परिक्षा (parīkṣā)

7 1 0
                                    

Aku terbangun dari tidurku, terkejut menemukan diriku tergeletak di atas tumpukan buku dan bungkus ciki yang kubeli semalam. Aku tahu ini salah, seharusnya aku tidak belajar saat sudah harinya ujian. Namun, adrenalinku terpacu ketika sudah tengah malam, dan ciki menjadi bahan bakar semangatku.

Melihat arloji yang menempel di tanganku, ternyata sudah jam enam pagi. Ujian akan dimulai dalam dua jam lagi. Aku segera merapikan sampah ciki, membuangnya ke tempat sampah di dapur, lalu meneguk segelas air dingin. Mataku masih terasa berat karena tidur subuh tadi, jadi aku mengompres wajahku dengan beberapa es batu. Setelah merasa lebih segar, aku langsung menuju kamar mandi untuk menjalankan ritual pagi, lalu mengenakan dresscode ujian: kemeja putih dan rok hitam, tak lupa membawa laptop dan jas labku.

Sarapan? Aku terlalu malas untuk itu. Aku pun menutup apartemenku dan melangkah menuju lift.

"Ting..."

Lift terbuka tepat saat aku datang. Pagi ini benar-benar kacau; kenapa pria itu harus ada di lift sekarang? Dengan wajah kesal, aku masuk ke lift. Suasananya terasa canggung karena hanya kami berdua. Tak lama, pintu lift terbuka saat sudah sampai di Lt.G. Aku segera keluar, sementara pria itu tetap di lift, sepertinya menuju tempat parkir. Aku tidak memusingkannya dan langsung menuju halte pemberhentian bis. Tak lama, bis kota berwarna biru datang, dan aku segera naik, menggesekkan kartu bis yang baru ku daftar dua hari setelah pindah ke apartemen ini. Aku sepertinya akan sering memakai bis ini.

Ujian sesi pertama kulalui dengan sedikit tenang. Sepertinya apa yang baru kubaca tadi pagi ternyata juga diujikan. Setelah ujian, aku ingin sekali menghampiri Gita, tapi tampaknya ia sedang sibuk membahas soal ujian dengan teman sekelompoknya. Apakah itu karena pujaan hatinya ada di sana sehingga ia tidak ada waktu menyapaku sedari tadi pagi? Jika iya, tidak apa-apa lah. Aku mendukung teman dekatku itu dalam aksinya, walaupun sekarang aku merasa sedikit kesepian dan hanya bisa melihat teman sekelasku punya kumpulan masing-masing untuk membahas soal sesi selanjutnya.

Aku memutuskan untuk duduk di sudut perpustakaan karena area itu tidak banyak orang. Hanya ada satu pria, sepertinya sekelasku, tapi aku tidak terlalu mengenalnya. Aku hanya duduk tenang dengan earphone bertengger di telingaku.

"Sigit, kamu tahu nggak mekanisme ini?" Aku bisa mendengar jelas ada sosok pria yang mendekat bertanya kepada pria di depanku. Aku hanya melihat sekilas dan mengecilkan volume musikku untuk mendengar penjelasannya karena sepertinya hal itu penting untuk diingat.

Dia sangat hebat dalam menjelaskan, sampai-sampai aku yang mencuri dengar percakapan mereka bisa paham. Aku baru tahu kalau ada pria ini di kelas. Hampir semua teman sekelasku mengisi ruang ini secara bergantian, tapi kenapa dari tadi aku belum melihat pria itu?

Eh, kenapa aku peduli? Ah, sudahlah. Lebih baik aku lebih dulu ke ruang ujian selanjutnya yaitu ujian CBT, karena sepertinya orang-orang sudah mulai keluar dari perpustakaan.

Ah, itu dia! Aku bisa melihatnya dari seberang kaca ruangan. Ternyata dia memang hadir untuk ujian, aku saja yang tidak sadar dari tadi. Sial sekali, kenapa soal-soalnya terlihat rumit? Dan eh, ini kan hal yang dijelaskan oleh pria di depanku tadi!

Sesi ujian CBT berjalan dengan cukup menegangkan. Konsentrasiku sempat buyar memikirkan beberapa jawaban yang terasa rumit. Tapi saat ingat penjelasan yang kudengar di perpustakaan, aku bisa menenangkan diri dan menjawab dengan lebih yakin.

Setelah ujian, aku merasa lapar. Aku berjalan menuju kantin kampus, berharap bisa menemukan sesuatu untuk mengisi perut yang kosong. Aku membeli roti dan jus, lalu mencari tempat duduk yang kosong. Saat sedang menikmati sarapanku, pandanganku tertuju pada sekelompok teman sekelasku yang sedang duduk bersama, tertawa dan bercanda. Di antara mereka, aku melihat Gita. Ternyata dia tidak terlalu sibuk dengan pujaan hatinya hingga melupakan temannya yang satu ini.

PRAKASA ASTI   [ON GOING]Where stories live. Discover now