Yuta sendiri tengah menahan rasa sakit yang ia dapatkan dari tusukan pisau berlumuran racun itu, untungnya sudah di tangani.
Tapi racun itu benar-benar menyebar dengan cepat, hal ini membuat dia terjatuh dan mulutnya mengeluarkan busa.
Dia mengerang kesakitan karena dia tak sanggup menahan rasa sakitnya, untungnya ada perawat yang melihatnya dan bergegas membawa dia ke ruang instalasi gawat darurat.
Namun Yuta sendiri harus di operasi dan tak ada lagi siapapun yang datang kesana, dokter disana langsung mengoperasikannya meskipun dia seharusnya mencari wali Yuta.
Yuta pun di operasi dan itu berlangsung cukup lama, operasinya berlangsung sekitaran 3 jam lamanya dan sejujurnya para dokter dan orang-orang yang ada di dalam itu sangat kesulitan untuk menghentikan racunnya.
Tapi sang dokter berusaha untuk menghentikannya dan akhirnya itu berhasil meskipun dia sendiri kelelahan hebat rasanya.
Yuta yang sudah operasi pun di antar ke ruangan yang dimana dia sendiri baru sadar, jika dia sudah menjadi pasien disana.
" Permisi? apa yang terjadi? kenapa aku bisa menjadi pasien? " tanya Yuta kepada salah satu perawat.
" Ah anda tadi mengerang kesakitan akan bahu anda dan kami langsung membawa anda ke ruangan operasi karena suruhan dokter, tolong panggil wali anda untuk menyelesaikan pembayarannya. " jawab perawat itu yang membuat Yuta mengambil hpnya.
" Saya saja yang bayar, sekalian membayar wanita yang lehernya tergores tadi " ucapnya yang membuat perawat itu meninggalkannya sejenak.
Dia menatap ke jendela yang dimana hari sudah malam, dia mengecek hpnya dan rupanya sudah jam 9 malam lewat 24 menit.
" Aku harus apa? " batinnya yang tiba-tiba merasa terhenti.
Tak lama perawat itu pun membawa nota pembayarannya dan beberapa kertas lainnya, Yuta langsung menandatangani dan membayar semuanya.
Setelah itu sang perawat berterima kasih kepadanya dan meninggalkannya disana, hingga ada beberapa orang yang datang ke saja.
" Sialan! kau melukai dirimu sendiri bodoh! " ujar Johnny yang begitu kesal kepadanya.
" Yuta... " lirih Winwin yang melihat kondisinya.
" YUTA! BERANINYA KAU MEMBUAT TEMAN KU MENANGIS! " sentak Ten yang emosi.
" A-ahhh... tenang dulu, aku mohon untuk kalian bertiga tenang dahulu supaya ku jelaskan " kata Yuta yang menyuruh mereka untuk tenang.
" Jelaskan ya bajingan, aku ingin mengetahuinya. " ujar Johnny dengan penuh penekanan.
Akhirnya Yuta menceritakan segalanya dan rupanya tebakan Johnny memang benar jika Yuta mendapatkan sesuatu yang aneh dari orang lain.
" Jadi karena pria tadi kau pergi ke sana? apa pria itu sudah tertangkap? " tanya Ten yang membuat Yuta mengangguk.
" Sudah, aku tadinya ingin pulang tapi sialnya racun itu menyebar dengan cepat " ujar Yuta yang tersenyum kepada mereka.
" Kau bodoh? kau sudah sakit begini masih bisa senyum " kata Winwin yang memarahinya.
" Kau masih ingin marah? marahi saja, aku mengatakannya bukan berarti aku haus perhatian tapi aku mengakui jika aku salah " ucapnya yang membuat Winwin menjadi emosi.
Lantas Winwin memarahinya karena Yuta tak memberitahunya akan ini, tapi Yuta berfikir jika dia tak ingin membuat Winwin masuk rumah sakit karena dirinya.
Dia terus saja mengomel panjang lebar dan Yuta menerima setiap omelan itu, berbeda dengan Johnny dan Ten yang keluar dari sana.
" Jo? Yuta itu benar-benar mementingkan orang lain ya? " ujar nya yang menatap langit karena bersinar terang oleh bulan saat itu.
" Iya dia memang seperti itu, makanya dia menerima Winwin dengan emosinya yang meledak-ledak itu " jawab Johnny yang membuat Ten mengangguk.
" Jo? apa kau juga sama seperti Yuta? menerima diriku apa adanya? " tanya Ten tiba-tiba kepadanya.
" Hei? aku kan sudah pernah mengatakannya kepada mu jika aku menerima dirimu apa adanya, karena aku tahu kau punya kekurangan dan aku juga punya itu " sahut Johnny yang membuat Ten melihat ke arahnya.
" Ten? jangan pertanyakan hal yang sudah jelas akan jawabannya, jangan mengulangi hal yang sama " kata Johnny yang mengelus pundaknya.
" Kalau kau memang kelelahan dan ingin bersandar, aku ada disini " lanjut Johnny yang membuat Ten langsung memeluknya.
Johnny mengelus kepalanya dengan lembut dan setelah pelukan itu, Ten tersenyum kepadanya dan Johnny juga membalas senyuman itu.
" I love u Jojo " bisik Ten yang tertawa setelahnya.
" Jojo? " tanya Johnny yang penuh rasa heran.
" Iya haha, itu lebih baik dibanding Jo saja " jawab Ten yang masih tertawa.
" Oh, I love u too kitten. " bisik Johnny balik yang membuat Ten kaget.
" Kitten? kau kira aku ini anak kucing? " tanya Ten yang membuat Johnny tertawa.
" Bukan tapi kau ibu kucing karena kau sangat suka dengan kucing bukan? " tanya Johnny yang membuat Ten mengangguk.
" Tidak salah juga, tapi jangan kira dengan nama ku Ten kau jadi bisa memanggilku kitten! " seru Ten yang memarahinya.
" Idc about it darl, love u kitten. " ujar Johnny yang tak lagi menatapnya.
Akhirnya Ten hanya bisa marah dan mereka kembali lagi ke ruangan Yuta tersebut, Yuta belum bisa dinyatakan sembuh jadi dia masih harus tinggal disana.
" Kalau begitu Winwin akan ke rumah dulu untuk mengambil barang-barangnya dan punya mu nantinya " ucap Ten yang mendapat anggukan dari Winwin.
" Ah kalau begitu pulang saja, aku tunggu disini " jawab Yuta yang membuat mereka bertiga pulang dahulu.
Johnny mengantar Winwin ke apartnya dan ke apart Yuta, karena mereka berdua tidak tinggal bersama. Setelahnya Winwin pun pergi ke rumah sakit naik taksi.
Sementara Johnny dan Ten tak datang lagi ke sana karena sudah larut, mereka pergi ke rumah sakit saja sudah jam 10 malam karena baru mengetahui hal itu dari anak kantornya.
Johnny dan Ten sampai di apart dan langsung masuk ke dalam karena sangat dingin, Johnny sendiri mengganti bajunya dengan baju tebal.
Ten hanya memakai jaket tebalnya itu dan sarung tangan yang tebal, dia jalan ke kamar Johnny dengan rencana ingin menanyakan sesuatu akan sebuah kasus.
" Joo! apa kau sudah tidur? " tanya Ten dari luar pintu dan tak lama pintu terbuka.
" Ada apa? " tanya Johnny yang membuka pintu.
Dengan cepat Ten memeluk badannya dan mengelus pinggangnya dengan lembut, Johnny sendiri kaget akan hal ini jadinya.
" Hehehe aku hanya ingin memeluk mu saja karena malam ini dingin, aku harap ini membuat mu hangat sejenak " jelasnya yang tersenyum hangat.
" Thanks for your hug Ten, aku suka akan ini " sahut Johnny yang membalas pelukannya.
" Bagaimana jika kau tidur bersama ku? rasanya tak akan hangat jika tidur sendirian saja " kata Johnny secara tiba-tiba.
Selama Ten tinggal di apart Johnny, dia memang tidur di kamar yang ada di lantai bawah, baru kali ini dia tidur disana dan hal ini membuat dia bingung.
" Apa ini tak apa? kau tak akan macam-macam kan? " tanya Ten kepadanya.
" Ayolah aku bukan Yuta sayang, jadi jangan samakan aku dengan Yuta " balas Johnny yang membuat Ten curiga.
" Ya ya " jawabnya dengan singkat.
Akhirnya mereka tidur bersama dalam pelukan satu sama lain, dibawah satu selimut yang sama dan Johnny mengelus punggung Ten dengan hangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Love Story at Police Headquarters" | Johnten & Yuwin. [SLOW UP]
Mistério / SuspenseHELOO BUKU INI BAKALAN JADI BUKU PERTAMA AKU TENTANG KEPOLISIAN DAN SEBAGAINYA, AKU HARAP KALIAN SUKA BGT SAMA BUKU INI DAN MAAP KALAU GA NYAMBUNG NANTINYA. EVERYTHING IN THIS BOOK IS FICTION OR NOT REAL AT ALL, THIS IS JUST AN ENTERTAINMENT STORY...