Jangan lupa vote and komen!
•••
Askara termenung menatap semangkok bubur di tangannya, dia hanya memandangi bubur itu tanpa mau memakan nya. Key yang kebetulan duduk di pangkuan Rion itu menatap khawatir, semenjak bangun Askara hanya diam dan terkadang menangis tanpa sebab.
” Woy, lu bisa gak sih bantu gue buat si bocil mau cerita kenapa dia? Jangan mandangin laptop mulu! ” Bisik Key pada Rion, Rion menghela nafas untuk kesekian kali nya. Sudah beberapa kali Key mengganggu nya, dan itu sangat menyusahkan.
” Saya sudah bilang, pekerjaan saya masih banyak. Kamu jangan ganggu saya, mau gaji kamu saya potong? ” ancamnya, Key berdecih lalu kembali memandang Askara.
” Lo tau gak sih apa penyakit dia? Kata dokter penyakitnya banyak banget, gue lupa lagi. ” Rengek nya, Rion kembali menghela nafas lalu meletakan laptop nya di atas meja dan mengangkat tubuh Key agar tidak duduk di atas pangkuannya lagi.
” Sebanyak apapun penyakitnya, apa hubungannya sama kamu? Saya tidak mau kamu pusing dengan masalah orang lain Key, dia bukan siapa-siapa kamu mengerti? ” Tegas Rion, Key lalu merengutkan jidad nya dan berdiri memandang Rion dengan bercak pinggang.
” Lo kok bilang gitu hah?! Emang kenapa kalo gue gak ada hubungannya sama bocil, gue gak boleh peduli gitu? ” Bentaknya, mendengar suara Key Askara menolehkan pandangannya pada dua pasusu yang sedang bertengkar ntah apa yang di permasalahkan.
” Kak? ” Key memberhentikan ucapannya di kala Askara memanggilnya, pemuda manis itu langsung mendekati Askara dengan binaran di matanya.
” Iya cil kenapa? Ada yang perlu gue bantu? ” Tanyanya antusias, Askara menggeleng dan hanya tersenyum simpul.
” kepala ku sakit kak. ”
” Lho kok iso? Sakite nengdi? ”
” Dia bilang di kepala, kamu tidak dengar? ” Key membalikan bola mata nya malas, kenapa Rion suka sekali membuatnya kesal?
” Gak! Gue tuli. ” Jutek nya, Rion hanya tersenyum lalu mengelus kepala Key dan kembali duduk lagi di sofa untuk mengerjakan pekerjaanya.
” Makan yuk cil, dari siuman tadi lo belum makan lho. ” Suruh Key, dia menatap bubur Askara yang masih utuh dan bahkan tak di sentuh.
” Gak mood kak, dan juga— Hacyuuu!
Askara lalu menutup mulutnya menggunakan tangan, Key lalu menyerahkan tisu kepada Askara yang baru saja bersin. Askara langsung mengambil tisu yang Key berikan dan mengusapnya di hidung nya.
Perlahan Askara memejamkan matanya lalu berdengus dan membuang nafas banyak.
” Cil? ” Askara membuka matanya saat di panggil Key, dirinya menatap heran Key yang seperti shok. Key memandang tisu yan Askara pegang, Askara lalu menatap tisu nya.
” Darah? Penyakit lo apa cil, kenapa sampai mimisan begini? ” Panik Key, Rion yang sibuk dengan laptop nya lalu menatap keduanya.
” Oh... Tenang aja kak, gak papa kok. ” Ucap Askara, wajah Askara memang setiap kali bertemu nampak pucat di mata Key. Yang dia kira wajah Askara mungkin memang seperti itu, tubuh yang rentan dan lemas.
” Cil jawab lo sakit apa?! ” Tegas Key, saat bertanya dengan kedua orang tua Askara mereka juga tidak di beri tahu oleh dokter. Katanya Askara yang minta bahwa penyakitnya tak di beritahukan kepada siapapun termasuk orang tua Askara sendiri.
” Gak papa kak—
” GAK PAPA DARI MANA HAH! ” Bentak nya, Rion yang melihat Key langsung mendekati istrinya itu dan memeluknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Askaraku
Teen FictionMenceritakan seorang pemuda yang sering di panggil Askara, Askara adalah pemuda yang ceria. namun di saat rahasia nya terbongkar nasibnya berubah drastis, rahasia bahwa dia seorang Homo. semenjak itu Askara sering di bully habis-habisan oleh satu se...