Bab 7 : Band Musik (2).

70 20 6
                                    

Haii all maaf ya baru post skrng, kadang mikir buat kasus baru juga hehe

Deduksi Johnny paling ditunggu-tunggu kali ini, dan ternyata ada Ten juga disana yang bekerja pada hari itu.

Dia melihat Johnny yang tak menggunakan pakaian kerja namun masih bisa memecahkan masalah, dan hal itu membuat dia senang jika berbincang dengan Johnny.

" Pembunuhnya adalah Junhan! " seru Johnny yang membuat orang kaget dan langsung melihat ke arah Junhan.

" M-mengapa kau menuduhku, punya bukti tidak?! " balas Junhan yang kini mengepalkan tangannya.

" Kau tadi mengatakan jika kau menyadari kalau kedua senar gitar itu hilang dan senar yang hilang adalah senar pertama dari gitar akustik dan gitar listrik " jelas Johnny yang membuat Junhan kaget.

" Lalu mengatakan jika kau pulang ke rumah untuk mengambil senar baru, otomatis kau akan membuka semuanya kan? " tanya Johnny kepada Junhan yang kaget.

" Buktinya? jari mu berbekas ketika membuka senar itu dan kedua senar tadi kau simpan di kantung celana mu " lanjut Johnny yang membuatnya semakin terpojok akan deduksi itu.

" Permisi Junhan, biarkan aku mengecek badan mu " ucap Ten yang bergegas mengeceknya.

Dan ternyata itu memang benar jika Junhan menyimpannya dan dialah membunuhnya, seketika dia merasa menyesal melakukan hal itu.

" IYA ITU AKU YANG MEMBUNUHNYA, APA KAU PUAS?! " tanya Junhan dengan nada tinggi kepada Johnny.

" Sejujurnya tidak, namun kau sendiri melakukan hal bodoh menurut ku " sahut Johnny yang membuat Junhan semakin kesal.

" Kau bisa menjelaskan segalanya di kantor polisi " ujar Johnny yang selesai akan pemecahan masalah itu.

Dia keluar begitu saja dan membuang sapu tangan karet tadi, dia memilih keluar dari ruangan itu dan tak lama Ten menghampirinya.

" John! " seru Ten yang membuat Johnny langsung menoleh.

" Ah kau rupanya, ada apa? " tanya Johnny yang melihatnya.

" Yuta itu teman kerja mu kan? " tanya Ten yang mengingatnya.

" Benar, apa dia melakukan masalah? " tanya Johnny kepada Ten.

" Tidak, malahan dia tengah berkencan dengan Winwin " jelas Ten yang membuat Johnny kaget.

" Sial memang dia tak bisa di harapkan, aku harap Winwin tak di ajak ke hotel " batin Johnny ketika mendengarnya.

" John? " panggil Ten yang melihat Johnny diam saja sedari tadi.

" A-ah maafkan aku Ten " jawab Johnny yang tersadar.

Akhrinya Ten mengajak Johnny untuk bus bersama kali ini, mereka memutuskan ke taman pada siang itu.

Dihitung-hitung supaya bisa menjadi teman baik, tidak seperti Yuta yang langsung mengambil jalan pintas.

Mereka juga mnengobrol banyak saat itu hingga tak sengaja bertemu dengan kedua pasangan yang mereka bicarakan di awal.

" Ten? coba lihat " bisik Johnny yang membuat Ten langsung melihat ke arah Johnny tunjuk.

Johnny menunjuk ke arah salah satu restoran dan terlihat lah jika Yuta dan Winwin tengah mengobrol bersama, dengan cepat Ten langsung mengambil ponselnya dan memotret mereka berdua.

Johnny juga jadi ikut memotret mereka dan setelah hal itu selesai, baru lah mereka berdua pura-pura berjalan ke arah sana.

" Hai Win " sapa Ten dengan sopan.

" Hai Tennie, kau bersama dia ke sini? " tanya Winwin yang menyadarinya.

Johnny melihat Yuta dan Yuta melihat Johnny dan mereka berdua tengah menahan tawa mereka sejujurnya.

" Hei John, apa yang kau lakukan? " tanya Yuta akhirnya kepada Johnny.

" Kami berdua bertemu setelah menyelesaikan kasus bersama " jelas Johnny dengan pelan.

Ten melihat jam tangannya dan dia ingat jika dia harus kembali ke kantor, dia pun berpamitan kepada tiga orang itu.

" Aku duluan, aku harus kembali ke kantor dan bye Win! " ujarnya yang berlari ke arah jalan lain.

" Aku juga kalau begitu, aku mau ke toko lain " sambung Johnny yang menyadari bahwa dia harus ke tempat lain.

Akhirnya Yuta dan Winwin melanjutkan perbincangan mereka dan bisa dikatakan jika Yuta telah menyukai Winwin.

Sedangkan Johnny tadi hanya pergi ke toko alat musik, lebih tepatnya dia mencari kaset piring hitam yang dia incar saat itu.

Berebda dengan Yuta yang kini menawari Winwin untuk jalan-jalan ke tempat lain saat itu, dan Winwin menerimanya dengan senang hati.

Tak lama hp Yuta berdering yang menandakan ada telepon dari Johnny, dia izin pergi sebentar dan mengangkatnya.

" Halo John? ada apa? " tanya Yuta yang menjawabnya.

" Kau di panggil ke kantor, inspektur Donghae menyuruh mu " jawab Johnny yang membuat Yuta kaget.

" Ayolah hari ini aku libur, mengapa aku harus di panggil? " tanya Yuta lagi yang mulai kesal.

" Mana aku tahu, itu inspektur yang mengatakannya " lanjut Johnny dengan santainya.

Tak lama Yuta pun mematikan teleponnya dan mau tak mau dia harus mengatakan hal tadi kepada Winwin.

Winwin pun menjawab jika ia juga harus ke kantor pada saat itu, lalu memutuskan untuk pergi ke kantor bersama.

Johnny sendiri asik tengah memilih kaset piring hitam dan tak lama dia mendengar ada orang yang berteriak akan pencuri.

Dengan cepat Johnny langsung keluar dan menanyakan kepada orang-orang, dia melihat pencuri itu dan mengejarnya.

Johnny mengejarnya dengan cepat dan ternyata pencuri itu sangat lincah, hingga hampir ada 20 menit lebih Johnny mengejarnya.

" Mindless thief " bisik Johnny yang memakaikan borgol ke tangan pencuri itu.

" Shut up b*tch " balas pencuri itu yang kesal.

"Love Story at Police Headquarters" | Johnten & Yuwin. [SLOW UP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang