Hai semua, mungkin ceritanya terasa sedikit janggal karena pembukaan yang lama dan tidak langsung ke puncak konflik serta resolusi. Sebagai gambaran, aku akan spill sedikit mengenai cerita ini. Karakter-karakter yang aku ambil terinspirasi dari berbagai sumber, tapi ini INSPO ya, bukan FANFICTION.
Jadi, teman-teman, Samantha dan Elerick itu satu kampus dan satu kelas. Mereka pernah satu kelompok diskusi di awal semester, tetapi kelompok diskusi tersebut diubah pada semester 2 hingga akhirnya kembali diubah lagi pada semester 5.
Samantha adalah tipe orang yang mudah diajak bicara oleh siapapun. Walaupun ia sedikit introvert, bukan berarti ia tidak mengenal beberapa teman sekelasnya. Ia selalu duduk di bangku tengah sebelah kanan kelas bersama teman dekatnya, Agita Talita. Samantha hanya mahasiswa biasa—tidak terlalu mencolok dan tidak terlalu menonjol di bidang akademik. Bisa dikatakan, dia hampir mirip NPC (Non-Playable Character).
Elerick Leondra adalah tipe orang yang tidak terlalu suka bergaul dengan teman sekelasnya. Ia bukan introvert, hanya saja terlalu malas berbicara dengan siapapun di kelas kecuali jika terpaksa. Ia selalu duduk di belakang sebelah kiri bersama dengan seorang pria yang sedikit lebih pendek dan kurus darinya—bahkan ia tidak tahu namanya. Mereka selalu duduk bersampingan. Elerick tidak mencolok sama sekali, namun ia menonjol di bidang akademik. Bisa dibilang, dia adalah karakter Filler, hanya mengisi latar belakang lalu menghilang, tidak seperti NPC yang setidaknya beberapa orang menyadari keberadaannya.Nama : Samantha
Panggilan: Sam
Umur: 20 thn (2004)
Kesibukan: Mahasiswa semester 5 Kedokteran
Hobi: Masak & gitar
Body type: Midsize
Body Inspo:Nama: Elerick Leondra
Panggilan: Erick
Umur: 24 tahun (2000)
Kesibukan: Mahasiswa Semester 5 kedokteran, Owner Coffe Shop
Hobi: Masak,gitar, piano & koleksi kopi
Body type: Athletic/Muscular
Body inspo:Maaf semua jika ada yang janggal, jika ada saran/kritik moggo...
tentyuuuuuuuuuuuuu
YOU ARE READING
PRAKASA ASTI [ON GOING]
RomanceTerang itu selalu ada, meski kini mungkin belum terlihat oleh mata. Namun, kelak sinar yang kita dambakan akan menyapa, membawa harapan dalam setiap cahayanya.