Yuta pun sembuh dari sakitnya meskipun dia masih harus tetap ke rumah sakit untuk pengecekan akan sakitnya, tapi hari ini dia niat ke kantor.
" Wah Yuta, saya turut senang dan bangga atas perlakuan yang kamu lakukan kala itu " kata Inspektur Donghae kepadanya.
" Ah pak bukannya itu memang kewajiban kita untuk menjaga mereka? jadi ini tak masalah " jawab Yuta yang mendengarnya.
" Baiklah, jika kau merasa sakit dan tak enak badan kau boleh pulang untuk beristirahat dan jangan memaksakan diri mu " ujar Inspektur Donghae pada akhirnya.
Yuta hanya mengangguk dan tersenyum, dia berjalan menuju meja kerjanya dan melihat Johnny yang tengah memegang kertas tiket.
" Wah, kau mau menonton dengan siapa? " tanya Yuta yang melihatnya.
" Dengan Ten, bisa ku katakan supaya aku tahu apa yang dia sukai juga " balas Johnny yang mendengar itu.
" Ah kalau begitu semoga berjalan lancar " kata Yuta yang menepuk pundaknya Johnny.
Johnny hanya mengangguk dan tersenyum, akhirnya mereka mengerjakan beberapa laporan tentang kasus.
" Johnny! Yuta! ayo ke tkp, kali ini ada kasus penculikan anak, pelakunya belum jauh! " teriak salah satu teman mereka yang membuat mereka segera bergegas.
Johnny menitipkan satu tiket bioskop ke Jennie untuk di berikan ke Ten dan sementara mereka berdua pergi ke tempat tkp.
" Ten! aku punya sesuatu untuk mu! " seru Jennie ketika melihat dia di ruangan berkas forensik.
" Apa itu? " tanya Ten kepadanya.
Lantas Jennie memberikan kertas tiket tadi ke kepadanya, Ten senang atas itu dan mengucapkan terimakasih kepadanya.
Ten kembali ke meja kerjanya sambil membawa berkas-berkas beserta tiket itu, sungguh dia tak bisa berhenti tersenyum karena hal itu saja.
" Wah wah.. teman ku ini terkena serangan cinta dari detektif itu ya? wah... " kata Winwin yang duduk di depannya.
" Ayolah, kau juga mencintai detektif Jepang itu bukan? " tanya Ten yang mengejeknya.
" Hei! tapi itu memang fakta.. " lirih Winwin yang mendengarnya.
" Oh Winwin, kau juga sangat amat mencintai orang Jepang yang cabul itu " lanjut Ten yang mengucapkannya dengan pelan.
" Apa?! Johnny juga seperti itu tapi dia tau cara menahannya, tapi tak apa memang sadari dulu aku mau lelaki Jepang " jelas Winwin yang tadinya mau marah malah menjadi merasa benar.
Akhirnya mereka menyudahi debat itu dan pergi ke meja masing-masing untuk mengerjakan pekerjaannya, berbeda dengan kedua orang yang mereka bahas tadinya.
Johnny dan Yuta tengah mengejar pelaku dari penculikan dan dibantu beberapa anggota lainnya, mereka menjadi mutar-mutar beberapa tempat demi menemukannya.
Disaat Johnny kelelahan, disitulah Yuta berlari sangat kencang demi menemukan sang anak yang dibawa kabur hingga kakinya mati rasa karena berlari selama 18 menit tanpa henti.
Sang pelaku pun menjadi terkepung karena sudah tak bisa melarikan diri, Yuta segera melawannya pertarungan itu cukup sengit.
Sementara Johnny dan lainnya mencoba mencari lokasi Yuta, akhirnya mereka menemukannya dan langsung mengamankan anak-anak tersebut.
Setelahnya pelaku pun berhasil di kalahkan dan dibawa ke kantor polisi, Yuda menyerahkan kepada petugas yang lain untuk mengintrogasinya.
Dia pun kembali berjalan ke luar ruangannya, lalu berjalan ke ruangan Winwin dan memanggilnya.
" Winwin " panggil Yuta yang membuat Winwin langsung melihat ke arahnya.
" Yuta? kenapa kau sangat berkeringatan? " tanya Winwin yang mengajaknya pergi ke kamar mandi sambil menarik tangan Yuta.
Mereka pun masuk di salah satu kamar mandi yang menjadi sempit kalau di masuki secara berdua, hal ini membuat badan Yuta terhimpit dengan badan Winwin.
Winwin mengeluarkan sapu tangan yang sering ia bawa dan mengelap keringat Yuta itu dengan hati-hati supaya bajunya tak basah.
Kepala mereka menjadi sangat berdekatan dan sebenarnya Winwin itu suka lihat Yuta pas keringatan tapi kadang dia gak mau aja liat Yuta keringatan.
" Maaf Win, aku tak bermaksud yang lain.. " lirih Yuta yang meremat dadanya karena dia merasa kesulitan nafas.
Yuta menahan rasa sakitnya karena dadanya sangat amat sakit, Winwin gatau harus ngapain dan dia pun milih narik dasi baju Yuta dan ngecup bibirnya.
Yuta kaget dan dia belum ada buat persiapan, tapi secara otomatis tangan Yuta memegang pipi kanan Winwin dan memperdalam ciuman itu.
Winwin membalas ciumannya lalu mulai mengemut bibirnya dengan kuat, Yuta hanya membiarkannya sambil meremas pantat Winwin pelan.
Habis itu Yuta pun mencium leher Winwin dan membuat banyak tanda disana, lalu mereka pun keluar dan Winwin pun menutupi bekas gigitan itu dengan bedaknya.
Yuta kembali ke mejanya sambil mengusap bibirnya sedari tadi, Johnny heran melihatnya dan ketika dia memperhatikan secara seksama.
Akhirnya Johnny paham kenapa Yuta bisa menjadi seperti itu, dia hanya bisa tersenyum dan menggelengkan kepalanya seakan-akan bahwa apa yang ia pikirkan itu tidak terjadi.
" Yuta? apa kau baru selesai berciuman dengan kekasih mu itu? " tanya Johnny yang membuat Yuda menjatuhkan hp nya.
" Ck, tentu saja tidak " balas Yuta yang berbohong kepadanya.
" Ayolah, di dagu mu ada bekas air ludah Winwin sepertinya " tebak Johnny yang membuat Yuta segera menghapusnya dan melanjutkan pekerjaannya.
" Diamlah John, lanjutkan saja perkerjaan mu " ujar Yuta pada akhirnya.
Jam pulang pun tiba begitu cepat, Johnny dan Ten pun pulang ke apart sambil membeli makan malam, mereka membeli tteokbokki, ramyeon carbonara dan lainnya.
Di apart, Ten langsung menyiapkan makan malam tanpa ganti baju sementara Johnny membuka bajunya tanpa sadar bahwa ada Ten di sana.
Johnny sendiri langsung membukanta di ruang tamu yang searah menuju dapur sekaligus meja makan di sana, dia pun sedikit meregangkan ototnya dan baru mengingat kalau ada Ten.
" Ahh Ten, tak apa kan jika ku buka baju? " tanya Johnny yang sudah terlanjur membuka bajunya.
" E-eh.. tak masalah itu kan hak mu.. " jawab Ten yang menatap tubuhnya bukan matanya.
Tubuh Johnny saat itu sedikit berkeringat karena malam itu panas, dia beberapa tetesan keringat dari lehernya turun secara lolos ke dadanya yang berotot itu.
Ten cuman bisa neguk ludahnya doang karena Ten jadi "sange" gegara hal itu dan dia harus bisa nahan diri buat ga bilang "Johnny, ayo hs sekarang!"
Mereka pun makan malam sambil bercanda satu sama lain tapi tetep aja, Ten ga bisa fokus akan percakapan mereka karena badan Johnny itu terlalu dekat.
Habis selesai makan, Ten membereskan semuanya dan Johnny membantunya mencuci piring. Ketika Johnny ingin kembali ke kamarnya tiba-tiba Ten menarik tangannya.
Dia menarik tangan pria berbadan besar itu dan jinjit lalu mengecup bibir pria itu, tapi tangannya tergerak sendiri untuk mengusap perutnya itu.
Seketika Ten sadar dan langsung melepaskannya, dia membelakangi Johnny sambil memarahi dirinya sendiri saat itu.
Johnny menarik tangan Ten dan menggendongnya, dia mengecup bibir Ten lalu Ten membalas kecupan itu dan Johnny membawanya ke sofa lalu menidurkannya secara pelan-pelan.
Johnny menindih Ten yang sangat kaget karena melihat wajah Johnny yang begitu serius, dia ingin lari tapi tak mau melewatkan kesempatan ini.
Johnny pun melumat bibirnya dan menggigitnya dengan kasar, mengecup lehernya dan membuat tanda yang sangat banyak disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Love Story at Police Headquarters" | Johnten & Yuwin. [SLOW UP]
Mystery / ThrillerHELOO BUKU INI BAKALAN JADI BUKU PERTAMA AKU TENTANG KEPOLISIAN DAN SEBAGAINYA, AKU HARAP KALIAN SUKA BGT SAMA BUKU INI DAN MAAP KALAU GA NYAMBUNG NANTINYA. EVERYTHING IN THIS BOOK IS FICTION OR NOT REAL AT ALL, THIS IS JUST AN ENTERTAINMENT STORY...