🍩33

2.2K 461 128
                                    

⚠️ CERITA INI MENGANDUNG UNSUR BXB HOMOSEKSUAL LGBT, MOHON BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN, CERITA INI JUGA TIDAK DI SARANKAN UNTUK ANAK DIBAWAH UMUR⚠️

Happy reading



"Jangan! Leka gak mau! Jangan phi att!" Teriak Reka sekeras mungkin, dia berusaha menahan Arsh, agar Arsh tak semakin lepas kendali.

Pisau yang menancap di lengan Beast bergerak turun membelah daging sampai tulang putih Beast terlihat.

Beast diam bergeming, mata nya menatap sendu Arsh, untuk sekedar berteriak pun dia sudah tak mampu.

"Sa-sayang, maaf," lirih Beast.

"Maaf? Maaf untuk apa?" Tanya Arsh pelan, mata nya mengunci pandangan Beast, tanpa sadar sejauh mana perbuatannya untuk melukai pria yang berstatus sebagai kekasihnya itu.

"Phi att jangan!" Teriak Reka lagi.

Tetesan darah menggenang di lantai, keadaan disini sangat kacau tanpa ada yang mampu melerai.

"Phi att, jangan ada yang mati, leka takut phi att!" Lirih Reka.

Reka beralih ke Beast, sekuat tenaga dia menarik sebelah tangan Beast yang tak luka, tapi sepertinya sia-sia.

Beast seperti menikmati luka yang diberikan oleh Arsh.

"Kakek! Tolong!" Teriak Reka, dia terlihat seperti putus asa, semua yang ada disini seakan hilang kesadaran.

Dorison masih diam mematung berusaha mencerna apa yang baru saja terjadi pada nya.

Arsh yang lupa diri karena di butakan dengan amarahnya sendiri.

Sedangkan beast terlihat pasrah, dia pasrah menerima hukuman dari Arsh, dia merasa pantas mendapatkan ini.

"Kakek!" teriak Reka lagi, Reka langsung berlari kehalaman belakang untuk memanggil kakeknya.

Posisi Mereka cukup jauh, Thong dan orang tua Reka duduk santai di gazebo yang berada di tengah kebun, pantas saja tak ada yang sadar dengan kekacauan yang baru saja terjadi di dapur.

"Kakek! Tolong kakek! Kakek!" Teriak Reka.

Thong menaikkan sebelah alisnya sambil memperhatikan Reka, "kenapa lagi tuh," tanya Thong.

"Paling main sama Arsh, biasanya di goda Arsh terus dia jengkel jadi nya gitu," kekeh Miel.

Thong memperhatikan wajah Reka, rasanya terlihat beda, cucunya itu terlihat sangat ketakutan.

"Tunggu disini, papa kesana dulu susul Reka," ucap Thong.

"Kakek! Tolong, tolong itu!" Tunjuk Reka ke arah dapur, mata nya masih terus menatap Thong yang berjalan mendekati nya.

Brugh!

Reka langsung menoleh ke arah dapur, dia melihat Beast yang sudah terkulai lemas di atas lantai.

Luka menganga itu terlihat jelas mengeluarkan darah segar, Reka semakin berteriak histeris.

"Jangan mati! Tolong kakek!" Teriak Reka.

"Heii kenapa?" Panik Thong.

Donat Nanat [ Mewgulf ] END - TERBIT ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang