketika aku kikuk seraya menggaruk tengkukku, "Maksudnya aku mau pinjem charger hp kamu soalnya hp aku lowbatt banget."

"Oalah gitu toh, ya udah ambil aja gih di dalem," perintahnya.

"Ini beneran boleh, Nugie?"

"Ya boleh Elsha. Yang gak boleh itu kalau kamu nge-charge hp di atas tiang sutet, tuh," godanya seraya menunjuk ke arah tiang sutet di depan motel.

"Ih malah bercanda. Aku serius, Nugie!"

Pria itu masih tertawa lepas, "Iya boleh. Lagian juga cuma charger doang, gih pakai aja!"

"Oke deh makasih, Nugie!!" jawabku bersemangat seraya melenggang masuk ke dalam kamar Nugraha.

"Di atas meja, deket kasur, Sha!" pekiknya dari luar menginterupsi.

"Iya udah ketemu kok!" sahutku bersemangat dari dalam. Namun beberapa saat kemudian ketika langkah kakiku hendak meninggalkan kamar Nugraha, aku hampir saja menjatuhkan sebuah benda. Sesuatu yang telah mengalihkan perhatianku.

Apaan nih?

Penasaranku memuncak setelah melihat ke arah sebuah kotak yang berada dekat sekali dengan ransel milik Nugraha. Kotaknya begitu unik dengan warna dan corak yang anggun. Nuansa klasiknya sama seperti barang antik koleksi milik Papaku. Aku menoleh ke arah pintu masuk kamar Nugraha, hendak memastikan jika saja Nugraha masuk maka aku sudah mengetahuinya lebih dahulu dari bayangan di pintu.

"Sepertinya Nugie gak akan masuk lebih cepat dari perkiraanku, kan Nugie masih santai ngopi di depan teras, tentu aku bisa beraksi untuk menuntaskan rasa penasaranku ini, lagi pula apasih yang ada di dalam kotak berwarna coklat ini?" gumamku.

Sial, pertanyaan di kepalaku semakin bercabang setelah melihat kotak yang sudah ada di tanganku ini sulit sekali untuk dibuka. Tapi aku masih terus berusaha.

"Cara membuka kotaknya tuh, gini Elsha," ucap Nugraha yang tiba-tiba merebut kotak yang awalnya berada di tanganku.

"E-Ehh, Nu-Nugie," jawabku terbata.

Kedua bola mataku sudah membulat sempurna, ini kali kesekian Nugraha membuatku terkejut. Tapi, untuk yang baru saja ini, aku benar-benar mati gaya dibuatnya. Peluhku sudah bercucur deras.

"Dasar ceroboh sekali kamu Elsha. lihat apa yang kamu lakukan, rasa penasaranmu telah membuat kamu semakin terpojok saat ini. Apa nanti yang akan dipikirkan Nugie tentangmu? Pasti hal-hal buruk!" Aku hanya bisa menggerutu atas diriku sendiri di dalam batinku.

Elsha dan Nugie [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang